Intermezzo Empat Khalifah (Part.II)
By: Abul Ezz
Rabu, 17 April 2013
0
Intermezzo Empat Khalifah
(Part.II)
Oleh Yoan
pkssiak.org - Sesungguhnya Rasulullah shalallahu’alahiwassalam telah berhasil membawa
masyarakat islam ke puncak keluhuran melampaui manusia biasa. Jika ada
pepatah yang mengatakan bahwa pahlawan adalah mereka yang berhasil
melampaui kemampuan dirinya, maka ialah Rasulullah yang telah berhasil
mencetak pahlawan-pahlawan islam yang sanggup berjuang hingga bahkan
kering titis darah mereka.
Pada intermezzo kali ini, mari kita sejenak bernostalgia pada kejayaan ‘Umar bin Khaththab ra.
Dialah ‘Umar bin Khaththab yang tubuhnya besar kekar, yang kekuatan
fisiknya mampu mengalahkan 20 puluh orang dewasa saat ini, yang juga
suara berat berwibawanya berpadu dengan kecerdasan pikirnya.
Kehadiran ‘Umar dalam kancah sejarah islam telah melejitkan fase dakwah
dari sirriyah menjadi terang-terangan. Atas izin Allah pula lah,
kekhalifahan yang dipimpin oleh ‘Umar setelahnya mampu mendobrak
ekspansi terluas sepanjang sejarah dengan rentang waktu 10 tahun 6 bulan
8 hari saja.
‘Umar bin Khaththab telah diangkat oleh Abu Bakr Ashshiddiq ra sebagai
khalifah dengan cara tariqul-ahad, yaitu memilih sendiri penggantinya
setelah mendengarkan pendapat yang lain, dan lalu membai’atnya di depan
umum. Beberapa ulama berpendapat, bahwa cara ini dipilih karena Abu Bakr
ingin menghindari perpecahan dalam tubuh ummat jika mereka memilih
sendiri, persis seperti yang sempat terjadi pada masanya.
Sepanjang masa kekahalifahannya, ‘Umar berhasil memunculkan berbagai
macam peristiwa spektakuler dan mencengangkan sejarah. Tak heran lagi,
jika concern utama panglima sejati ini adalah PENAKLUKAN dan PERLUASAN.
Banyak pihak yang menklaim ‘Umar sebagai “tukang perang”, padahal ianya
sendiri sangat membenci perang jika bukan untuk pembelaan dan
perlindungan terhadap agama dan wilayah islam. Uniknya pertahanan atau
penaklukan ini justru berujung pada perluasan wilayah. Inilah hebatnya
‘Umar, STRATEGIS!
Tercatat kurang lebih 44 penaklukan yang berhasil dimenangkan di bawah
kepemimpinan ‘Umar, meliputi jazirah Arab, Syiria, Mesir, sebagian besar
Persia, termasuk pula pembukaan Baitul Maqdis. Bahkan Damaskus telah
ditaklukan ‘Umar pada tahun pertama kekhalifahannya, melanjutkan
perjuangan yang sempat dilakukan di masa Abu Bakr. Begitu juga dengan
Baitul Maqdis, kota ini dikepung selama empat bulan oleh pasukan muslim
yang dipimpin oleh ‘Amru bin Ash, sebelum akhirnya dapat ditaklukkan
dengan syarat Khalifah Umar bin Khattab sendiri yang menerima “kunci
kota” itu dari Uskup Agung Sefronius, karena kekhawatiran mereka
terhadap pasukan Muslim yang akan menghancurkan gereja-gereja.
Adapun dalam strategi militer, ‘Umar berhasil menemukan sistem militer
yang belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya, yang mana ‘Umar
membagi pasukan besarnya menjadi batalion-batalion yang lebih kecil,
sesuai dengan isi surat ‘Umar kepada Sa’ad bin Abi Waqash;
“Jika engkau sudah menerima suratku ini maka pecahlah pasukanmu menjadi
satuan-saatuan yang lebih kecil. Jelaskan kepada mereka tentang tindakan
itu, angkatlah pemimpin untuk tiap-tiap pasukan, berilah perintah
pemimpin-pemimpin itu di depan semua pasukan, hormati mereka di depan
anak buah mereka, dan serahkan panji-panji pasukan pada prajurit yang
paling cepat memacu kudanya.”
Uniknya, keluhuran hati dan kebijaksanaan ‘Umar membuat para musuh pada
akhirnya kagum dan percaya dengannya, ini disebabkan oleh semua
penaklukan ‘Umar justru memberikan dampak positif pada wilayah tersebut.
Maka tak heran, pada masa ‘Umar, orang berbondong-bondong masuk islam
tanpa paksaan. Inilah memang yang menjadi misi ‘Umar, penakulukan untuk
menegakkan keadilan, serta menggenapi pewaris negeri dengan keislaman.
Di balik pribadi ‘Umar yang terkenal tegas dan keras, sesungguhnya ‘Umar
sendiri juga merupakan sosok yang sangat penyayang dan melankolis.
Seringkali ‘Umar menangis karena takut pada Allah subhanallahuta’ala.
Bahkan ‘Umar adalah pemimpin yang tak pernah segan-segan turun langsung
untuk meminta nasehat dari rakyatnya.
‘Umar jugalah yang terkenal sebagai pemimpin tukang ronda, menginspeksi
langsung keadaan rakyatnya, bahkan tanpa satu orang pengawal pun. Ini
seperti kisah yang dituturkan oleh Auza'iy, yang pada satu malam
'memergoki' Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya
Auza'iy datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua
yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahwa tiap
malam ada orang yang datang ke rumah mengirim makanan dan obat-obatan.
Tetapi janda tua itu tidak pernah tahu siapa orang tersebut. Padahal
orang yang mengunjunginya tiap malam tersebut tidak lain adalah khalifah
yang sangat ia kagumi selama ini.
Subhanallah… mudah-mudahan Allah memuliakan ‘Umar..
Masih panjang daftar kebajikan serta keberanian yang telah dilakukan
‘Umar bin Khaththab. Sampai akhirnya sang panglima ini syahid di saat
akan mengimami sholat shubuh oleh tikaman Abu Lukluk, yang konon menaruh
dendam terhadap kekalahan Persia serta kebijakan-kebijakan ‘Umar.
Sebelum menutup kisah ini, ada cuplikan menarik tentang percakapan ‘Umar dengan Salman Alfarisi ra;
‘Umar: apakah aku ini raja atau khilafah?
Salman menjawab, jika engkau memungut satu dirham, lebih sedikit atau
lebih banyak, dari tanah kaum muslimin. Lalu engkau menggunakannya bukan
pada haknya, berarti engkau seorang RAJA, dan bukan KHALIFAH.
Lalu meneteslah air mata bening di tubuh tegap gagah itu.. Air mata tanda takut pada Rabb-nya..
Wallahua’lam.
Medan, 16-4-2013
by @yoan_dolang
*baca juga: Intermezzo Empat Khalifah (part I)
DPD PKS Siak - Download Android App