Komitmen itu Seperti Mengayuh Sepeda
By: Abul Ezz
Rabu, 24 April 2013
0
Mirza Husni
Bandung
Mirza Husni
Tim Media PKS Bandung
Bandung
pkssiak.org - Mungkin sebagian besar kita adalah tipikal pemuda yang berpikiran
simple. Kuliah, kerja, menikah, punya anak, punya cucu, dan mati. Jarang
ada pemuda yang berpikir kemana masa depan negara ini akan kita bawa.
Kayaknya terlalu berat perihal itu untuk pemuda-pemuda kita. Namun
ternyata itu bukanlah hal yang sulit dan rumit bagi pemuda karena
semuanya tak sesulit yang dibayangkan, seperti Bill Gates yang memulai
kerajaan bisnisnya dari dalam sebuah garasi, sesimpel itulah sebuah
tujuan besar. Sayangnya, hal yang rumit dan sulit itu adalah komitmen,
mudah diucap, sulit dijalankan.
Berapa tahun kita halaqah? Satu dua atau tiga? Atau tiga belas tahun
atau lebih? Hanya komitmen yang membuat kita bertahan. Dan komitmen
biasanya bertahan sesuai tingkat husnudzannya kepada jamaah. Satu atau
dua kali clash mungkin akan membuat kita rapuh, namun tingkat toleransi
terhadap kebaikan yang telah diberikan bertahun-tahun harus membuat kita
lebih kuat. Mungkin saja ada oknum yang berbuat kesalahan, tapi
bukankah keluarga itu tetap kita anggap keluarga walaupun terkadang
melakukan kesalahan. Berapa banyak anggota keluarga sedarah dan keluarga
besar kita yang melanggar hukum islam seperti tidak memakai jilbab,
melakukan pacaran, dan sejenisnya tetapi kita masih bisa menganggap
mereka keluarga. Karena sangat tak enak rasanya bila suatu saat kita
yang melakukan kesalahan dan mereka tidak menganggap kita sebagai
keluarga lagi.
Sebagian aktifis dakwah mempunyai semangat idealisme yang supertinggi
ketika kuliah. Setelah tamat kuliah kita dihadapkan dengan masalah
baru, yaitu kemajemukan masyarakat. Kecerdasan berpikir harus diandalkan
disini. Tidak bisa main vonis dan langsung menjauh. Seperti kata orang
bijak, lebih baik menyalakan obor daripada mengutuk kegelapan. Ada
hal-hal yang harus sedikit kita bedakan dengan dunia kampus, sehingga
tak ada ucapan lagi “si fulan sudah berubah”. Menjadi “orang pintar” itu
sangat mudah, tapi menjadi orang pintar dan cerdik tak semudah
dibayangkan.
Pertama ketika terjun ke kerumunan masyarakat, kita akan dihadapkan
dengan frame yang berbeda-beda. Kita harus melonggarkan syarat-syarat
interaksi yang agar tujuan lebih mudah dicapai. Tujuan yang besar
terkadang harus dicapai dengan mengorbankan hal-hal kecil. Jangan
berkeluh kesah tentang taman rumah yang tidak rapi, tapi padamkan api
besar yang sedang melahap rumah.
Apapun profesi kita, tetap harus ada waktu untuk dakwah. Sisakan waktu,
bukan waktu sisa. Dengan menjadi pegawai kita menjadi dai di kantor,
dengan menjadi pedagang kita menjadi dai bagi relasi bisnis dan
konsumen, begitupun dengan profesi lainnya. Kerja efektif amat
diperlukan dengan waktu yang singkat, mengingat terkadang kesibukan kita
di tempat kerja menyita waktu yang tidak sedikit. Tidak boleh iri
dengan profesi karena Allah sudah mentakdirkan manusia berbeda-beda
rezekinya dan berbeda-beda kemampuan dan bidangnya. Dan komitmen itu
akan tumbuh sendiri manakala intensitas “charging” ruhiyah kita tetap
intensif. Dengan kualitas halaqah kita yang berbeda-beda, jangan pernah
berharap terlalu tinggi, misalnya halaqah harus dengan para ulama-ulama.
Seharusnya peningkatan ruhiyah dalam halaqah itu standar paling minimal
cukup dengan berhadapan, bertemu, melingkar. Karena itulah arti
sebenarnya halaqah, pertemuan dengan saudara yang meningkatkan iman dan
dijanjikan syurga, insyaAllah.
Analogi komitmen itu seperti mengayuh sepeda. Kita tetap akan bisa
menjalankan sepeda selama kita mengayuhnya. Ketika kita tidak mengayuh,
maka sepeda kita hanya akan berjalan beberapa meter setelah itu
berhenti. Nah, jamaah kita seperti sepeda beroda banyak, setiap orang
harus berkontribusi untuk mengayuh. Kalo tidak rajin mengayuh maka akan
digantikan dengan yang lebih rajin mengayuh, karena generasi yang malas
mengayuh itu istilah kasarnya seperti pangkhianat, dia bertepuk tangan
ketika menang dan menyumpahserapah ketika kalah. []
Mirza Husni
Tim Media PKS Bandung
DPD PKS Siak - Download Android App