"Melawan Hegemoni Rezim Intelejen" | by @Fahrihamzah
By: Abul Ezz
Senin, 20 Mei 2013
0
- Hukum tidak mencari kesalahan orang, hukum adalah untuk 'penjahat'. Operasi intelijen bukanlah penegakan hukum.
- Kalau ada yg tak pernah salah di dunia ini, tunjukkan padaku, aku akan menjadikannya nabi.
- Tapi, nabi sdh tak ada, Tuhan menghentikannya 15 abad silam. Artinya tak ada lagi orang ma'sum (bersih dari salah).
- Bahkan nabi yang ma'sum itu pun pernah berbuat salah tetapi kesalahannya langsung ditegur Tuhan dan menjadi dalil.
- Nabi pernah mengharamkan madu bagi dirinya maka Tuhan tegur, "mengapa kau haramkan yg dihalalkan... (66:4).
- Tapi kita, adakah Tuhan akan menegur kita jika berbuat salah? itu private sifatnya. Tak ada lagi nabi...tak ada lagi..
- Tapi hukum tidak berlaku di wilayah private kita, biarlah Tuhan menegur kita sendiri pada wilayah iman kita masing2.
- Hukum yang berlaku di wilayah private baru menjadi masalah jika terkait dengan orang lain.
- Jika ia individu disebut perdata dan jika ia negara di sebut pidana...karenanya pidana disebut hukum publik.
- Kembali karenanya pada fungsi hukum...dia tdk mencari orang salah..dia mencari orang jahat.
- Apa beda "orang jahat" dan "orang salah"? Bedanya pada motif perbuatan.
- Orang jahat, punya niat dan merencanakan kejahatannya untuk tujuan yang jahat juga.
- Tetapi orang seperti itu tidak banyak dan kalau ada yg mencuci otak publik seolah ("orang jahat" itu) banyak, curigailah...
- Pasti itu adalah "proyek" pemberantasan kejahatan "untuk merampok" uang negara secara legal.
- Apalagi jika mereka kampanye terus bahwa kejahatannya tambah banyak... kita perlu tambah curiga.
- Karena sebetulnya mereka orang2 gagal tapi memakai kampanyenya agar kita memaklumi kegagalannya.
- Orang jahat itu sedikit apalagi dalam tubuh bangsaku yang mulia... aku menangis melihat tuduhan mereka.
- Orang yang meniatkan kejahatan atau merencanakan kejahatan pun sebetulnya tidak bisa dihukum.
- Karena itu di seluruh dunia, operasi intelijen dan hasil sadapan tdk bisa jadi alat bukti hanya bisa menjadi petunjuk.
- Di Indonesia semua itu jadi alat negara untuk memukul rakyatnya... operasi intelijen dan sadapan kentara dalam hukum.
- Saya teringat desertasi Busyro Muqaddas saat membela Abubakar Baasyir... Hegemoni Rezim Intelijen.
- Tapi Busyro sekarang berkuasa.. dan apa yang ditentangnya dipakainya atas nama Negara Darurat Korupsi.
- Mirip orde baru yang menumpas rakyat dengan opsus atas nama Negara Darurat Subversi.
- Sementara kita, yang lahir sebagai anak kandung reformasi telah menuliskan amandemen ke-4 (UUD).
- Negara telah kita awasi ketat dan hak-hak rakyat sipil telah dikuatkan... ini fight kita.
- Fight kita adalah mempertahankan kebebasan sipil dan mencegah negara menggunakan kekuasaan semena-mena.
- Negara boleh darurat korupsi atau teroris atau narkoba atau apapun... tapi akal lah yg bisa mengatasinya bukan kuasa tok!
- Kekuasaan yang besar pada aparat yang sama bego-nya hanya hasilkan komplikasi masalah.
- Bagaimana tidak komplikatif jika membedakan salah dan jahat saja tidak sanggup.
- Akhirnya merekayasa supaya kesalahan sama dengan kejahatan.. alat bukti dibuat dan dicuri... dan menghukum jadi prestasi.
- Demokrasi tidak bekerja seperti ini... ini adalah respon negara otoriter yang sudah kita tinggal.
- Demokrasi bekerja dengan asumsi terbalik... bahwa rakyat lebih penting dari negara... (kapan2 kita bahasa). End.
DPD PKS Siak - Download Android App