PKS PIYUNGAN, Perintis Infokom PKS Era Media Online

Sebuah kepengurusan DPC (maksudnya Dewan Pimpinan Cabang PKS) biasanya memiliki ketua, wakil, sekertaris & bendahara, dibentuk pula divisi-divisi seperti Kaderisasi, Humas & Infokom, Pemenangan Pemilu, Kewanitaan, Sosial Kemasyarakatan, Dakwah dan sebagainya. Ketika kepengurusan sudah terbentuk, masing-masing divisi akan segera membentuk program kerja.

DPC itu lingkup kerjanya hanya dalam sebuah kecamatan, sehingga program kerja yang disusun pun biasanya disesuaikan dengan lingkup wilayah kerjanya saja. Itu cara biasa, tapi DPC PKS Piyungan melakukan hal yang tak biasa. Tampaknya salah satu program mereka tak terkungkung dlm luasan wilayah kerja, tapi menembus batas. Program itu berwujud sebuah situs internet.

Sebuah organisasi sekelas partai sudah agak umum memiliki web site di internet. Segala info dan kegiatan ditampilkan di situ. Hanya saja, untuk ukuran menjelang akhir tahun 2010, DPC memiliki website termasuk hebat, krn biasanya hanya dimiliki selevel DPP partai-partai.

Konsep website PKS Piyungan juga beda dg konsep website partai pada umumnya. Konsepnya lebih mirip situs blog atau portal berita drpd konsep situs company profile yg biasa diterapkan oleh situs partai saat itu.

Situs PKS Piyungan menampilkan info dan berita baik nasional maupun internasional, membahas isu-isu terkini soal politik, sosial dan budaya. Dalam hal tertentu, juga berfungsi sbg counter opinion dan penyeimbang berita dr media dan opini negatif thd PKS. Dari peran inilah kemudian situs PKS Piyungan "menasional" bahkan "mendunia".

Ketika era socmed semakin mengencang di awal tahun 2010-an sampai sekarang, peran situs PKS Piyungan sbnrnya sudah "curi start" lebih awal. Fans page situs ini terdapat di Facebook dan akunnya terdapat di twitter. Beritanya disebar melalui jejaring sosial ini secara berantai.

Belakangan jejak PKS Piyungan ini diikuti oleh DPD, DPW atau DPC PKS lainnya di seluruh Indonesia. Masing-masing mulai mengelola portal web. Ada situs berita PKS Bandung, Jakarta, Riau, Batam dsb. Dengan cara seperti ini, ditambah dengan perilaku kader PKS yang umumnya sangat melek internet dan "aktivis" socmed menjadikan PKS cukup bertaji di ranah internet.

Indikasi yang terasa adalah dalam pilkada Jabar kemarin. Saya melihat pasangan calon lain tampaknya sampai harus beriklan di facebook agar fanspage mereka meraup pengikut tapi tidak untuk pasangan No 4 yg didukung PKS. Selain page resmi yg dikelola tim kampanye, banyak pula page pasangan ini yang tidak resmi alias dibuat scr sukarela oleh kader untuk tujuan sosialisasi & kampanye. Materi kampanyenya disebar ulang oleh simpatisan dan kader scr sukarela di socmed.

Indikasi lainnya, hastag dukungan thd pasangan no 4 misalnya #AherDemiz4Jabar atau #NagabonardiMetroTV dll berhasil menjadi trending topic di twitter di hari-hari kampanye itu.

Barakumullah untuk tim media DPC PKS Piyungan Yogyakarta. Semoga jadi amal shaleh. Catatan ini hanya kesan (jadi lebih menceritakan info yg sy terima & saya ketahui) serta bentuk apresiasi sy bagi mereka. Duduk persoalan sebenarnya, orang-orang di balik situs PKS Piyungan lebih mengetahui.

Akan tetapi, tidak mustahil jejak sepak terjang PKS di dunia internet & socmed ini akan diikuti partai lain. PDIP misalnya, mereka punya pengikut fanatis yang walau pun kecil, tapi tindak-tanduknya di internet sudah mulai nampak. Awalnya mereka mencari celah dengan menulis di Kompasiana dg tulisan mereka (walau kemudian kader2 PKS menandinginya dg ramai2 menulis di Kompasiana juga).

Jadi kepioneran PKS Piyungan harus dilanjutkan, krn bisa jadi, dunia media juga akan cepat berubah trennya. Terakhir, yang didamba-damba kita semua adalah lahirnya siaran televisi atau radio. Setidaknya televisi komunitas atau televisi kabel juga tak apalah. Sukur-sukur bisa membeli televisi swasta.