Select Menu

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

Jumat, 24 Mei 2013

Bangkitlah...! Dari Kelemahan yang Selalu Berulang

pkssiak.org - Seorang Doktor dari salah satu universitas di Maroko menuliskan sebuah status yang cukup menghenyak hati. Bunyi status tersebut dalam Bahasa Arab yang artinya, "Kebatilan itu tidak akan pernah menang, kecuali jika disisipi sedikit bagian dari kebenaran. Sedangkan Al-Haq tidak akan bersembunyi, kecuali ia bercampur dengan sedikit kebatilan."
Sebagai aktivis dakwah Ilallah, akhir-akhir ini kita diajak muhasabah sebenar-benar muhasabah. Kita tak mungkin berhenti berjuang, hanya karena himpitan beban berat ujian atau karena berada di atas angin kemenangan. Kita pun tak mungkin mundur ke belakang, larut dalam debat berkepanjangan. Karena “Sekali layar terkembang, Pantang surut ke belakang!”Ketika suatu keputusan telah bulat, maka seharusnya tidak ada lagi keragu-raguan di dalamnya. Jalani, terjang gelombang dan badai kehidupan yang menghadang sebagai konsekuensi. Tiada penyesalan!! Karena hidup adalah tanggungjawab atas setiap pilihan yang sudah diputuskan.
Oleh karena itu, bila ada ujian atau kesulitan, baginda Rasul dan salafusshalih selalu mengintruksikan untuk mengevaluasi derap langkah perjalanan. Khawatir Al-Haq yang sedang kita perjuangkan, disusupi kebatilan, walau dalam kadar yang menurut kita ringan tapi menurut Allah tidak dimaafkan. Bagi aktivis dakwah, cukuplah menjadi aib saat kita "berpuas hati" atas sedikit prestasi, padahal jalan perjuangan masih terjal dan panjang. Abu Tamam berkata, "Tak ada aib manusia yang aku lihat sebagai aib, seperti patah semangatnya orang-orang yang mampu meraih kesempurnaan."
Karena kita adalah partai dakwah dan lahir dari rahim tarbiyah, maka wajar bila PKS dihadapkan pada tuntutan yang melebihi tuntutan kepada partai-partai lain:
1. Bagi masyarakat yang berafiliasi kepada gerakan Islam, wajar bila mempertanyakan peran dakwah amar makruf PKS di parlemen dan di pemerintahan. Walau uniknya, beberapa dari mereka yang mengkritisi bersikap GOLPUT dan enggan memberikan partisipasi, walau hanya dengan memberikan suara. Padahal, contoh elemen Salafy di Mesir. Mereka memutuskan untuk terjun aktif, memobilisasi massa, menjadi partner koalisi dengan Moursi (IM), namun mereka tetap kritis untuk kebijakan-kebijakan yang dirasa merugikan umat Islam. Salafy Mesir berpikir, Moursi (IM) adalah "saudara dekat" yang masih bisa tersentuh dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an dan nasihat Rasul. Tentu mendukungnya jauh lebih baik daripada bersikap PASIF, berpangku tangan, mengkritik keadaan dan membiarkan negara diurusi kaum sekuler-liberal-muslim ambigu yang selama ini berlindung di bawah ketiak rezim Mubarak.
2. Bagi masyarakat awam, wajar bila mereka menuntut PKS konsisten dengan pengabdian. Mereka meminta dua saja: Public Fasilities yang memadai: Jalan-jalan lulus, bebas banjir; dan Publik Services yang optimal: pendidikan-kesehatan normal, harga stabil, dan layanan yang tidak bertele-tele. Terserah PKS dengan gubernurnya atau walikotanya mau mengaji tiap waktu, memberi nasihat tiap jam. Bagi awam yang penting perut kenyang, jalan-jalan lancar, usaha tak ada halangan. Titik.
Sebagai dakwah yang tidak lagi sekedar duduk melingkar dalam forum-forum tarbiyah di pojok-pojok masjid. Sejatinya, peringatan dari saudara-saudara pergerakan Islam manapun: harus diterima sebagai nasihat. Pahit getir nasihat, adalah menyehatkan. Tentu PKS bisa memfilter, mana nasihat yang tulus mana yang akal bulus. Mana nasihat yang ikhlas, mana nasihat yang penting asal puas. Mana kritik membangunkan, mana kritik yang membingungkan.
Sebagai partai yang tidak lagi berjuang mengurusi batasan ET dan jumlah kader yang banyak dengan kesolidan yang teruji di lapangan dan dana yang seluas langit dan bumi, maka PKS harus menekankan kepada kader-kader yang DITUGASKAN menjadi anggota dewan level Pusat ataupun daerah, para menteri, gubernur, walikota/bupati untuk fokus mengurusi HAJAT hidup khalayak. Mundur menjadi pengurus di PKS untuk fokus bekerja sebagai pejabat publik, harus diimbangi dengan kerja-kerja nyata yang manfaatnya dirasakan publik. Untuk Public Fasilities, kader-kader PKS harus siap ZERO Corruption. Sedangkan untuk Public Services, saatnya secara radikal mengganti pejabat-pejabat eselon I, II, dan PNS yang tidak sepandangan dengan misi dan visi besar PKS.
=> STOP fenomena memperkaya diri. Karena ketika saat ada kasus korupsi, yang kena getahnya adalah seluruh kader. Nasib kader yang di bawah, dilecehkan dan terus menerus dihujat atas perbuatan yang tidak dilakukan. Hingga ada sindiran, "Qiyadah yang berak, kader di bawah yang sibuk nyebokin."
=> STOP fenomena Job What. Yaitu ketika menjabat, bingung menentukan skala prioritas pekerjaan. Tengoklah pemimpin-pemimpin besar, ia selalu disibukkan dengan agenda-agenda besar. Karena seorang gubernur/walikota/bupati yang ditunggu oleh masyarakat bukan kelihaian berkhutbah, ceramah, atau kepandaian tilwah ... tapi yang ditunggu adalah nilai-nilai materi yang kasat mata, dirasakan, dan terbukti!
=> STOP fenomena Narsis. Karena ternyata tak sedikit para gubernur/bupati/walikota yang ditugaskan PKS, sibuk studi S2-S3, di saat pendidikan Dasar masyarakatnya belum tercapai! Padahal ia terpilih menjadi gubernur/walikota/bupati hasil dari jerih payah kader-kader di bawah. Mereka rela kehujanan, ikhlas kepanasan. Kampanye dor to dor, dengan ongkos sendiri, modal kaos sendiri, hingga bekal konsumsi sendiri. Kader-kader yang hingga kini tak pernah meminta jatah PNS, jatah APBD. Kader-kader yang ikhlas berjuang karena Allah, agar PKS semakin besar dan besar dan besar! Hingga Islam dan umatnya berjaya, bukan sekedar retorika belaka!
Ujian yang menimpa PKS, jangan dianggap remeh dan jangan dianggap lumrah. Sebab 7 % suara nasional, merupakan suara harapan yang insya Allah akan berlipat kali ganda, jika kita tidak terjebak kepada lobang kesalahan berkali-kali. Kita hanya bisa berdoa, ya Rabb, sebagaimana doa yang disampaikan Abu Salamah yang saya ubah, "”Ya Allah, kurniakanlah kepada agenda-agenda dakwah kami, sesudah ramainya kasus ini sistem dan pejuang yang lebih baik, yang tidak akan menyengsarakan dan menyakiti umat-Mu ya Rabb. Bersihkan kami dari benalu niat dan benalu lainnya. Karena kami tak ingin terperosok ke dalam kelemahan yang berulang."
Bandung, 24/05/13; 7:52
By: Nandang Burhanudin, Lc
0 Comments
Tweets
Komentar