Berarti ILC malam ini akan seru, PKS akan dihajar habis, ibarat anak kecil, PKS akan dimainkan oleh teman-teman yang datang di forum. Mulai kamera menshoot peserta, Johan Budi, Abdullah Hehamahua, S. Batugana, ICW full team, dan beberapa profesor dan ahli yang nampak tak asing di ILC.
Meja PKS kosong, ke mana mereka? Ada apa? Trus mau seperti apa jalannya ILC tanpa kehadiran PKS. Karni Ilyas menjelaskan PKS tidak datang karena ada himbauan untuk tidak datang dari ketua umum (Presiden-red), yang lain hanya menduga-duga.
Pagi ini coba tak googling adakah penjelasan dari PKS kenapa tidak datang ILC, ternyata nihil. Maka, saya mencoba menafsirkan sendiri kira-kira alasan apa yang membuat PKS tidak datang ke acara ILC.
Sebelumnya saya mohon maaf, tulisan saya subyektif, hanya suara pemirsa.
Pertama, harus dipahami tidak menghadiri ILC itu tidak berdosa, tidak bersalah di mata hukum dan juga tidak salah di mata masyarakat.
ILC hanya forum, isinya hanya diskusi, live dan publik dapat melihat dan menilai tapi tidak berkekuatan hukum.
Kedua, apa yang dibahas di ILC itu membuat pemirsanya menjadi cerdas atau malah membuat pemirsanya menjadi bingung terhadap permasalahan yang dibahas. Maka jangan heran, jika rating sinetron lebih tinggi dari rating diskusi.
Tentang alasan kenapa PKS tidak datang, menurut saya kuncinya ada pada pernyataan Johan Budi “kita buktikan saja di pengadilan.”
Jika masalah yang dihadapi di ILC adalah LHI, maka persidangan sudah dimulai dan fakta sudah mulai terungkap. Dalam persidangan, terungkap LHI tidak menerima dana, PKS tidak menerima dana dan AF bekerja atas nama sendiri bukan atas nama PKS, PKS hanya dicatut namanya.
Fakta persidangan yang kemarin terungkap itu adalah sesuatu yang selama ini berserakan, diterjemahkan sendiri dan diwacanakan banyak pihak itu telah mengkristal di persidangan, LHI tidak terbukti.
Jika PKS datang dan menanggapi masalah yang kemarin disidangkan, malah dikhawatirkan masalah yang sudah mengkristal menjadi berantakan, menjadi cair kembali dan menjadi wacana.
Ingat, hasil persidangan berakhir dengan sesuatu yang pasti, berkekuatan hukum sedangkan ILC hanya wacana. Ibarat hidup bertentangga, jauhilah tetangga yang suka bergosip karena tidak menimbulkan manfaat. Sesekali PKS diharuskan tampil di media untuk bicara, selebihnya akan membuat gaduh.
Usaha PKS untuk LHI sudah sampai di pengadilan, mari kita kawal persidangan. Hindari banyak bicara di forum yang tidak bermanfaat.
Kemarin-kemarin, PKS melalui Fahri Hamzah, Al-Muzzamil dan Mardani sudah terlalu banyak bicara, sekarang mereka diam dan yang banyak bicara adalah hasil persidangan. Kita semua mengawal.
Kasus LHI diharapkan oleh si pembuat kasus dan supporternya membuat PKS sibuk dengan kasus dan membuat masyarakat mewacanakan keburukan PKS. Stasiun TV, media OL, dan beberapa forum diskusi ingin PKS menjadi sibuk, termasuk ILC.
PKS tetap sibuk dengan agendanya untuk menuju 3 besar dan memenangi pemilukada, LHI biarlah KPK dan pengacara saja yang sibuk.
Bagi kompetitor, kasus LHI ini (diharapkan) menimbulkan efek jangka panjang yaitu turunnya suara PKS di 2014, jangka pendeknya adalah kompetitor menang di pilkada.
Secara internal, pimpinan dan kader PKS mengharapkan kasus LHI membuat PKS semakin giat bekerja, menebar cinta, menjaga harmoni dalam bermasyarakat.
Bagi kader, kasus LHI diharapkan mampu mendekatkan yang jauh, merekatkan yang dekat dan semakin menambah rasa saling percaya dalam berjamaah (berpartai-red).
Selanjutnya, mari kita ikuti dan kita kawal persidangan LHI! (/USB/dakwatuna)