"Tabadul Hadaya", Ekspresi Cinta Kader PKS
By: Abul Ezz
Jumat, 26 April 2013
0
pkssiak.org - Pada dasarnya, setiap orang pasti akan senang ketika diberi hadiah oleh orang lain, apalagi dari orang-orang yang dicintainya. Pemberian hadiah pada hakikatnya menunjukkan ekspresi cinta atau sekurang-kurangnya wujud perhatian dari si pemberi kepada yang menerima.
Dalam hal ini, tidak menjadi soal seberapa pun nilai hadiah itu secara
material, karena yang terpenting sesungguhnya adalah nilai cinta dan
perhatian yang ada di belakangnya. Bahkan sekadar seulas senyuman tulus,
yang sebenarnya tidak membutuhkan biaya sepeser pun, dapat bernilai
sangat besar dan berarti di dalam interaksi sesama manusia. Tidak
mengherankan jika Rasulullah saw pun mengkategorikan senyum sebagai
sedekah, “Tabassumuka fi wajhi akhika shadaqah” (HR. Tirmidzi).
Di hadits yang lain, beliau bersabda, “Janganlah kau meremehkan kebaikan
sekecil apapun, sekalipun sekadar wajah berseri yang kau berikan ketika
berjumpa saudaramu.” (HR. Muslim).
Makna Psikologis
Kira-kira, kondisi seperti apa yang akan terjadi jika seseorang menerima
hadiah? Sederetan jawaban positif akan muncul. Secara umum, dia tentu
akan merasa senang, bahagia dan berterima kasih kepada yang memberinya.
Dalam hatinya, dia akan merasakan bahwa dirinya ternyata diingat,
diperhatikan dan mempunyai tempat di hati dan pikiran saudaranya itu.
Mungkin terbayang pula di benaknya bagaimana saudaranya itu, di tengah
kesibukan urusannya sendiri, masih menyempatkan diri untuk memikirkan
dirinya dengan menghadiahkan sesuatu untuknya. Boleh jadi pula, jika
selama ini terdapat kendala atau hambatan psikologis tertentu di antara
mereka berdua, maka secara otomatis problem tersebut akan luntur dengan
datangnya hadiah dan berganti dengan perasaan respek dan cinta. Itulah
efek psikologis dari sebuah hadiah. Dan secara naluriah, orang yang
menerima hadiah suatu saat pasti ingin membalas kebaikan saudaranya itu.
Inilah mekanisme sederhana dari pemberian hadiah yang menumbuhsuburkan
perasaan cinta di antara sesama manusia sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “tahaaddau tahaabbu”
(Saling memberi hadiahlah di antara kalian, niscaya kalian akan saling
mencintai) (Jami’us Shaghir, hadits no: 3004). Hadits pendek ini
sesungguhnya berisi ajaran cinta yang sangat mendalam. Pemberian hadiah
haikatnya merupakan ekspresi cinta (dari si pemberi) yang melahirkan
cinta (bagi si penerima). Ia bersumber dari cinta dan bermuara kepada
cinta. Cinta ternyata menjadi hulu sekaligus hilir dari aktivitas
pemberian hadiah. Sungguh betapa indahnya.
Ekspresi Cinta Kader di Luar Negeri
Perasaan cinta seperti inilah yang ditanamkan dan terus dipupuk di
kalangan para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan acara tukar
menukar hadiah (tabadul hadaya) merupakan salah satu kebiasaan yang
telah mengakar kuat di antara mereka, termasuk di kalangan para kader
yang tinggal di Kuala Lumpur. Pada 24 April 2013, sejumlah kader yang
tergabung dalam salah satu kelompok pengajian (halaqah) PKS di negeri
jiran itu terlihat berkumpul dan merapat di sebuah restoran terkenal di
kawasan Setiawangsa, Kuala Lumpur. Latar belakang anggota halaqah ini
sangat beragam, mulai dari ekspatriat, pekerja part-timer, muballigh,
dosen, hingga mahasiswa. Berbeda dengan halaqah rutin dengan rangkaian
agenda terstruktur sebagaimana yang biasa dilaksanakan tiap pekan, malam
itu mereka sengaja datang untuk mengekspresikan cinta dalam acara
tabadul hadaya.
Di awali dengan taujih dari sang murabbi, mereka selanjutnya terlibat
dalam diskusi aktual menyangkut dinamika PKS di tanah air, beserta
prospek dan tantangannya ke depan. Termasuk juga, peran
strategis-internasional yang akan dimainkan partai ini sebagaimana
tergambar dari rencana DPP PKS menggelar pertemuan dengan para pengurus
PIP PKS sedunia yang akan diadakan di Turki beberapa waktu yang akan
datang.
Walaupun terpisah jarak ribuan kilometer dari tanah air, rasa cinta
selalu mendorong mereka untuk terus mengikuti perkembangan PKS dari
waktu ke waktu. Beruntung sekali, berkat media-media online yang
keberadaannya semakin dimanfaatkan oleh para kader untuk
mensosialisasikan gagasan dan kiprah PKS, mereka yang tinggal di luar
negeri ini turut bisa merasakan aura optimisme dan kobaran semangat
segenap kader untuk terus bekerja menembus target PKS menjadi 3 besar di
Pemilu 2014. Jargon baru PKS, yaitu Cinta, Kerja dan Harmoni mereka
rasakan memang sangat relevan dengan karakter dakwah inklusif PKS dan
nilai-nilai sosial di masyarakat Indonesia yang majemuk. Diskusi hangat
pun perlahan berangsur usai seiring dengan datangnya menu spesial ikan
bakar yang dibawa pelayan restoran. Selepas itu, agenda tabadul hadaya
pun digelar.
Surprise!!!
Semua hadiah, yang sesuai instruksi harus dibungkus dengan kertas koran dan diberi batasan minimal bernilai RM 10 itu, dikumpulkan dan diberi nomor. Selanjutnya, setiap anggota secara acak mengambil nomor undian masing-masing. Mereka secara bersama-sama membuka nomornya dan lalu diberikan hadiah sesuai nomornya tersebut. Apakah yang terjadi berikutnya?
“Masya Allah, sejak beberapa hari ini ana memang berencana membeli
payung tapi nggak jadi-jadi, eh ternyata sekarang justru dapat payung,
alhamdulillah,” ujar Azhar. Akhir-akhir ini, Kuala Lumpur memang sering
diguyur hujan terutama di sore hari, saat Azhar harus pulang dari
kantornya di Jl. Tun Razak. Lain lagi dengan Diaz, “ikhwah memang tau
aje kalau ane lagi perlu kaos kaki, soalnya yang ada udah pada perlu
diganti nih.” Sebagai ekspatriat yang tinggal sendirian di Kuala Lumpur,
di kaki Diaz, kaos kaki tampaknya lebih cepat rusak dan perlu diganti
karena ia memang harus selalu bolak balik menjenguk keluarganya di tanah
air. “Cuma, ane masih bingung, apa ya hubungan kaos kaki dengan baterai
yang juga ane dapatkan?” tanyanya sambil garuk-garuk kepala. Namun, dia
juga mengakui baterai tersebut sangat bermanfaat untuk beberapa
peralatan elektronik miliknya.
Sementara itu, Budi yang mendapatkan buku karya penulis terkenal Alwi
Alatas berjudul Nuruddin Zanki dan Perang Salib menjadi surprise ketika
tiba di rumah dan mengetahui bahwa istrinya memang pernah berniat
membeli buku tersebut di suatu bazaar yang diadakan para akhwat beberapa
waktu lalu. Lebih dari itu, isi buku tersebut ternyata sangat relevan
dengan disertasi yang ditulisnya. Mahasiswa program doktor di
International Islamic University Malaysia (IIUM) itu saat ini sedang
meneliti hubungan religiusitas dan perkembangan taraf sosial ekonomi
masyarakat Muslim di Indonesia. “Nuruddin Zanki memahami dengan sangat
baik bahwa menghidupkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat merupakan
prasyarat mencapai kejayaan umat dan melepaskan belenggu tentara Salib,
dan ini merupakan model yang perlu direplikasi dalam konteks umat Islam
dewasa ini,” urai kader yang berasal dari Kalimantan ini.
Pak Rinto, juga sangat bersyukur mendapatkan seperangkat buku tulis dan
alat tulisnya, “wah ini cocok buanget buat anak-anak saya di rumah.”
Bagi bapak asal Sumatera yang dikaruniai 6 anak yang semuanya sudah
duduk di bangku sekolah ini, peralatan tulis menulis sudah pasti menjadi
kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pernah suatu ketika
beliau terlambat datang liqo lantaran harus membelikan peralatan sekolah
yang akan dipakai oleh si sulung keesokan harinya.
Yang menarik lagi adalah Thaha dari Sulawesi, rupanya botol minuman yang
diterimanya sangat disukai oleh putrinya, Nadiah (6 th), yang juga
turut hadir menemani malam itu.
Jika ditinjau dari sudut nilai ekonominya, hadiah-hadiah yang
dipertukarkan mungkin tidak terlalu besar dan bentuknya pun amat
bervariasi sesuai dengan “selera” dan tipikal bapak-bapak. Tatkala
penulis ceritakan deretan benda-benda yang di-’transaksi’-kan tadi
malam, istri penulis pun sempat tertawa mendengarnya.
Namun demikian, sebagaimana digarisbawahi oleh sang murabbi, yang
terpenting sesungguhnya adalah bentuk perhatian dan kepeduliaan. “Ketika
seorang akh ingin membelikan hadiah untuk saudaranya, dia pasti
berpikir apa yang diperlukan oleh saudaranya itu. Inilah bukti
kepedulian yang lahir dari rasa cinta kepada sesama.” Itulah pula
sebabnya, dalam evaluasi amal yaumi (aktifitas harian) bagi setiap kader
PKS terdapat item ‘memberi hadiah’ di antara sekian banyak aktifitas
yang dievaluasi setiap minggunya.
Nampaknya, inilah rahasia di balik pemilihan banda-benda unik yang
di-transaksi-kan oleh para kader PKS tersebut. Mereka tengah berusaha
memposisikan dirinya ke dalam diri saudaranya dan menyelami kebutuhan
diri dan keluarga saudaranya itu, atas dasar cinta.
Tabadul hadaya malam itu telah berhasil menghadirkan berjuta makna cinta
dan surprise bagi para pesertanya, sekaligus menjadi ajang pembuktian
akan kebenaran hadits Rasulullah saw di atas, “tahaaddau tahaabbu.”
Insya Allah. Wallahu a’lam bishshawab.
Abi Mumtaz
Kader PIP PKS Kuala Lumpur
DPD PKS Siak - Download Android App