Mensos Santuni TKI yang Lumpuh
By: admin
Kamis, 23 Mei 2013
0
pkssiak.org - Menteri
Sosial Salim Segaf Al Jufri memberikan santunan kepada Warniati (28),
tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengalami kelumpuhan kaki karena
jatuh.
Santunan berupa uang dan sembako diserahkan Mensos saat mengunjungi bilik tempat tinggal Warniati bersama suami dan ketiga anaknya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis.
“Santunan ini bentuk kepedulian dan perhatian kami agar masyarakat merasa tidak ditinggalkan,” kata Mensos.
Warniati menjadi TKI di Arab pada 2011 dan ia pulang ke Tanah Air pada 2012 dengan kondisi lumpuh dari pinggang ke kaki.
“Kerja di Arab 2011 pulang 2012 kondisinya sudah seperti ini, saya jemput ke Jakarta,” kata Burhanuddin, suami Warniati.
Sejak tidak bisa berjalan, Warniati hanya terbaring di bilik berukuran 2×1,5 meter beralaskan kasur yang menipis. Ia menghabiskan siang hari di bilik tersebut dan dibawa masuk ke bilik yang lebih besar di malam hari.
Burhanuddin hanya bekerja sebagai pengamen dengan penghasilan tidak menentu, ia harus mengurus istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
Menurut Warniati, kelumpuhan yang dialaminya karena terjatuh dari kursi saat membersihkan kipas angin di rumah majikannya. Ia mengaku sempat berobat namun lama-kelamaan kakinya tidak bisa digerakkan hingga tidak bisa berjalan.
“Saya minta pulang ke Indonesia, semuanya dengan biaya sendiri. Harapan saya bisa sembuh dan bisa jalan lagi,” kata Warniati. [dp/rb/ant]
Santunan berupa uang dan sembako diserahkan Mensos saat mengunjungi bilik tempat tinggal Warniati bersama suami dan ketiga anaknya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis.
“Santunan ini bentuk kepedulian dan perhatian kami agar masyarakat merasa tidak ditinggalkan,” kata Mensos.
Warniati menjadi TKI di Arab pada 2011 dan ia pulang ke Tanah Air pada 2012 dengan kondisi lumpuh dari pinggang ke kaki.
“Kerja di Arab 2011 pulang 2012 kondisinya sudah seperti ini, saya jemput ke Jakarta,” kata Burhanuddin, suami Warniati.
Sejak tidak bisa berjalan, Warniati hanya terbaring di bilik berukuran 2×1,5 meter beralaskan kasur yang menipis. Ia menghabiskan siang hari di bilik tersebut dan dibawa masuk ke bilik yang lebih besar di malam hari.
Burhanuddin hanya bekerja sebagai pengamen dengan penghasilan tidak menentu, ia harus mengurus istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
Menurut Warniati, kelumpuhan yang dialaminya karena terjatuh dari kursi saat membersihkan kipas angin di rumah majikannya. Ia mengaku sempat berobat namun lama-kelamaan kakinya tidak bisa digerakkan hingga tidak bisa berjalan.
“Saya minta pulang ke Indonesia, semuanya dengan biaya sendiri. Harapan saya bisa sembuh dan bisa jalan lagi,” kata Warniati. [dp/rb/ant]
DPD PKS Siak - Download Android App