"Kesaksian" Akhwat USA tentang Sumber Harta Ustadz Luthfi
By: admin
Jumat, 31 Mei 2013
0
"Allah-lah Sang Maha Kaya itu...."
pkssiak.org -
Ina Khikmawati
Montana,USA 2013
Ingin menyampaikan rasa terimakasih dan harunya kepada Ust Luthfi Hasan
Ishaq (Presiden PKS), Ust. Ahzami Samiun Jazuli dan Ust. Nurmahmudi
Ismail (Walikota Depok), wabilkhusus DPP PKS Bid Kewanitaan dan urusan
rumah tangga kader. Serta sahabat-sahabat saya yang selalu menghadirkan
wajah saya dalam Rabithah kalian, baik yang saya kenal maupun yang tidak
saya kenal, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Tidak ada ucapan yang lebih baik ,selain Jazakumullohu khairon jaza'....
Semua adalah rencana Allah SWT. Tidak ada yang paling sempurna skenarionya selain skenario Alloh.
..............Semua berawal dari sini...........
DPP PKS mengadakan pertemuan keluarga kader se-Jabodetabek. Seperti biasanya, kalau judulnya keluarga kader, tentu yang hadir kebanyakan adalah para kaum ibu-ibu.
Tapi yag paling istimewa adalah kehadiran para mantan presiden PKS dari era pertama (jaman PK), sampai terkini. Yakni , DR. Hidayat Nurwahid (HNW), Ust. MUzammil Yusuf, Ust. Nurmahmudi Ismail, Ust. Luthfi Hasan Ishaq. Saya merasa beruntung sekali karena bisa bertemu dengan mereka, ini adalah kesempatan langka bagi saya.
Hadir sebagai peserta pertama, karena kebetulan hari itu ada acara juga di tempat lain. Sehingga saya bisa langsung datang ke acara tepat waktu.
Acara berjalan seperti biasa, ada sambutan, dan taujih.
Taujih disampaikan oleh DR. Ahzami Samiun Jazuli, tentang keluarga, peran orang tua, dan pendidikan anak.
Ah, kesempatan saya untuk bertanya kepada salah satu ustadz yang cukup terkenal di Bekasi ini.
Saya bertanya tentang bagaimana cara mendidik anak untuk para single parent, agar anak-anak tetap tumbuh seperti anak-anak yang didampingi lengkap oleh kedua orang tuanya.
Ustadz Ahzami menyampaikan jawabannya dengan diselingi gurauan yang menyejukkan.
Setelah Ustadz Ahzami selesai menjawab, tiba-tiba ust Luthfi Presiden PKS berdiri dan bertanya kepada saya...
"Ibu,...suami ibu dimana?" tanya beliau pelan, spontanitas.
"Di Amerika, Ustadz." Jawab saya spontan juga, agak malu-malu plus deg-degan karena gak menyangka akan ditanya seperti itu.
"Tadi ust. Nurmahmudi Ismail (walikota Depok-red) dan saya berbisik-bisik.. beliau mau membiayai tiket perjalanan ibu untuk bertemu suami ke Amerika, nanti teknisnya kita bicarakan," ucap beliau singkat.
"Allohu Akbar.. Allohu Akbar.." seisi ruangan serbaguna DPR RI Kalibata sontak riuh dengan kalimat thoyyibah itu.
Saya sendiri tidak menghiraukan, hanya bisa sujud syukur. Tak henti-hentinya kupanjatkan kepada Alloh.
Teringat doaku yang "tak bermutu"..
"Yaa Alloh pertemukanlah saya dengan suami saya, pertemukanlah anak-anak dengan abinya.. kami sudah kangen sekali... saya tidak tahu caranya, tapi Engkau punya cara yang indah untuk mempertemukan kami"...
Dan ternyata inilah jawabanNya...
Saya sendiri kurang yakin, lalu saya temui beliau di depan mobil beliau, diantara kerumunan wartawan, saya katakan,
"Ustadz, jazakallahu khairan jaza'..."
"Ya, ukhti, waiyyaki, nanti biar semua diurus," jawab beliau
***
Karena berbagai urusan keluarga yang harus saya selesaikan, juga aktifitas sebagai single parent, harus kesana kemari, antar jemput anak-anak serta cuci nyeterika (lho kok malah curhat..hehhe), saya sempat lupa dengan janji pak Presiden ini.
Hingga akhirnya saya ditelpon oleh teman saya di DPP PKS.
"Bu Ina, pak Nurmahmudi berkali-kali nelpon bu Ina, tapi gak diangkat-angkat, kalau sempat call back beliau, atau hubungi ajudannya, ini nomornya.."
Mashaa Allah, saya baru teringat beberapa hari ini, HP nya low batt and gak saya charge.
Ah, macam orang penting saja aku nih, ditelpon sama orang nomer satu di Depok, padahal kenal pun enggak. Apalagi kontribusiku di PKS bisa dibilang gak ada, nyusahin iya, kali..hiks.
Mashaa Allah, inikah ukhuwah itu?
***
Ketika gonjang ganjing perihal harta kekayaan Ustad LHI, dan petinggi-petinggi PKS itu, saya ingin teriak...
Bukan ingin membela mereka, karena mereka sudah berbuat baik kepada saya dan keluarga, tapi saya ingin membela kebenaran firman Allah :
"Orang-orang yang menfkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS al-baqarah [2]: 24).
”Dan kebaikan sekecil apapun yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.”(QS. Al-Muzammil: 20)
Kenapa harta mereka sepertinya bertambah dan bertambah, bahkan sebagian sampai terlihat berlebihan di mata orang lain?
Saya hanya bisa berguman dalam hati,
"Bagaimana Allah akan mencegah rezekiNya, kalau infaknya saja begitu ringan mereka keluarkan?"
Balasan di dunia sudah Allah tampakkan, semoga Allah sisakan juga pahala di akherat, aamiin...
Betapa saya melihat dengan kepala sendiri, bagaimana mereka tidak bergantung pada dunia ini, tapi dunia ini menjadi wasilah mereka untuk berbuat kebajikan.
Jadi buat yang masih bertanya-tanya dari mana harta mereka?
Sejatinya saya ingin mengajak, terutama kepada diri saya pribadi,
Mari kita tengok, berapa besar infak yang kita keluarkan?
Sudah berapa harta yang paling kita cintai, kita serahkan ke jalan Allah, atau kita infakkan kepada orang yang membutuhkan?
Atau jangan-jangan kita hanya berinfak dengan recehan, sambil menyimpan harta kesayangan kita, lalu berharap kepada Allah dengan harapan semu?
Wallohu A'lam bishowab
Ina Khikmawati
Montana,USA 2013
DPD PKS Siak - Download Android App