Islam Transnasional Gerogoti Gerakan Islam Lokal
By: Abul Ezz
Kamis, 16 Mei 2013
0
pkssiak.org - Dalam rangkaian peringatan hari lahir NU ke-90, pada hari Ahad
(12/5), PCNU Kraksaan Probolinggo menggelar sarasehan dengan tema
“Kelompok Transnasional: Antara Idealitas dan Realitas”. Dalam acara
tersebut, KH. Imam Ghazali Said menyampaikan bahwa realitas di lapangan
memperlihatkan, gerakan transnasional banyak menggerogoti gerakan Islam
lokal.
“Basis Muhammadiyah di perkotaan sekarang ini sedang digerogoti oleh jama’ah Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir. Jama’ah Tabligh dan Hizbut Tahrir menggerogoti beberapa konstituen penting NU di perkotaan. Gerakan salafi dan syi’ah berusaha mengambil jama’ah NU puritan dengan pendekatan pesantren,” ungkapnya.
“Apabila melihat kecenderungannya, gerakan transnasional berpotensi untuk terus membesar,” ujar Pengasuh pesantren mahasiswa An-Nur Wonocolo itu sembari mengingatkan kepada warga Nahdliyin untuk selalu berhati-hati.
Menurutnya, gerakan Islam transnasional sama sekali tidak mempunyai semangat nasionalisme. Ideologi mereka tidak lagi bertumpu pada nation state, melainkan international state, yang didominasi oleh corak pemikiran skriptualis, fundamentalis dan radikal.
Sarasehan itu dihadiri oleh Wakil Rais Syuriyah KH Amin Fathullah, Ketua Tanfidziyah KH Nasrullah Ahmad Sudja’i dan para pengurus lembaga, badan otonom, pengurus MWCNU dan ranting serta utusan dari beberapa perguruan tinggi dan pondok pesantren se-Kabupaten Probolinggo. (Sumber berita: www.nu.or.id)
“Basis Muhammadiyah di perkotaan sekarang ini sedang digerogoti oleh jama’ah Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir. Jama’ah Tabligh dan Hizbut Tahrir menggerogoti beberapa konstituen penting NU di perkotaan. Gerakan salafi dan syi’ah berusaha mengambil jama’ah NU puritan dengan pendekatan pesantren,” ungkapnya.
“Apabila melihat kecenderungannya, gerakan transnasional berpotensi untuk terus membesar,” ujar Pengasuh pesantren mahasiswa An-Nur Wonocolo itu sembari mengingatkan kepada warga Nahdliyin untuk selalu berhati-hati.
Menurutnya, gerakan Islam transnasional sama sekali tidak mempunyai semangat nasionalisme. Ideologi mereka tidak lagi bertumpu pada nation state, melainkan international state, yang didominasi oleh corak pemikiran skriptualis, fundamentalis dan radikal.
Sarasehan itu dihadiri oleh Wakil Rais Syuriyah KH Amin Fathullah, Ketua Tanfidziyah KH Nasrullah Ahmad Sudja’i dan para pengurus lembaga, badan otonom, pengurus MWCNU dan ranting serta utusan dari beberapa perguruan tinggi dan pondok pesantren se-Kabupaten Probolinggo. (Sumber berita: www.nu.or.id)
DPD PKS Siak - Download Android App