pkssiak.org - Pemberantasan korupsi yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
belakangan menampilkan wajah yang berbeda dari sebelumnya. Kini, wajah
molek menghiasi ruang publik, khususnya terkait kasus suap impor daging
sapi yang menyeret Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. KPK
pertontonkan 'KPK-Tainmeni'?
Sejumlah perempuan pesohor belakangan kerap wira-wiri di kantor KPK.
Sebut saja artis lawas Ayu Azhari, model majalah dewasa Vitalia Sesha,
dan pedangdut Sefti Sanustika. Mereka dipanggil ke KPK terkait dengan
jeratan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) kepada Ahmad Fathanah yang
juga orang dekat bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Di
samping nama-nama yang telah dipanggil KPK, turut meramaikan juga
sejumlah nama perempuan cantik lainnya.
Masih terkait dengan TPPU, Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan
(PPATK) juga melansir terdapat aliran dana yang mampir kepada 20
perempuan yang berasal dari Ahmad Fathanah. Entah kebetulan atau ada
kesengajaan, PPATK menyebut aliran dana Ahmad Fathanah terhadap 20
perempuan.
Kepala PPATK Muhammad Yusuf saat dikonfirmasi INILAH.COM terkait apakah
ada aliran dana dari Fathanah ke elit partai politik di luar PKS, Yusuf
meyebutkan hingga saat ini belum diketemukan aliran dana tersebut. "Kita
belum temukan," kata Yusuf melalui BlackBerry Messenger.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Indra menilai yang terjadi di KPK
saat ini terjadi KPK-Tainment terkait ingar bingar yang muncul di
publik. "KPK-tainment dalam kasus LHI memang sebuah kata yang cocok
mewakili ingar-bingar media dalam mem-blow up tindak tanduk KPK dalam
menangani kasus ini," ucap Indra.
Menurut Indra, publik dapat menilai paradoksal dalam penanganan kasus
LHI. Seperti mana yang fakta dan mana yang brainwash, mana yang
informasi dan mana yang sekadar pengiringan opini. "Mana agenda
penegakkan hukum dan mana yang agenda pesanan politik," tegas Indra
Hal senada juga ditegaskan mantan Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir
Djamil. Ia menilai KPK saat ini telah menayangkan adegan hukum yang
menjurus entertainment. "KPK sudah seperti menayangkan adegan-adegan
hukum yang menjurus seperti "entertainment"," tuding Nasir.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Almuzammil Yusuf menyebutkan Ahmad
Fathanah bukanlah kader PKS. Aliran dana kepada 20 perempuan, kata
Muzammil tidak berpengaruh pada PKS. "AF (Ahmad Fathanah) bukan kader
dan pengurus PKS. Bahkan pengakuan AF sendiri ke Ayu Azhari, AF bukan
pengurus PKS," tegas Muzammil.
Sebelumnya Juru Bicara KPK Johan Budi menegaskan tidak ada motif politik
dalam agenda pengusutan kasus suap impor daging sapi yang melibatkan
Luthfi Hasan Ishaaq. Johan justru menegaskan pihaknya cinta dengan PKS
dan partai politik lainnya. "Karena partai adalah sumber pemimpin
bangsa," sebut Johan. [mdr/inilah]
*http://nasional.inilah.com/read/detail/1989585/media-massa-blow-up-kpk-tainment#.UZSIdEq0Iis