Ketika Musuh Hatinya Tersentuh
By: admin
Minggu, 28 April 2013
0
(ilustrasi). |
pkssiak.org - Perjalanan dakwah adalah
perjalanan yang panjang. Tidak selamanya mulus, bahkan penuh onak dan
duri, ujian dan cobaan, halangan dan tantangan akan selalu menerpa.
Ibarat lautan adakalanya tenang, namun selalunya akan bergelombang
ditiup angin.
Hanya pelayar yang sabar dan tangguh yang mampu menghadapinya. Bahkan
menaklukkan lautan bergelombang, sehingga perahu yang ditumpangi
bergerak indah, bahkan terasa nikmat seperti di dalam ayunan.
Jika dakwah menghadapi tantangan, jika dakwah mempunyai musuh. Ini bukan
hal yang aneh, tetapi ini hal yang biasa dan sunnatullah. Bayangkan
jika dakwah itu mudah, sudah tentu semua orang sudah menyertai dan
melaksanakan kerja dakwah. Tapi dakwah itu mampu dilakukan hanya
orang-orang yang benar-benar ikhlas dan pilihan. Walaupun pada
hakikatnya semua muslim berkewajiban untuk berdakwah. Namun pada
kenyataannya, sedikit yang menyadari dan mau melakukannya.
Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa dakwah itu berat dan
membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Dakwah juga telah memunculkan
tokoh-tokoh pejuangnya dan memunculkan tokoh-tokoh penentangnya. Seperti
cerita dalam novel ada tokoh protogonis dan antagonis, dan tokoh
protogonis pada akhirnya akan selalu mengalahkan tokoh antagonis.
Bagaimanapun jahat dan kuatnya mereka.
Dalam sejarah telah muncul tokoh-tokoh dakwah yang besar, dan juga
musuh-musuhnya. Baik sebelum islam maupun sesudah islam datang. Sebelum
islam terlihat pada sosok pejuang dakwah, yaitu para Nabi dan Rasul.
Diantara mereka mendapat gelar Ulul Azmi, karena kesabaran dan beratnya
tantangan yang dihadapi. Sebagian kisah mereka telah dicatat dalam Al
Qur’an. Untuk menjadi ibrah generasi kemudian. Sebut saja diantaranya:
Nabi Ibrahim as dengan musuhnya Raja Namrud, Nabi Soleh as dengan
penentangnya kaum Tsamud, Nabi Hud as dengan penentangnya kaum ‘Ad, Nabi
Musa as dengan musuhnya Raja Fir’aun, Nabi Daud dengan musuhnya Raja
Jalud, Nabi Isa as dengan musuhnya bangsa Romawi dan para Nabi dan Rasul
yang lainnya. Semuanya memiliki kisah perjuangan tersendiri cara
tersendiri dalam menghadapinya. Dan semuanya atas izin dan pertolongan
Allah memperoleh kemenangan.
Sedangkan perjungan dakwah sesudah islam (diutusnya Nabi Muhammad
Rasullullah saw), perjuangan dakwah begitu berat tantangannya.
Rasulullah bersama para sahabat menerima perlawanan dan tantangan dari
kaum kafir Quraiys yang dipimpin para tokoh besarnya seperti, Abu Lahab,
Abu Jahal Abu Sufyan dan tokoh-tokoh lainnya.
Jika kita membaca sirah Nabi, kita bisa menitikkan air mata karena
sedihnya melihat Rasulullah menerima siksaan mereka ketika berdakwah.
Ketika Rasulullah di lempari kotoran, ketika diletakkan duri-duri di
perjalanan dan menusuk kakinya, ketika Rasulullah dipijak kepalanya
ketika sedang bersujud, ketika Rasulullah diusir dari Thaif dan
dilempari batu sampai berdarah-darah, ketika dalam perang Uhud beliau
terluka dan giginya patah, dan berbagai penderitaan yang dialaminya.
Namun itu semua tidak menyurutkan langkah beliau untuk terus berjuang
melaksanakan amanah dari Allah untuk menyebarkan RisalahNya. Sehingga
pada akhirnya dakwah Rasulullah tersebar ke segala penjuru dunia.
Dari perjuangan dakwah Rasulullah, ada banyak pelajaran yang perlu kita
cermati dan kita teladani, diantaranya adalah ketika Rasulullah telah
berhasil menyentuh hati para musuhnya, kemudian musuh-musuh tersebut
berbalik arah dan berubah menjadi pembela dakwah yang tangguh.
Saya akan menyebutkan tiga diantaranya:
Umar bin Khattab, siapa yang tidak mengenal sahabat Rasulullah yang satu
ini? Seorang yang mempunyai sifat yang tegas dan keras, sehingga dengan
sifat yang dimilikinya itu menjadikannya mulia dalam petunjuk islam.
Bahkan para syaitan pun takut untuk bersua dengannya.
Sebelumnya Umar adalah seorang pemuda jagoan, keturunan bangsawan, kaya
dan sangat benci dan memusuhi islam. Sampai-sampai karena bencinya suatu
hari Umar bersiap-siap dengan pedangnya untuk mencari dan memancung
Rasulullah. Namun apa yang terjadi setelah itu? Umar tersadar setelah
memukul saudaranya sehingga berdarah, yang didapatinya telah mengikuti
ajaran Rasulullah.
Dan ketika dia menemui saudaranya tersebut, didapatinya sedang membaca
Al Qur’an. Setelah peristiwa itu Umar memeluk islam dan menjadi pembela
islam yang tangguh. Sampai-sampai Rasulullah memberinya gelar Al Faruq,
dan Umar menjadi salah seorang dari sepuluh sahabat yang mendapat
jaminan masuk surga.
Khalid bin Walid, ia adalah pahlawan terulung kaum Quraiys. Panglima
besar, dan lambang kehebatan tentara Quraiys. Bagaimana tidak, Khalid
bin Walid adalah panglima andalan mereka, yang sangat pintar dalam
strategi perang dan sangat berani di medan pertempuran.
Selama hidupnya tidak pernah kalah dalam memimpin pasukannya berperang.
Baik ketika masih kafir mupun setelah masuk islam. Satu-satunya perang
yang bisa membuat orang kafir Quraiys tersenyum dan tertawa melawan kaum
muslimin adalah perang Uhud. Karena itulah satu-satunya perang yang
mereka berhasil mengalahkan pasukan islam.
Siapakah tokoh yang berjasa di balik kemenangan itu? Tak lain dan tak
bukan adalah sang Panglima andalan, Khalid bin Walid. Setelah
keislamannya, Khalid bin Walid semakin menjadi-jadi kehebatannya.
Semangat jihadnya semakin berkobar untuk membela islam, dan ia sangat
merindukan untuk mati syahid di medan jihad.
Rasulullah percayakan kepadanya untuk memimpin pasukan perang islam, dan
setiap kali perang selalu menang. Sehingga Rasulullah memberikan gelar
khusus padanya “Saifullah”. Khalid bin Walid menyandang jabatan panglima
besar sampai zaman kekhalifahan Abu Bakar ra.
Ikrimah bin Abu Jahal, ia adalah seorang tokoh pemuda Quraisy. Sama
seperti ayahnya, Ikrimah sangat memusuhi islam. Bahkan ia sangat kejam
dalam menyiksa orang islam ketika di Mekkah. Kekejamannya sangat
terkenal ke seluruh kota itu. Ketika Rasulullah bersama kaum muslimin
menaklukkan kota Mekkah. Ikrimah segera melarikan diri meninggalkan kota
Mekkah sekaligus anak dan istrinya.
Karena ia begitu takut akan balasan dari Rasulullah akibat kejahatan
yang dilakukannya kepada umat islam. Dalam perjalanannya ke negeri yang
jauh, ada utusan dari Rasulullah yang menyampaikan kepadanya bahwa
Rasulullah telah memaafkannya dan mempersilahkan kembali ke Mekkah.
Akhirnya hatinya tersentuh dan kembali, kemudian masuk islam.
Setelah keislamannya, ia menebus kesalahannya dulu dengan berjuang
habis-habisan membela islam. Ia berjihad bersungguh-sungguh, dan
Rasulullah pernah mempercayakannya untuk menjadi panglima pasukan kaum
muslimin. Sepanjang hidup setelah keislamannya hanya dihabiskan untuk
berjihad. Dan akhirnya ia pun mendapatkan syahid.
Itulah diantara kisah musuh Allah yang berubah menjadi pembela agama dan
dakwah yang tangguh. Namun adakah perubahan itu berlaku begitu saja dan
secara kebetulan? Tentu saja tidak. Semuanya disebabkan bijaksananya
Rasulullah dalam berdakwah kepada mereka. Rasullah membuat pendekatan
hikmah untuk menyentuh hati mereka, dan juga melaui do’a-do’a untuk
mereka supaya memperoleh hidayah. Tentu saja semuanya atas izin Allah.
Umar bin Khatab, Khalid bin Walid dan Ikrimah bin Abu Jahal, walaupun
mereka membenci Rasulullah dan agama yang dibawanya, memusuhi dan
memerangi beliau. Namun Rasulullah tidak membalas perbuatan mereka
dengan keadaan yang sama, Rasulullah tidak murka dan benci kepada
mereka. Bahkan Rasulullah simpati kepada mereka, Rasulullah tetap
berdakwah kepada mereka dengan bijaksana serta mendo’akan mereka.
Rasulullah telah berdo’a untuk Umar, supaya terbuka hatinya untuk masuk
islam. Allah telah mengabulkan do’a Rasul-Nya. Umar bin Khatab akhirnya
sadar dan lembut hatinya kemudian memeluk islam. Rasulullah telah memuji
kehebatan Khalid bin Walid walaupun ketika itu ia masih kafir, sehingga
ketika Khalid mendengar kabar tersebut menjadi penasaran.
Kemudian ia menyelidikinya sendiri dengan menyamar untuk bertemu
Rasulullah dan membuktikan kabar yang didengarnya. Setelah ia
mendapatkan kebenaran kabar tersebut, hatinya menjadi tersentuh. Kemudia
tanpa ragu ia masuk ke agama yang dulu sangat dibencinya, yaitu islam.
Ikrimah bin Abu Jahal pun demikian, ia sangat takut Rasullullah akan
menghukumnya atas kejahatan yang dilakukannya ketika jahiliyah.
Ia melarikan diri dan menyeberang ke negeri lain. Namun Rasulullah tidak
menyuruh untuk mengejar dan menangkapnya. Tetapi beliau memaafkan
Ikrimah. Sehingga terdengar kabar tersebut kepada Ikrimah, ia menjadi
malu dan sadar akah kesalahannya. Hatinya tersentuh. Ia pun kembali,
dengan insafnya diri. Kemudian menemui Rasulullah dan menerima islam.
Demikianlah sejatinya musuh, kadang bukan berarti selamanya musuh.
Adakalanya mereka akan berubah. Ianya hanya perkara waktu yang
tertangguh. Ianya hanya hal bagaimana menyerunya dengan hikmah. Ianya
juga hanya hal bagaimana upaya kita agar hatinya tersentuh. Sebagai
pendakwah jangan sampai kehadiran mereka membuat lemah. Karena dalam
jalan dakwah wujudnya mereka adalah fitrah. Agar jalan ini tidak mudah,
karena memang jalan ini berat dan susah. Hanya mereka yang mengharap
ridha Allah yang akan tabah.
Jadi kepada musuh-musuh dakwah. Jangan dibenci, tetapi disyukuri. Karena
itu membuat kita semakin teruji. Semakin kokoh menapakkan kaki di jalan
suci ini. Mereka tetap perlu didekati, karena mereka perlukan simpati,
bukan caci-maki. Mereka perlukan uluran tangan bukan gertakan. Mereka
perlukan pujian bukan hinaan. Mereka perlukan do’a bukan kutukan. Mereka
perlukan kebijaksanaan bukan kekerasan.
Karena hidayah itu soal hati, Allah saja yang menguasai hati, Allah juga
yang membolak-balikkan hati. Jika kita berdo’a kepada pemilik hati,
untuk memberi hidayah kepada insan-insan yang hatinya masih terkunci.
Niscaya hal itu bagi Allah sesuatu yang sangat mudah sekali. Cara yang
demikianlah yang di contohkan oleh baginda Nabi. Sebagai generasi
penerus dakwah Nabi, sudah selayaknya kita turut melakukan cara ini.
Kepada tingkah laku musuh yang mencabar, kadang kita dituntut untuk
bersabar. Dengan hati teguh dan tegar. Tidak selamanya serangan balas
harus dilontar. Karena kadang malah tindakan demikian memberi efek
kerugian dakwah yang besar.
Tetaplah kita mempunyai jiwa yang teguh, hubungan kepada Allah yang
utuh, ukhuwah kepada sesama yang selalu kuat dan tidak rapuh. Cinta
kepada Allah dan RasulNya harus sentiasa tumbuh, karena jika kita telah
mendapatkan cinta Allah, mudahlah kita untuk membuat hati musuh
tersentuh. Seperti hati Umar, Khalid dan Ikrimah.
Dakwah adalah cinta, cinta menuntut segala-galanya, cinta pasti perlu
pengorbanan sebagai buktinya. Dari jiwa, harta, tenaga, waktu maupun
yang lainnya. Semuanya Allah akan membelinya, dengan harga yang begitu
mahal tak terkira, yaitu surga.[Islamedia]
DPD PKS Siak - Download Android App