by Andri Nugraha
***
pkssiak.org - Masyarakat Indonesia selama 6 bulan terakhir ini dibuat terkejut dengan
kemunculan seorang gadis bernama Fatin Shidqia Lubis. Gadis SMA berusia
16 tahun yang di awal kemunculannya menggunakan seragam sekolah dalam
video youtube ini sangat menyita perhatian publik.
Tidak hanya publik Indonesia, bahkan Bruno Mars pun memasang video
fenomenalnya itu di website pribadinya. Lenka yang sempat tampil di
panggung X Factor Indonesia pun menjagokannya selain menjagokan Mikha
Angelo. Dan beberapa wartawan Perancis yang meliput Anggun C. Sasmi ikut
terkagum dengan Fatin Shidqia yang cantik dengan jilbabnya itu. Dan
malam tadi (Jum’at, 24/5/2013), masyarakat Indonesia menasbihkannya
sebagai juara ajang pencarian bakat itu dengan unggul 51:49 dari Novita
Dewi dalam voting SMS dan line telepon.
Di sisi yang lain, selama beberapa bulan terakhir dalam dunia politik
kita menyaksikan prahara yang menimpa PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
Kalau kita cermati, antara Fatin dan PKS ada benang merah yang bisa kita
tarik dari keduanya. Bahwa kedua-duanya sama-sama menggunakan atribut
Islam dalam dunianya masing-masing. Fatin dengan hijabnya dan PKS dengan
platform perjuangannya. Namun, kita lihat penerimaan publik secara umum
akan kedua hal tersebut begitu berbeda. Fatin dengan gegap gembita
berhasil memenangkan wacana publik, sementara PKS tengah berjuang dalam
badai hinaan dan fitnah. Apa faktor yang membedakannya sehingga
menghasilkan hasil yang berbeda?
Jika kita cermati Fatin dan PKS sama-sama memiliki Faktor X. Ada sesuatu
yang membuatnya berbeda di awal kemunculannya dengan yang lain, ada
diferensiasi. Dan faktor X itulah yang membuat publik sadar dan tahu
bahwa Fatin bukanlah sekadar penyanyi yang akan datang dan pergi begitu
saja, dia menawarkan sesuatu hal yang unik dan baru dalam jagat musik
Indonesia. Begitu pun dengan PKS yang di awal kemunculannya sempat
menyita perhatian publik dengan tagline partai yang lebih humanis dan
berjiwa sosial. Namun selanjutnya apa yang terjadi?
Fatin di tengah tangga menuju juara X Factor Indonesia banyak sekali
mengalami aral rintangan. Bahkan yang terparah adalah ketika dia lupa
lirik lagu Everything at Once – Lenka. Ketika itu setelah
menyanyikan lagu dia menangis dan sang mentor, Rossa memeluknya erat
bahwa di kesempatan lain Fatin harus tampil dengan lebih maksimal. Saat
itu banyak yang meragukan Fatin bahkan para haters banyak menghinanya di
media-media sosial. Fatin tidak menyerah dan setelah itu dia ‘balas
dendam’ dengan tampil maksimal menyanyikan lagu Grenade – Bruno Mars
yang penampilannya 3 kali lebih bagus dari penampilannya ketika audisi.
Tidak sampai berhenti di situ. Fatin pun sempat difitnah bahwa di salah
satu performance di Gala Show, baju yang ia kenakan sobek sehingga
mempertontonkan auratnya. Banyak sekali haters yang mencercanya
sampai-sampai sang mentor, Rossa harus mengklarifikasi bahwa baju yang
ia pilihkan untuk Fatin memang modelnya seperti itu. “Itu bukan sobek
tapi modelnya memang seperti itu. Itu bukan kulit tapi warnanya memang
seperti” jelasnya. Banyak yang tidak percaya bahkan para haters semakin
giat mencerca Fatin.
Apa yang dilakukan Fatin menghadapi fitnah dan cobaan seperti itu? Dia
tetap tersenyum, tertawa, dan bernyanyi dengan riang gembira. Memang
begitulah cara yang paling ampuh untuk menghadapi hambatan dan cobaan.
Prof. Rhenald Kasali bahkan pernah berujar bahwa cara-cara protektif dan
reaktif dalam menanggapi suatu isu malahan justru akan semakin
melekatkan objek isu itu dengan isunya. Maka biarkanlah anjing
mengonggong kafilah berlalu. Klarifikasi seperlunya, lupakan, dan
teruslah bernyanyi.
Anis Matta pun pernah berkata bahwa tidak boleh ada satu pun kejadian
yang boleh mencabut kebahagiaan dari hati kita. Kata-kata Anis Matta ini
seharusnya diresapi oleh seluruh kadernya untuk menghadapi prahara yang
menimpa mereka.
PKS juga harusnya lebih sibuk bekerja dan berjuang untuk Indonesia
daripada sibuk meladeni para haters. Karena begitulah hidup. Kalau ada
yang suka, PASTI ada juga yang benci (haters).
PKS pun tidak boleh ragu dengan jalan yang dia ambil karena
pendapat-pendapat yang mengatakan Islam tidak akan bisa meraih simpati
publik. Hal ini dengan sendirinya telah terbantahkan dengan Fenomena
Fatin Shidqia Lubis. Dan semoga Fatin dengan lagu barunya ‘Aku Memilih
Setia’ yang akan di-release di 600 radio Indonesia bisa terus sukses dan
PKS bisa meraih cita-citanya 3 besar di Pemilu 2014. ***
*http://politik.kompasiana.com/2013/05/25/pks-harus-belajar-dari-fatin-shidqia-563104.html