by Nastarita
Samarinda
***
*penulis: @nastarabdullah on twitter
______
Ps. Terima kasih utk semua saudara, semua murobbi yang sdh begitu sabar membimbing. Mohon maaf atas segala kekerdilan akhlakku, semoga kita istiqomah :)
:: PKS PIYUNGAN
Samarinda
Dahulu kita adalah manusia yang hina, sampai Allah memuliakan kita dengan da'wah dan tarbiyah, kalau kita meninggalkan salah satunya saja.. niscaya kita akan kembali hina.
***
pkssiak.org - Aku tidak terlahir dikeluarga agamis, tidak pernah ada perintah untuk
sholat, berjilbab, apalagi diminta tarbiyah oleh orang tua. Mereka hanya
orang awam tanpa pendidikan tinggi yang berfikir "bersikap baik saja
sudah cukup".
Jadilah aku tumbuh menjadi anak dengan nilai-nilai kebaikan yang
kusepakati dengan diriku sendiri. Pikirku, selama tidak berbohong, tidak
mencuri, tidak pacaran, tidak membantah orang tua, tidak menganggu
orang lain. Maka itu sudah baik. Titik. Tidak ada yang berhak mengganggu
gugat. Tidak ada yang boleh mengatur bagaimana caraku menjalani hidup
sebagai seorang muslimah (liberal bgt ya >_<)
Sebenarnya sejak SMA aku banyak berinteraksi dengan aktivis rohis, hanya
saja tarikan dunia yang terlalu kuat membuatku akhirnya lebih memilih
menghabiskan waktu untuk ke bioskop, nonton bola (oohhh pantesan tadabur bolanya mantaPKS :D -red),
atau genjrang genjreng gitar di kos ketimbang ikut mentoring. Pernah
kakak-kakak kelasku memberikan hadiah seragam lengan panjang lengkap
dengan jilbabnya. Apa yang kukatakan saat itu? "Kasih ke yang lain aja
kak". Astaghfirullah, Sampai sekarang aku masih sering menangis kalau
mengingat betapa sering dulu aku mengabaikan peluang hidayah dari Allah.
Hidupku hanya tentang aku saja, apa yang kusuka dan apa yang tidak
kusuka. Sampai aku mengenal mereka, wajah-wajah teduh berkerudung lebar
dengan senyum yang menyejukkan. Mereka yang di awal aku memasuki dunia
kampus selalu kutatap dengan pandangan sinis. "Gede banget sih
jilbabnya, gak panas apa?" begitu pikirku. Aku pernah berada dalam
barisan yang berlawanan dengan mereka, mengepalkan tangan kiriku
tinggi-tinggi dengan yel-yel "Hidup revolusi rakyat!" saat mereka
meneriakkan kalimat takbir.
Aku juga masih sangat ingat, peristiwa di suatu sore saat aku sedang
duduk-duduk di gazebo kampus, seorang senior menyapa "assalaamu'alaykum,
dek..ada yg manggil tuh..ayo buruan" perlu sekian detik untuk membuatku
sadar bahwa yg dimaksud adalah panggilan sholat maghrib. Lantas apa yg
kulakukan? Nyaris tak bergeming, kubalas salamnya sambil berkata "duluan
aja kak". Astaghfirullah, mengapa dulu aku sejahil itu?
Maka saat aku memutuskan untuk berjilbab, senior-senior di kampus pun
sepertinya cukup tersentak. Apalagi sepekan setelah itu aku muncul
dengan jilbab ala akhwat... lebar, longgar, lengkap dengan rok dan kaos kaki. Mungkin pikir mereka "kesambet apa nih anak?" hehehe.
Padahal merekalah yang menjadi perantara hidayah itu. Mereka hanya
tidak tau, bahwa berhari-hari aku kehilangan selera tidur, berfikir
keras "mengapa wajah mereka seteduh itu? Mengapa mereka tetap tersenyum
saat mendapati sikap sinisku? Mengapa mereka tidak pernah menyerah untuk
mengajak ku ikut mentoring walau sudah berulang kali kutolak. ahh
kalian ini.. bagaimanalah caraku membalasnya?
Di PKS ini aku belajar banyak hal, memulai tarbiyah dari nol, tidak tau
apa-apa, bacaan qur'an yang terbata-bata (boro-boro hafalan).
Aktivis-aktivis di sini lah yang mengajarkanku mulai dari makan dan
minum tidak sambil berdiri sampai meyakinkanku bahwa aku akan jadi kawan
dekat setan kalau melewatkan qiyammul lail dua hari berturut-turut.
Mereka mengenalkan aku pada Allah, membuatku cinta pada Rasulullah.
Mereka mengajarkanku untuk mengkristalkan banyak hikmah, dari setiap
peristiwa bahagia maupun nestapa. Aku mendapatkan mereka disini, di PKS.
Amazing!
Aku bukannya tak pernah kecewa, tapi kalau mengingat-ingat bagaimana aku
dulu sebelum berada dibarisan ini, rasa-rasanya tak pernah sedikitpun
terbesit keinginan untuk pergi. Aku ingin berada di jalan ini selamanya,
menua bersama mereka, meretas jalan menuju syurga.. InsyaAllah.. []
*penulis: @nastarabdullah on twitter
______
Ps. Terima kasih utk semua saudara, semua murobbi yang sdh begitu sabar membimbing. Mohon maaf atas segala kekerdilan akhlakku, semoga kita istiqomah :)
:: PKS PIYUNGAN