Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » Partai Modern itu Bernama PKS

Partai Modern itu Bernama PKS


By: Abul Ezz Kamis, 04 April 2013 0

Sepuluh peserta pemilu 2014 ditambah dua peserta tambahan PBB dan PKPI yang menyusul disahkan oleh KPU sebagai Partai yang berhak mengikuti kompetisi memenangkan hati rakyat Indonesia tahun depan.
Jika kita amati dari sepuluh gambar yang ada, maka bisa kita identifikasikan dalam segmentasi warna. Partai yang menggunakan warna dasar biru ada tiga. Partai dengan warna dasar hijau ada dua. Partai dengan dominan warna merah ada dua. Partai dengan dominan warna kuning ada dua. Partai yang baru disahkan pake warna hijau dan merah. Partai yang paling kinclong warnanya cuma nomor 3.
Bicara pemilihan umum, maka berbicara banyak tentang proses demokrasi untuk menentukan masa depan bangsa. Pemenang dalam kompetisi pemilu akan menjadi penentu Negara ini mau dibawa kemana dalam pentas percaturan dunia dan khususnya perbaikan seluruh aspek yang menyangkut kepentingan warna negara Indonesia.
Bicara partai, maka kita akan berbicara banyak tentang sistem organisasi partai. Karena kekokohan sistem organisasi yang dimiliki serbuah partai yang akan mampu membuat partai tersebut hidup lebih lama dari pendiri dan para penggagasnya. Semakin canggih organisasi partai, maka semakin kuat partai tersebut bertahan dalam era persaingan demokrasi yang luar biasa ketat. Dan hanya partai modern yang dikelola dengan sistem yang mampu maju dan berkembang.
Sekarang kita bicara tentang partai modern. Partai manapun ingin mengelola organisasi politiknya menjadi modern. Bayangan kita seperti halnya manajemen perusahaan mengelola bisnisnya dengan manajemen perusahaan terbuka. Dimana semuanya mulai dari peraturan, kebijakan, sistem, prosedur hinggal pelaporan dikelola dengan sangat baik hingga perusahaan tersebut sanggup hidup, bertahan dab berkembang hingga ratusan tahun lamanya.
Modernisasi sebuah partai dapat dilihat dengan sangat mudah dimulai dari sistem kepemimpinannya. Indonesia sejak zaman kemerdekaan merupakan negara yang secara politik sangat dipengaruhi oleh kehadiran sosok figur yang mampu menjadi penyedot utama perhatian rakyat. Partai manapun akan sangat diuntungkan ketika memiliki figur yang populer dan diterima baik di masyarakat. Tapi kemudian timbul persoalan tatkala sang figur menemui akhir dari era kejayaannya. Maka untuk bertahan pilihannya mutlak dibutuhkan sistem partai yang jauh lebih kuat dibandingkan figur partai. Dalam dunia bisnis kita mengenalnya corporate branding harus lebih bernilai dibandingkan personal branding
Kesempatan luar biasa di hari ini, kita akan sedikit mengupas tentang modernisasi sistem kepartaian yang dimiliki oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai nomor 3, Partai yang insya Allah dengan ijin Allah Ta'ala akan menjadi salah satu pemenang kompetisi pemilu 2014 di posisi 3 besar. Kenapa ga bahas partai lain, karena partai lain biar dibahas pengamat politik aja hehe.
Kita akan melihat dari kaca besar sistem kepemimpinan di parta kader ini. Hadir di republik tercinta ini sejak lima belas tahun yang lalu, partai ini telah mampu memberikan kontribusi besar dalam merubah citra tentang politik di Indonesia. Terhitung sejak tahun sembilan delapan sudah berganti empat pemimpin. Dimulai dengan era Nurmahmudi Ismail saat masih menggunakan nama Partai Keadilan. Kemudian berganti kepemimpinan di tangan Hidayat Nur Wahid saat sudah bernama Partai Keadilan Sejahtera. Proses kepemimpinan berganti ke tangan Lutfi Hasan Ishaq hingga terjadinya badai fitnah dan dengan cepat sistem partai memutuskan Anis Matta menjadi pemimpin yang baru untuk membawa partai kader ini memenangkan pertempuran 2014.
Jika kita membandingkan proses kepemimpinan PKS dengan partai lain maka kita akan melihat perbedaan yang sangat luar biasa. Kursi presiden di PKS atau ketua umum di partai lain merupakan posisi paling strategis untuk seorang politikus melejitkan karir politik nasionalnya. Hingga menjadi kejadian biasa setiap proses kepemimpinan di partai politik selalu disertai dengan konflik kepentingan yang sangat besar.
Kita tengok sejarah kepemimpinan politik di partai lain maka selalu memunculkan episode baru. Kader yang kalah bertarung memperebutkan kursi ketua umum bikin kongres tandingan hingga satu partai ada dua ketua umum dengan dua versi kongres. Kader politik yang kalah tarung memutuskan keluar dan bikin partai baru biar langsung jadi ketua umum. Kader politik yang tidak boleh mimpi jadi ketua umum karena itu jabatan seumur hidup, karena kepemimpinan partai jadi politik dinasti. Kader yang kalah pemilihan ketua umum menghilang tidak mau berkontribusi lagi untuk partainya.
Lihatlah PKS. Presiden pertama partai ini bersedia menjadi seorang walikota. Presiden kedua partai ini bersedia untuk menjadi ketua fraksi. Presiden ketiga partai ini bersedia berkorban dengan fitnah yang kejam untuk kemenangan dakwah partai ini. Dan Presiden keempat partai ini bersedia kehilangan waktu tidurnya untuk memimpin kemenangan partai ini dalam perjuangan politik 2014.
Apakah kita bisa melihat mantan ketua umum partai lain yang mau diturunkan baju kebesarannya dari pemimpin menjadi dipimpin? Apakah kita bisa melihat di partai lain proses kepemimpinan yang tersistem seperti yang ada di PKS? Apakah kita bisa membandingkan di partai lain dipilihnya pemimpin partai tanpa pertimbangan dinasti keluarga, tanpa pertimbangan kepemilikan harta?
Sistem kepemimpinan di PKS menjadikan partai ini sebagai partai modern yang siap berkontribusi bagi kebaikan sistem politik di Indonesia. Partai yang siap hidup jauh lebih lama dari para pendirinya. Partai yang siap memperjuangkan seluruh kepentingan rakyat Indonesia. Partai yang siap berkorban untuk kesejahteraan masyarakat. PKS pilihan kita semua nomor 3. []


*kiriman dari pkspdkacang@gmail.com


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar