"Jadi tidak hanya di Komisi III DPR. Banyak yang dirotasi dalam rangka penyegaran. Secara prinsip nggak ada (kaitan pergantian rezim), karena perubahan ini bisa terjadi kapan saja dan bisa berlaku di awal masa sidang," kata Ketua FPKS DPR Hidayat Nurwahid menjelaskan rotasi besar-besaran tak terkait perubahan rezim di PKS, kepada detikcom, Jumat (24/5/2013).
"Di Komisi I Pak Badri Sampurno ke Komisi VIII. Komisi II Masuk Pak Jazuli Juwaeni dari Komisi VIII. Komisi III masuk Pak Fahri Hamzah dan Pak Nasir Jamil, Pak Indra ke Komisi IX," papar Hidayat.
Hidayat membantah kepindahan Fahri dan Nasir Jamil ke Komisi III untuk mengamankan kasus suap impor sapi. "Itu cara pandang yang tidak benar. Ini juga untuk penyegaran untuk produktivitas yang ada dan mereka memang harus belajar terus-menerus," katanya.
Wakil Ketua Komisi XI dari FPKS juga diganti. Politikus muda PKS Andi Rahmat dipasang sebagai wakil ketua Komisi XI.
"Pak Zulkieflimansyah dari Komisi XI ke Komisi VI, Pak Andi Rahmat ke Komisi XI. Di Komisi VII Pak Idrus Luthfi masuk dari Komisi I. Di Komisi VIII masuk Pak Raihan Iskandar dari Komisi C, di Komisi X masuk Pak Tamsil Linrung. Wakil Ketua Komisi VIII Jazuli Juwaeni diganti perempuan, Ibu Ledia Hanifah," papar Hidayat.
PKS juga mengganti sejumlah anggota di alat kelengkapan dewan. Termasuk pencopotan sejumlah anggota Banggar DPR.
"Di BK Pak Anshory Siregar diganti Mustafa Kamal. Pak Anshory Wakil Ketua BURT. Di BKSAP juga diganti. di Banggar masuk Pak Badri Sampurno, Matri Agung, Jazuli Juwaeni. Jadi setiap komisi ada perubahan, di alat kelengkapan ada perubahan, tidak hanya di Komisi III," pungkas Hidayat.(dtk/kabarpks)
