"Kasihanilah Para Pecinta" | Anis Matta
By: Abul Ezz
Kamis, 11 April 2013
0
"Sebab itu menjodohkan sepasang kekasih yang saling mencintai adalah tradisi kenabian" (Anis Matta)
***
Anis Matta
*serial cinta
:: PKS PIYUNGAN
***
Sepasang aktivis itu datang menemui saya dengan mata berbinar. Binar
cinta yang bersemi di mushalla kampus dan dibangku kuliah dan di
arak-arakan jalanan demonstrasi untuk reformasi. Ditengah badai politik
itu cinta mereka bersemi.
Tapi cinta gadis keturunan Arab dengan pemuda Jawa itu kandas. Kasih
mereka tak sampai ke pelaminan. Restu orang tua sang gadis tak berkenan
meneruskan riwayat asmara putih mereka. Tragis. Tragis sekali. Karena
dihati siapapun cinta yang tulus seperti itu singgah, kita seharusnya
mengasihi pemilik hati itu. Sebab itu perasaan yang luhur. Sebab
perasaan yang luhur begitu adalah gejolak kemanusiaan yang direstui
disisi Allah. Sebab karena direstui itulah Rasulullah saw lantas
bersabda, “Tidak ada yang lebih baik bagi mereka yang sudah saling jatuh
cinta kecuali pernikahan.”
Islam memang begitu. Sebab ia agama kemanusiaan. Sebab itu pula
nilai-nilainya selalu ramah dan apresiatif terhadap semua gejolak jiwa
manusia. Dan sebab cinta adalah perasaan kemanusiaan yang paling luhur,
mengertilah kita mengapa ia mendapat ruang sangat luas dalam tata nilai
Islam.
Itu karena Islam memahami betapa dahsyatnya goncangan jiwa yang
dirasakan orang-orang yang sedang jatuh cinta. Tak ada tidur. Tak ada
aral. Tak ada lelah. Tak ada takut. Tak ada jarak. Yang ada hanya
hasrat, hanya tekad, hanya rindu, hanya puisi, hanya keindahan. Puisi
adalah busur yang mengirimkan panah-panah asmara kejantung hati sang
kekasih. Rembulan adalah utusan hati yang membawa pesan kerinduan yang
tak pernah lelah melawan waktu.
Dua jiwa yang sudah terpaut cinta akan tampak menyatu bagaikan api
dengan panasnya, salju dengan dinginnya, laut dengan pantainya, rembulan
dengan cahaya. Mungkin berlebihan atau mungkin memang begitu, tapi
siapapun yang melantunkan bait ini agaknya ia memang mewakili perasaan
banyak arjuna yang sedang jatuh cinta: separoh nafasku terbang/bersama
dirimu.
Bisakah kita membayangkan betapa sakitnya sepasang jiwa yang dipautkan
cinta lantas dipisah tradisi atau apa saja? Tragedi Zaenudin dan Hayati
dalam Tenggelamnya Kapal Vanderwijck, atau Qais dan Laila dalam Majnun
Laila, terlalu miris. Sakit. Terlalu sakit. Karena didalam jiwa
seharusnya itu mustahil. Tragedi cinta selamanya merupakan tragedi
kemanusiaan. Sebab itu memisahkan pasangan suami istri yang saling
mencintai adalah misi terbesar syetan. Sebab itu menjodohkan sepasang
kekasih yang saling mencintai adalah tradisi kenabian.
Suatu saat, Khalifah Al Mahdi singgah beristirahat dalam perjalanan haji
ke Makkah. Tiba-tiba seorang pemuda berteriak, “Aku sedang jatuh
cinta”. Maka Al Mahdi pun memanggilnya, “Apa masalahmu?” “Aku mecintai
puteri pamanku dan ingin menikahinya. Tapi ia menolak karena ibuku bukan
Arab. Sebab itu aib dalam tradisi kami”.
Al Mahdi pun memanggil pamannya dan berkata padanya, “Kamu lihat
putera-puteri Bani Abbasiyah? Ibu-ibu mereka juga banyak yang bukan
Arab. Lantas apa salah mereka? Sekarang nikahkanlah lelaki ini dengan
puterimu dan terimalah 20 ribu dirham ini: 10 ribu untuk aib dan 10 ribu
untuk mahar.” []
Anis Matta
*serial cinta
:: PKS PIYUNGAN
DPD PKS Siak - Download Android App