Select Menu

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

Selasa, 30 April 2013

Dari Liberal Kiri menjelma "Akhwat"

by Nastarita
Samarinda

Dahulu kita adalah manusia yang hina, sampai Allah memuliakan kita dengan da'wah dan tarbiyah, kalau kita meninggalkan salah satunya saja.. niscaya kita akan kembali hina.

***

pkssiak.org - Aku tidak terlahir dikeluarga agamis, tidak pernah ada perintah untuk sholat, berjilbab, apalagi diminta tarbiyah oleh orang tua. Mereka hanya orang awam tanpa pendidikan tinggi yang berfikir "bersikap baik saja sudah cukup". 
Jadilah aku tumbuh menjadi anak dengan nilai-nilai kebaikan yang kusepakati dengan diriku sendiri. Pikirku, selama tidak berbohong, tidak mencuri, tidak pacaran, tidak membantah orang tua, tidak menganggu orang lain. Maka itu sudah baik. Titik. Tidak ada yang berhak mengganggu gugat. Tidak ada yang boleh mengatur bagaimana caraku menjalani hidup sebagai seorang muslimah (liberal bgt ya >_<)
Sebenarnya sejak SMA aku banyak berinteraksi dengan aktivis rohis, hanya saja tarikan dunia yang terlalu kuat membuatku akhirnya lebih memilih menghabiskan waktu untuk ke bioskop, nonton bola (oohhh pantesan tadabur bolanya mantaPKS :D -red), atau genjrang genjreng gitar di kos ketimbang ikut mentoring. Pernah kakak-kakak kelasku memberikan hadiah seragam lengan panjang lengkap dengan jilbabnya. Apa yang kukatakan saat itu? "Kasih ke yang lain aja kak". Astaghfirullah, Sampai sekarang aku masih sering menangis kalau mengingat betapa sering dulu aku mengabaikan peluang hidayah dari Allah.
Hidupku hanya tentang aku saja, apa yang kusuka dan apa yang tidak kusuka. Sampai aku mengenal mereka, wajah-wajah teduh berkerudung lebar dengan senyum yang menyejukkan. Mereka yang di awal aku memasuki dunia kampus selalu kutatap dengan pandangan sinis. "Gede banget sih jilbabnya, gak panas apa?" begitu pikirku. Aku pernah berada dalam barisan yang berlawanan dengan mereka, mengepalkan tangan kiriku tinggi-tinggi dengan yel-yel "Hidup revolusi rakyat!" saat mereka meneriakkan kalimat takbir.
Aku juga masih sangat ingat, peristiwa di suatu sore saat aku sedang duduk-duduk di gazebo kampus, seorang senior menyapa "assalaamu'alaykum, dek..ada yg manggil tuh..ayo buruan" perlu sekian detik untuk membuatku sadar bahwa yg dimaksud adalah panggilan sholat maghrib. Lantas apa yg kulakukan? Nyaris tak bergeming, kubalas salamnya sambil berkata "duluan aja kak". Astaghfirullah, mengapa dulu aku sejahil itu?
Maka saat aku memutuskan untuk berjilbab, senior-senior di kampus pun sepertinya cukup tersentak. Apalagi sepekan setelah itu aku muncul dengan jilbab ala akhwat... lebar, longgar, lengkap dengan rok dan kaos kaki. Mungkin pikir mereka "kesambet apa nih anak?" hehehe. Padahal merekalah yang menjadi perantara hidayah itu. Mereka hanya tidak tau, bahwa berhari-hari aku kehilangan selera tidur, berfikir keras "mengapa wajah mereka seteduh itu? Mengapa mereka tetap tersenyum saat mendapati sikap sinisku? Mengapa mereka tidak pernah menyerah untuk mengajak ku ikut mentoring walau sudah berulang kali kutolak. ahh kalian ini.. bagaimanalah caraku membalasnya?
Di PKS ini aku belajar banyak hal, memulai tarbiyah dari nol, tidak tau apa-apa, bacaan qur'an yang terbata-bata (boro-boro hafalan). Aktivis-aktivis di sini lah yang mengajarkanku mulai dari makan dan minum tidak sambil berdiri sampai meyakinkanku bahwa aku akan jadi kawan dekat setan kalau melewatkan qiyammul lail dua hari berturut-turut. Mereka mengenalkan aku pada Allah, membuatku cinta pada Rasulullah. Mereka mengajarkanku untuk mengkristalkan banyak hikmah, dari setiap peristiwa bahagia maupun nestapa. Aku mendapatkan mereka disini, di PKS. Amazing!
Aku bukannya tak pernah kecewa, tapi kalau mengingat-ingat bagaimana aku dulu sebelum berada dibarisan ini, rasa-rasanya tak pernah sedikitpun terbesit keinginan untuk pergi. Aku ingin berada di jalan ini selamanya, menua bersama mereka, meretas jalan menuju syurga.. InsyaAllah.. []

*penulis: @nastarabdullah on twitter

______
Ps. Terima kasih utk semua saudara, semua murobbi yang sdh begitu sabar membimbing. Mohon maaf atas segala kekerdilan akhlakku, semoga kita istiqomah :)




:: PKS PIYUNGAN
0 Comments
Tweets
Komentar