3 Alasan PKS Menolak Politik DINASTI
By: Abul Ezz
Jumat, 03 Mei 2013
0
pkssiak.org - Partai
Keadilan Sejahtera sejak awal menolak praktik politik dinasti. Karena
itu, PKS tidak mengusung sebagai calon anggota legislatif suami-istri
dan bapak-anak secara bersamaan.
Tak hanya itu, suami atau istri yang sedang menduduki jabatan publik, seperti gubernur dan menteri juga tidak bisa nyaleg.
"Jadi kalau suaminya bupati, walikota, gubernur atau menteri, istrinya tidak jadi caleg. Begitu sebaliknya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada UU yang melarang keluarga untuk jadi caleg," jelas Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid pagi kemarin (Kamis, 2/5).
PKS menolak politik dinasti karena tiga alasan.
Pertama, berangkat dari semangat reformasi yang menolak praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mengusung keluarga sendiri sebagai caleg sama saja dengan melakukan praktik nepotisme.
Kedua, PKS tidak ingin politik dinasti menutup ruang orang berkualitas lainnya untuk mendapatkan kecepercayaan menjadi wakil rakyat.
"Dalam konteks perpolitikan di Indonesia, hampir sulit dilepaskan keterkaitan satu keluarga dengan keluarga lainnya. Apabila keluarga lainnya itu sudah punya jabatan publik, apakah itu menteri, gubernur, itu pasti akan punya pengaruh positif kepada keluarga yang jadi caleg. Dan itu menurup ruang bagi yang lainnya untuk berkompetisi secara fair," jelasnya.
"Meski, kita juga menyadari dari keluarga itu ada yang berkualitas," sambungnya.
Alasan ketiga, PKS tidak ingin berpolitik itu malah membuat hubungan dalam keluarga menjadi tidak terurus dan berantakan karena suami-istri sibuk berpolitik. "Kita ingin ada yang mengurus negara, tapi ada juga yang mengurus keluarga," tandasnya.
http://www.facebook.com/
Tak hanya itu, suami atau istri yang sedang menduduki jabatan publik, seperti gubernur dan menteri juga tidak bisa nyaleg.
"Jadi kalau suaminya bupati, walikota, gubernur atau menteri, istrinya tidak jadi caleg. Begitu sebaliknya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada UU yang melarang keluarga untuk jadi caleg," jelas Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid pagi kemarin (Kamis, 2/5).
PKS menolak politik dinasti karena tiga alasan.
Pertama, berangkat dari semangat reformasi yang menolak praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mengusung keluarga sendiri sebagai caleg sama saja dengan melakukan praktik nepotisme.
Kedua, PKS tidak ingin politik dinasti menutup ruang orang berkualitas lainnya untuk mendapatkan kecepercayaan menjadi wakil rakyat.
"Dalam konteks perpolitikan di Indonesia, hampir sulit dilepaskan keterkaitan satu keluarga dengan keluarga lainnya. Apabila keluarga lainnya itu sudah punya jabatan publik, apakah itu menteri, gubernur, itu pasti akan punya pengaruh positif kepada keluarga yang jadi caleg. Dan itu menurup ruang bagi yang lainnya untuk berkompetisi secara fair," jelasnya.
"Meski, kita juga menyadari dari keluarga itu ada yang berkualitas," sambungnya.
Alasan ketiga, PKS tidak ingin berpolitik itu malah membuat hubungan dalam keluarga menjadi tidak terurus dan berantakan karena suami-istri sibuk berpolitik. "Kita ingin ada yang mengurus negara, tapi ada juga yang mengurus keluarga," tandasnya.
http://www.facebook.com/
DPD PKS Siak - Download Android App