pkssiak.org, Khan Yunis - Kolumnis dan pengamat politik Ibrahim Al-Madhun menegaskan, kunjungan PM
Turki Rejeb Taeb Erdogan ke Jalur Gaza pada Mei depan akan memiliki
pengaruh besar terhadap politik Israel.
Analisi
ini beralasan sebab Turki adalah salah satu dari tiga kekuatan penting
di kawasan selain Iran dan Israel dan akan memiliki pengaruh besar di
Timteng. Turki memiliki peran dalam menentukan masa depan di kawasan.
Kunjungan
ini sebagai penerjemahan riil permintaan maaf negara zionis melalui
lisan PM Benjamen Netenyahu kepada PM Tukri atas kasus Mavi Marmara
dengan syarat membuka blokade Gaza.
Madhun
menilai, kunjungan ini akan membuka peluang bagi kunjungan lain dari
seluruh dunia Islam sebab Turki memiliki pengaruh kuat dan menarik.
Kunjungan ini juga menjadi pesan setia kepada korban gugur Mavi Marmara.
Selain itu, kunjungan ini sudah pasti
akan memperkuat posisi Hamas sebagai penggagas proyek nasional dan
sebagai judul utama dalam isu Palestina dan akan mendapatkan pengakuan
di masa depan.
Soal keresahan Fatah atas
kunjungan ini, itu dinilai wajar karena Mahmud Abbas sebagai pimpinan
Fatah dan Otoritas Palestina khawatir kalah pamor dan persaiangan
politik, apalagi proyek Fatah yakni perundingan dengan zionis selama ini
dianggap gagal.
Seharusnya Fatah mengakui kegagalan itu. Proyek Hamas memang panjang namun terbukti diterima sebagian besar bangsa Palestina.
Soal
penolakan Amerika atas kunjungan Erdogan ini, pemerintah AS sejak 2006
saat Hamas menang pemilu memang mensyaratkan agar pemerintah Hamas
menerima empat syarat agar bisa diterima dunia internasional; di
antaranya mengakui Israel, komitmen dengan kesepakatan internasional dan
membuang perlawanan.
Namun seperti
diketahui, Hamas dan pemerintahnya tidak memenuhi tuntutan syarat ini.
karenanya, AS masih menolak Hamas dan ikut memperketat blokade.
Amerika
dan Israel menganggap Jalur Gaza sebagai entitas pembelot dan
memusuhi. AS memberikan lampu hijau kepada Israel untuk menggelar dua
agresi dalam waktu yang tidak lama. Akibat agresi itu, sejumlah tokoh
Hamas dan ratusan personel keamanan serta ribuan warga sipil menjadi
korban.
Madhun menegaskan, meski diblokade
secara ekonomi, Gaza masih tetap tegar. Mereka bahkan tetap kreatif
untuk bisa menjalani hidup dengan segala keterbatasan. Mereka menggali
terowongan bawah tanah. Bahkan semangat ketegaran Hamas tertular kepada
warga dunia Arab untuk melakukan revolusi menggulingkan rezim otoriter
di negeri mereka, seperti di Tunis, Maroko, Libia dan Mesir.
Blokade
politik terhadap Jalur Gaza juga tak mampu membendung popularitas
Ismail Haniyah sebagai Perdana Menteri. Ia diterima di Qatar, Emirat,
Iran, Tunis, Turki dan lain-lain.
Selain
itu, Jalur Gaza sejak diblokade justru menjadi tujuan kunjungan paling
laris dari dunia luar yang ingin memberikan dukungan, bantuan dan
solidaritas, terutama Emir Qatar Hamd bin Jasim, PM Malaysa dan PM Mesir
serta Menlu Tunis. Kunjungan itu tak pelak mengganggu Amerika dan
zionis. (bsyr)
|
PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT
BERITA SIAK
FIQIH
SIROH
Kesehatan
Saintek
Video Pilihan
Minggu, 28 April 2013
Pengamat: Kunjungan Erdogan ke Gaza Akan Memiliki Pengaruh Besar
0 Comments
Tweets
Terpopuler
- Kader PKS Mendukung MUI untuk Mengambil Langkah Mengenai "Guru Spiritual" Eyang Subur
- Tarif Listrik 450 dan 900 Watt Akan Naik
- PKS di Berbagai Daerah Siap Menangkan Prabowo
- Lirik Lagu Cinta, Kerja, dan Harmoni
- MK Kabulkan Gugatan AGK-Manthab, Pilgub Malut Diulang di 8 Kecamatan
- Anak-anak Kader PKS Siapkan Program untuk Pemilih Pemula
- Parpol Islam, Jangan Berkhianat Kepada Umat!