pkssiak.org - Menikah selain memberikan kenikmatan ruhi juga memberikan kenikmatan
jasadi. Kenikmatan-kenikmatan ini adalah kompilasi dari berbagai
kenikmatan yang tak dirinci dan salah satunya adalah kenikmatan
keberpaduan.
Kenikmatan keberpaduan ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan istri yang sangat dicintainya. Bagaimana menggigilnya tubuh Rasulullah akan ujian Allah dalam menerima wahyu justru disejukkan dan ditentramkan oleh Khadijah ra.
Keberpaduan ini akan dinikmati oleh siapa saja, baik yang menikah dengan cara-cara yang disukai oleh Allah swt maupun melalui cara-cara yang tak disenangi oleh Allah swt. Ini adalah salah satu kenikmatan besar yang harus di syukuri dalam pernikahan.
Keberpaduan-keberpaduan ini akan menjadi penyejuk ketika lelah, menjadi penenang dikala risau dan menjadi pengingat ketika alpa. Beruntunglah kemudian orang-orang yang menikah karena Allah dan menempuhnya dengan cara-cara yang disenangi Allah swt, karena dengan begitu akan sempurna keberpaduan yang dimiliki setelah menikah.
Tak adanya keberpaduan dalam pernikahan tentunya berhubungan dengan cara-cara bagaimana kita menjempun pernikahan tersebut. Tak ada keberpaduan yang di dapatkan dengan cara-cara yang tidak benar, dengan jalan-jalan yang tak mendasar, semua didapatkan dengan cara dan jalan yang benar.
Tak adanya keberpaduan bukan berarti tak tersedianya jalan. Memperbaharui dan semakin memahaminya tujuan pernikahan akan semakin mendekatkan diri pada keberpaduan-keberpaduan yang telah disediakan setiap pasangan.
Wallahualam
Faguza Abdullah
Kenikmatan keberpaduan ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan istri yang sangat dicintainya. Bagaimana menggigilnya tubuh Rasulullah akan ujian Allah dalam menerima wahyu justru disejukkan dan ditentramkan oleh Khadijah ra.
Keberpaduan ini akan dinikmati oleh siapa saja, baik yang menikah dengan cara-cara yang disukai oleh Allah swt maupun melalui cara-cara yang tak disenangi oleh Allah swt. Ini adalah salah satu kenikmatan besar yang harus di syukuri dalam pernikahan.
Keberpaduan-keberpaduan ini akan menjadi penyejuk ketika lelah, menjadi penenang dikala risau dan menjadi pengingat ketika alpa. Beruntunglah kemudian orang-orang yang menikah karena Allah dan menempuhnya dengan cara-cara yang disenangi Allah swt, karena dengan begitu akan sempurna keberpaduan yang dimiliki setelah menikah.
Tak adanya keberpaduan dalam pernikahan tentunya berhubungan dengan cara-cara bagaimana kita menjempun pernikahan tersebut. Tak ada keberpaduan yang di dapatkan dengan cara-cara yang tidak benar, dengan jalan-jalan yang tak mendasar, semua didapatkan dengan cara dan jalan yang benar.
Tak adanya keberpaduan bukan berarti tak tersedianya jalan. Memperbaharui dan semakin memahaminya tujuan pernikahan akan semakin mendekatkan diri pada keberpaduan-keberpaduan yang telah disediakan setiap pasangan.
Wallahualam
Faguza Abdullah
[islamedia.web.id]