Ketika Lamaran DiTolak, Belajar Dari Salman AlFarisi | Ikhwan Akhwat Wajib Baca!
By: admin
Minggu, 28 April 2013
0
pkssiak.org - by: @ManJaddaWaJadaa
- Salman Al Farisi adalah salah satu sahabat Rasulullah. Usianya memang sudah waktunya utk menikah.
- Seorang wanita Anshar yg dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya.
- Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat.
- Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
- Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa.
- Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya.
- Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang.
- Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah.
- Maka disampaikannya-lah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.
- ”Subhanallaah... walhamdulillaah...”, girang Abu Darda’ mendengarnya.
- Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup,
- ...beriringanlah ke-2 shbt itu menuju sebuah rmh di penjuru tgh kota Madinah. Rumah dari seorg wanita yg shalihah lg bertaqwa.
- ”Saya adalah Abu Darda', dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia".
- Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya.
- Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
- ...sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya.
- "Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya".
- Fasih Abu Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.
- ”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia".
- Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama.
- "Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami”.
- Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.
- "Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya.
- ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab..."
- ...bahwa puteri kami MENOLAK pinangan Salman.
- "Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan”.
- Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah.Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis.
- Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman.
- Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati.
- Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran;
- ...bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya.
- Mari kita dengar ia bicara.
- "Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’,
- ...dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!” *MasyaAllah :')*
- Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini.
- Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit;
- ...malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar – untuk tidak mengatakan ’merasa dikhianati’.
- Merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya.
- Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman.
- Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.
- Mari kita renungkan dalam2, apakah kita bisa memiliki perasaan #CintaMulia layaknya Salman Al-Farizi. Semoga bisa :')
- Dan semoga dari kisah #CintaMulia Salman Al-Farizi mengajarkan kita akan indahnya ukhuwah dan tak harus bertentangan dgn cinta.
- Kesetiakwanan & #CintaMulia Salman Al-Farizi layaknya berlian yang mewah dan mutiara yang indah. Jarang org yg memilikinya.
- Selamat merenung sahabat, semoga kisah #CintaMulia Salman Al-Farizi dapat menjadi cambuk hati buat kt utk menjadi tetap yg terbaik.
DPD PKS Siak - Download Android App