Indonesia Bersih
By: admin
Jumat, 24 Mei 2013
0
Oleh Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
pkssiak.org - Sebelum
tahun 1970, kondisi Singapura tak jauh berbeda dengan keadaan Indonesia
saat ini. Sampah bertebaran di mana-mana, sungai-sungai kotor, bau
karena dicemari beraneka jenis sampah. Keruwetan terlihat jelas di kota
pulau bekas jajahan Inggris yang didiami penduduk beragam etnis
tersebut.
Jepang
dulu juga demikian. Sungai-sungai, pantai dan pelabuhan terlihat
jorok dan bau, penuh sampah. Bahkan berbagai limbah industri, termasuk
bahan buangan berbahaya (B3) seenaknya digelontorkan ke perairan umum
menambah parah pencemaran lingkungan.
Suasana
tak nyaman tentu saja jelas terasa. Tak hanya itu, pencemaran
lingkungan ternyata juga berdampak terhadap kesehatan manusia. Akibat
pencemaran, di Jepang muncul penyakit aneh yang dinamakan itai-itai.
Penyakit ini menyebabkan kelumpuhan sistem syaraf manusia yang
menyebabkan ia merasa sakit sepanjang hari. Karena itu penderita
sepanjang hari mengeluh “itai… itai…” (bahasa Jepang = sakit). Lalu
penyakit itu dinamakan itai-itai.
Selanjutnya
diketahui bahwa penyakit itai-itai disebabkan oleh pencemaran logam
mercuri pada air dan lingkungan. Logam ini masuk melalui air dan makanan
ke dalam tubuh manusia, lalu menumpuk (terdeposit) dalam jaringan
syaraf manusia. Kejadian inilah yang menyebabkan munculnya penyakit
itai-itai yang menimbulkan gangguan sistem syaraf, kelumpuhan, cacat
pada bayi, bahkan kematian.
Terpicu
oleh kejadian tersebut, pemerintah dan masyarakat Jepang melakukan
perubahan. Pemerintah mengeluarkan peraturan ketat untuk mencegah
pencemaran lingkungan. Sanksi tegas diberikan bagi pelaku pencemar
lingkungan. Perusahaan-perusahaan dan industri harus membuat instalasi
pengolahan limbah, agar air buangannya tidak mencemari lingkungan.
Sedangkan masyarakat sebagai individu menegakkan disiplin agar tidak
menjadi kontributor pencemar lingkungan.
Singapura
juga melakukan hal serupa, sejumlah program dibuat untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan, termasuk sampah-sampah yang bertebaran yang
merusak pemandangan dan mencemari lingkungan. Aturan dan sanksi
diperketat, disiplin ditegakkan secara tegas, masyarakat mematuhinya dan
ikut berkontribusi sebagai penjaga kebersihan, bukan lagi sebagai
pencemar.
Hasilnya
sekarang bisa kita lihat. Singapura menjelma menjadi negara kecil maju,
bersih, tertib dan nyaman. Siapa pun ingin berkunjung, berwisata atau
melakukan investasi di Singapura. Jepang apalagi, meski terkenal sebagai
negara industri, namun kota-kota di Jepang selalu bersih, rapi dan
nyaman. Kualitas kesehatan masyarakat menjadi tinggi tinggi. Karena
sehat, rata-rata penduduknya berumur panjang.
Dari
contoh dan pengalaman di atas bisa kita simpulkan bahwa kota semrawut,
kotor dan kacau balau, bisa diubah menjadi kota yang indah, nyaman dan
sehat. Kuncinya adalah tekad dan kemauan serius masyarakatnya untuk
berubah dan memperbaikinya menjadi baik. Aturan dan sanksi lalu dibuat
pemerintah sebagai kontrol. Namun lebih penting tentu saja kemauan
masyarakatnya untuk berubah.
Di
Padang yang jumlah penduduknya lebih dari 600 ribu jiwa, bagaimana
mungkin masalah sampah dan kebersihan bisa diselesaikan hanya oleh
sekitar 50 orang petugas kebersihan? Tentu saja justru peran serta
masyarakat sangat dibutuhkan dan lebih dominan.
Menjaga
kebersihan dan menciptakan lingkungan nyaman bisa dimulai dari hal-hal
kecil. Setiap keluarga menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan di
rumah masing-masing. Sekolah-sekolah juga menciptakan kenyamanan dan
kebersihan di lingkungannya masing-masing. Sedangkan setiap kantor juga
menjaga kebersihan, menciptakan kenyamanan dan keindahan di lingkungan
masing-masing. Mushala dan masjid bersama jamaahnya juga menjaga
kebersihan dan kenyamanan di lingkungan masing-masing.
Insya
Allah jika hal itu dilakukan, tanpa terasa kita telah memperbaiki
kualitas lingkungan kita serta kulitas hidup kita. Jika hal itu
dilakukan di semua kota di Indonesia dan seluruh Indonesia, kita yakin
negara yang kita yang indah ini menjadi negara yang bersih dan nyaman.
Kesejahteraan akan datang menyusul. (*)
Padang Ekspres 24 Mei 2013
DPD PKS Siak - Download Android App