Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » PKS Itu Anti Kritik lho..!

PKS Itu Anti Kritik lho..!


By: Abul Ezz Kamis, 11 April 2013 0

pkssiak.org - "Tuhkan benar kataku, PKS itu sama saja dengan partai-partai lainnya, ikut-ikutan korupsi juga”

“Apa aku bilang, tidak ada partai yang benar-benar membela rakyat. PKS saja yang katanya partai berasaskan Islam, bawa-bawa agama ke parlemen, ah gitu-gitu saja kinerjanya, malah sekarang terlihat semakin tidak konsisten. Agama kok jadi alat mengejar kekuasaan”

“Kalau di PKS itu kader-kadernya harus nurut sama pimpinan mereka. Mereka tidak menerima kritik dari pihak luar. Tarbiyahnya saja yang katanya setiap pekan, eh jadi ajang brain washing. Mereka taqlid sama pimpinan dan murobbi”

“Tahu gak, baru-baru ini presiden PKS ikut tahlilan dan ziarah lho. Kemarin-kemarin gubernur Jabar ikut diacara larung sesajen ke laut, terus katanya merayakan Valentine juga. Iiihh…katanya anti sama yang begitu, eh kenyataannya sekarang malah melakukan. Pencitraan menjelang Pemilu 2014 kali ya”

“Alah kader-kader PKS itu susah menerima kebenaran. Buktinya udah jelas partainya kayak begitu, eh masih aja pada pintar ngeles, membela partai mati-matian”

“Nah PKS kalau kena kasus langsung bawa-bawa alasan konspirasi. Gak masuk akal banget, salah ya salah aja, pakai mengait-ngaitkan ke konspirasi segala”

“Cuma PKS kayaknya partai yang memakai agama sebagai kedok politik pragmatis mereka”

Itulah sedikit banyaknya kritikan yang terdengar dari sana-sini seputar PKS. Ketika mendengar kritikan itu, di satu sisi saya pribadi berusaha berhusnudzon (berbaik sangka) kepada mereka yang memberikan kritikan-kritikan tersebut. “Wah betapa perhatiannya mereka terhadap PKS sampai selalu ada saja ‘kerikil-kerikil’ yang dijadikan bahan untuk membuat PKS lebih membuka mata”, kurang lebih begitu pikiran saya. Dalam hemat saya, kritikan itu ibarat obat yang jika diagnosa sesuai dengan penyakit dan dosis obat yang diberikan untuk mengobati penyakit tersebut tepat, maka diagnosa dan obat itu bisa menyembuhkan dan sebaliknya, itu semua bisa menjadi racun bahkan membunuh tatkala tidak sesuai dengan diagnosa penyakit dan dosis obat yang diberikan tidak tepat.

Perkara mengkritik itu adalah hak masing-masing dari kita. Bukan kritiknya yang menjadi masalah, akan tetapi sudahkah kritikan itu sesuai dengan ‘diagnosa’ dan ‘dosis’-nya tepat? ataukah kritik itu justru hanya sekedar perkiraan yang kita berikan cukup hanya dengan melihat gejala umum yang terlihat tanpa melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur?. Jika demikian, kita patut waspada, jangan-jangan ‘diagnosa’ dan ‘dosis obat’ yang kita berikan salah dan akhirnya berakibat fatal karena proses pemeriksaan yang serampangan dan “semau gue”.

Begitupun dengan kritik terhadap PKS, analoginya seperti perkara di atas, perkara diagnosa dan dosis obat. Tidak sedikit orang di luaran sana yang mengkritik PKS habis-habisan bahkan hebatnya mereka juga berani menyajikan banyak data dan fakta yang (katanya) sudah teruji keabsahannya. Sekali lagi saya katakan bahwa perkara mengkritik itu adalah hak masing-masing dari diri kita. Akan tetapi bukan berarti pihak yang dikritik tidak memiliki hak berbicara atau hak untuk meluruskan dan menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Sayangnya, bagi siapapun simpatisan maupun kader PKS yang mencoba memberikan penjelasan untuk meluruskan duduk permasalahan sering kali ditempatkan sebagai pihak yang enggan menerima kebenaran dan kenyataan, bahkan sadisnya dikatakan sebagai kader taqlid pada pemimpin, pada partai, pada murobbi dan hanya menerima informasi dari lingkungan PKS saja.

Miris jika sebagian besar dari kita berpikir demikian. Pernahkan kita membayangkan bagaimana jika kita ada diposisi tersebut? menjadi pihak yang dikritik habis-habisan, baik dengan data dan fakta (yang katanya) absah maupun dengan berbagai isu-isu bohong yang sengaja disangkut pautkan dengan diri kita. Saya yakin, tentu kita tidak bisa legowo menerima hal itu begitu saja, sekalipun menerima, tentu ada keinginan dan usaha dari kita untuk meluruskan dan menjelaskan permasalahan yang sesungguhnya. Jadi, bagi para pengkritisi maupun pihak yang dikritisi haruslah memperhatikan ‘kode etik’ dalam mengkritik dan memberikan jawaban atas kritikan yang diberikan. Didengar dan menjadi pendengar.

Kita boleh bermain dengan data dan fakta, tapi kita juga harus ingat sejauh mana keabsahan data dan fakta yang kita gunakan itu. Jangan sampai menilai keabsahan suatu data dan fakta dengan ukuran subjektifitas diri kita sendiri dan jangan kemudian kita menjadi korban dari ketidak sukaan sepihak kepada pihak lainnya.

Tidak ada masalah dengan mengkritik PKS, itu termasuk salah satu hak anda. Anda, para pengkritik PKS bisa mengatakan apapun tentang PKS, tapi hal penting yang perlu diingat adalah, anda jangan lupa, sekalipun anda menggunakan banyak data dan fakta tentang PKS, bentuk pertanggungjawaban atas apa yang anda sampaikan tidak selesai dengan tanggungjawab di dunia. Jika apa yang anda katakan tentang PKS ternyata adalah sebuah kebohongan, maka makar yang anda buat akan dijawab oleh makar lain yang lebih dahsyat. Sekalipun apa yang anda katakan tentang PKS adalah benar, tidak bisakah anda menyampaikannya dengan cara yang lebih baik dan lebih bijak?.

PKS bukan partai yang menutup mata dan tidak menutup telinga, begitu pula dengan kader-kadernya. Jika menurut para pengkritik PKS menyebutkan bahwa PKS dan kader PKS itu enggan menerima informasi dan kebenaran dari pihak luar, jujur, saya sangsi dengan pernyataan tersebut. Tidak perlu banyak alasan untuk menjelaskan kesangsian saya, cukup dengan beberapa pertanyaan, bagaimana cara anda menyampaikan kritikan tersebut? sudahkah anda memberikan kritik pada tempat dan orang yang tepat (jika kritik itu ditujukan secara individu)?. Pertanyaan itu, jika anda jawab dengan jujur dan seobjektif mungkin, maka akan cukup untuk menjadi alasan kesangsian saya terkait keengganan PKS dan kader-kadernya dalam menerima kritik dan informasi sebagaimana yang dituduhkan oleh anda, para kritikus PKS.

PKS diisi dan dibesarkan oleh manusia, kader-kadernya juga manusia, jika anda mengkritik adalah kewajaran, karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, sama seperti diri anda, anda pun manusia bukan?. Akan tetapi itu tadi, sebagai sesama manusia yang tidak akan selamanya menjadi sempurna, tentu berbicara sesuai ‘diagnosa’, sesuai ‘dosis’ adalah pilihan bijak. Hakikatnya memang tidak semua manusia dengan senang hati menerima kritik, akan tetapi jika kritik itu membangun dan menjadi salah satu bahan evaluasi untuk menjadi lebih baik, kenapa tidak kritikan tersebut didengarkan dan ditindak lanjuti?.

Dalam pandangan saya, PKS melakukan itu, mendengar dan menindaklanjuti kritik. Seperti yang saya bilang sebelumnya, PKS dan kader-kadernya tidak menutup mata dan tidak menutup telinga untuk mendengarkan berbagai kritikan yang ditujukan kepada mereka. Beragam tanggapan yang diberikan oleh simpatisan maupun kader PKS diberbagai media hendaknya tidak lantas kita justifikasi sebagai bentuk penolakan atas kritik atau hendaknya tidak pula kita nilai sebagai bentuk pembelaan dan pembenaran atas kesalahan yang disematkan oleh anda, para pengkritik PKS. Tidak bisakah kita mengedepankan prasangka baik dan pikiran yang positif kepada PKS?. Saya rasa, baik saya maupun anda, para pengkritik PKS, mungkin akan melakukan hal yang sama ketika dihadapkan pada kondisi demikian.

Sayangnya, prasangka dan pikiran anda, para kritikus sejati PKS, terlanjur mengedepankan emosi, ego, stereotip, negativisme, sehingga apa yang dilakukan, dikatakan, dijelaskan baik oleh PKS maupun oleh kader-kadernya selalu menjadi hal yang salah, salah, salah dan salah, sehingga untuk kesekian ribu kalinya memunculkan fakta-fakta dangkal dan asal-asalan yang dituduhkan kepada PKS bahkan pada kader-kadernya tanpa dapat dipertanggungjawabkan baik di depan banyak manusia, terlebih nanti di hadapan Tuhan. Itulah kenapa Allah dan Rasul-Nya sudah menegaskan kepada kita, manusia untuk berhati-hati dalam berprasangka, karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa.

Anda, para pengkritik PKS tidak usah sinis membaca ungkapan di atas, kenyataannya hidup kita memang tidak bisa lepas bebas dari ketetapan agama yang kita yakini. Mungkin itu pun adalah satu dari bentuk kritikan bagi mereka, para pengkritisi PKS dan kader-kadernya. Bagaimana tanggapan anda terhadap pernyataan di paragraf atas bagian akhir itu?.

Kembali, perkara mengkritik itu adalah hak masing-masing dari diri kita. Selain cara dan konten kritik yang anda sampaikan baik kepada PKS, kader-kader PKS maupun kepada sesuatu di luar PKS, suka atau tidak suka, saya berusaha berbaik sangka kepada anda, para kritikus, bahwa sesungguhnya tatkala anda mengkritik sesuatu habis-habisan, kritik itu semata-mata bukan sekedar karena kesalahan, bukan juga sekedar luapan ego dan emosi, bukan sekedar niatan menjatuhkan, akan tetapi lebih dari itu, sesungguhnya anda tidak menyadari bahwa hati kecil anda begitu peduli, begitu memperhatikan dan begitu mencintai apa yang anda kritik tersebut, termasuk PKS.

Kepada anda, para kritikus sejati PKS, hati-hati, mungkin tanpa anda sadari, sesungguhnya hati terdalam dan diri anda begitu mencintai PKS dan kader-kadernya.


Arindra Putri
http://politik.kompasiana.com


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar