Meneropong Parpol dengan DCS
By: Abul Ezz
Selasa, 23 April 2013
0
pkssiak.org - Hanya PKS, Golkar dan Hanura yang cukup transparan mengenai kualitas caleg yang akan masuk ke Senayan.
Berdasarkan publikasi media per 22 April 2013 jam 15.00, hanya PKS, Golkar, Demokrat, Hanura, Gerindra, dan PAN yang sudah menyerahkan ke KPU.
Dari yang sudah menyerahkan, hanya 3 partai yang mempublikasikan komposisi pendidikan dan usia para calegnya. Yaitu PKS, Golkar dan Hanura, Selebihnya hanya seremonial penyerahan DCS belaka.
Padahal, publikasi DCS cukup penting, agar publik mengetahui informasi awal tentang kualitas para caleg yang akan mengisi Senayan. Seharusnya Parpol transparan dalam mempublikasikan para calon wakil rakyat.
Demokrat, berkomentar calegnya diisi oleh muka lama. Gerindra, berkomentar calegnya hasil seleksi dari 3.000 orang yang mendaftarkan diri ke Gerindra setelah pemasangan iklan di media. PAN, berkomentar perempuan cukup banyak menjadi caleg.
Walau usia dan pendidikan bukan hakikat untuk melihat kualitas caleg. Namun setidaknya bisa menjadi tolak ukur awal untuk melihat kualitas caleg.
Info jenjang pendidikan bermanfaat untuk mengetahui kualitas caleg sebagai patner pemerintah. Info usia, bermanfaat untuk mengetahui kemampuan mereka dalam mobilitas dan padatnya agenda aleg.
Penulis mencoba merekapitulasi daftar DCS PKS, Golkar dan Hanura berdasarkan publikasi media. Hasilnya sebagai berikut:
Dari
jenjang usia, caleg dari PKS sebagian besar dari angkatan muda yaitu
sebesar 81%. Sedangkan Golkar hanya 39% dan Hanura 50%.
Walau dari angkatan muda, jenjang pendidikan caleg PKS sudah bisa mengimbangi kualitas pendidikan caleg Golkar dan Hanura. Hal ini terlihat dari jenjang S2 dan S3 dari caleg PKS.
Namun hanya Hanura yang jenjang pendidikan paling rendah D3. Sedangkan PKS dan Golkar masih ada yang berpendidikan SMA sebesar 12 %.
Yang menarik, di DCS-DPR RI PKS, ada dua orang caleg dari non Muslim. Mereka berasal dari daerah pemilihan Papua. 95 persennya adalah kader internal.
Dengan kondisi keterbukaan caleg yang sama, Namun PKSlah yang pertama kali mendaftarkan DCSnya ke KPU.
Menurut penulis, hanya ketiga Parpol inilah yang cukup transparan mengenai kualitas para calegnya.
Sistem rekrutmen dan kaderisasi di ketiga partai ini dapat dikatakan berjalan cukup baik sehingga pendaftaran mereka ke KPU bisa lebih awal dengan data dan dokumentasi para calegnya yang cukup baik.
Tidak itu saja, keterbukaan caleg dan kecepatan penyerahan DCS dari ketiga partai ini menunjukan paling sedikit pergesekan dan konflik internal dalam menentukan calegnya.
Walau dari angkatan muda, jenjang pendidikan caleg PKS sudah bisa mengimbangi kualitas pendidikan caleg Golkar dan Hanura. Hal ini terlihat dari jenjang S2 dan S3 dari caleg PKS.
Namun hanya Hanura yang jenjang pendidikan paling rendah D3. Sedangkan PKS dan Golkar masih ada yang berpendidikan SMA sebesar 12 %.
Yang menarik, di DCS-DPR RI PKS, ada dua orang caleg dari non Muslim. Mereka berasal dari daerah pemilihan Papua. 95 persennya adalah kader internal.
Dengan kondisi keterbukaan caleg yang sama, Namun PKSlah yang pertama kali mendaftarkan DCSnya ke KPU.
Menurut penulis, hanya ketiga Parpol inilah yang cukup transparan mengenai kualitas para calegnya.
Sistem rekrutmen dan kaderisasi di ketiga partai ini dapat dikatakan berjalan cukup baik sehingga pendaftaran mereka ke KPU bisa lebih awal dengan data dan dokumentasi para calegnya yang cukup baik.
Tidak itu saja, keterbukaan caleg dan kecepatan penyerahan DCS dari ketiga partai ini menunjukan paling sedikit pergesekan dan konflik internal dalam menentukan calegnya.
By: Nasrulloh Mu | Kompasiana
DPD PKS Siak - Download Android App