Dari "kebetulan" Kutemukan "kebenaran" | #InspiringStory @muhamad_purnomo
By: Abul Ezz
Jumat, 26 April 2013
0
M. Purnomo
Semarang
Wallahu’alam.
*penulis: @muhamad_purnomo on twitter
Semarang
Jika kata “betul” dianggap sebagai sinonim dari kata “benar”. Bagiku keduanya berbeda. Lebih tepatnya keduanya berhubungan secara naratif. Karena dari “kebetulan” inilah saya menemukan “kebenaran”.
pkssiak.org - Waktu itu saya bersama tiga orang teman satu kontrakan memutuskan untuk
tidak memperpanjang kontrak rumah yang terletak di daerah Jrakah. Karena
tempat tersebut terlalu jauh jangkauan ke kampus bagi kami para pejalan
kaki. Kami memutuskan mencari tempat tinggal yang dekat dengan kampus.
Akhirnya kami berempat menemukan jalannya masing-masing.
Saya melihat akh Opick menempel brosur Pesma Qolbun Salim di papan
pengumuman gedung D fakultas Tarbiyah. Disitu tertulis kontak person
dengan nama akh Opick. Melihat alamat pesma juga tidak jauh dari kampus,
maka saya putuskan untuk menghubungi nomor yang tertera di brosur
tersebut. “mas, saya minat tinggal di Pesma Qolbun Salim, bisa bantu?
suwun” kemudian saya kirim ke 085640018223. Ini nomornya akh Opick. Dari
sinilah awal saya berinteraksi dengan Anak-anak Pesma. Hingga akhirnya
membawa saya mengikuti Dauroh Marhalah (DM) I. Saat itu saya tercatat
sebagai mahasiswa semester tiga. Awalnya saya merasa risih karena
peserta DM I sebagian besar anak-anak semester I. Hanya tiga orang dari
semester tiga termasuk saya. Yah mau bagaimana lagi udah terlanjur
bayar, toh di pesma juga sepi nggak ada orang. Semuanya mengikuti agenda
DM I ini.
Banyak hal yang saya dapat di agenda DM I ini. Kami mengkaji Islam dari
pangkal sampai ujungnya. Ujung yang akan kami gunakan untuk mengupas
problematika hidup. Berawal dari mengkaji landasan islam “syahadatain”
hingga menyadarkan kami tentang “syumuliyatul Islam”. Kemudian kami
difahamkan tentang “peran pemuda dan perubahan sosial”. Dengan menetahui
peran kami sebagai pemuda, maka kami dapat menganalisa dengan pisau
analisa syumuliatul Islam untuk mengupas “Problematika Umat
Kontemporer”. Dengan logika inilah kami membutuhkan satu wadah yang
dapat menggapai tujuan tersebut. Hingga kami dikenalkan suatu organisasi
dakwah melalui pemahaman “ke-KAMMI-an”. Berawal dari kebetulan itulah
saya menemukan kebenaran Islam secara syamil.
Menemukan sesuatu yang hilang
Saya didaulat sebagai peserta DM I yang lulus bersyarat. Karena saya
meninggalkan materi terakhir yaitu “simulasi aksi”. Akhirnya saya
dibebankan untuk membuat makalah untuk mendapatkan status LULUS dan
untuk mendapatkan sertifikat kelulusan. Walau tidak pernah terfikir
fungsi sertifikat tersebut untuk apa nantinya. Hehe...
Dimulai dari sinilah saya mengikuti agenda-agenda KAMMI dan berinterksi
dengan anak-anak KAMMI. Saya merasa seolah-olah menemukan sesuatu yang
hilang. Meski saya tidak pernah menyadari telah kehilangan sesuatu.
Disini saya mulai liqo’ lagi, berinteraksi dengan Mas Akhi dan Mbak
Ukhti, dan mengkonsumsi buku-buku bacaan dakwah Islami.
Ketika saya masih SMA secara rutin saya mengikuti halaqoh yang diadakan
oleh ROHIS. Bagi saya waktu itu bukan agenda halaqohnya yang berkesan.
Melainkan kepribadian murobbi saya. Pak Kasran, seorang guru biologi
lulusan D3 UGM dan S1 UNNES. Ditahun pertama saya kuliah di IAIN
Walisongo Semarang, saya telah meninggalkan halaqoh. Saya hidup seperti
anak kost pada umumnya. Saya tidak merasakan adanya sesuat yang hilang.
Tapi anehnya ketika saya kembali bergabung dalam barisan Dakwah ini,
saya kembali menemukan sesuatu yang dulu pernah saya miliki. Kebersamaan
yang hakiki, pertemanan diatas persaudaraan dengan cinta sebagai
ikatan.
Cinta KAMMI mekar di kota Kembang
Hari-hari kulalui bersama KAMMI. Madrasah KAMMI (MK) ku ikuti, dari
materi ghazwul fikri, al-wala’ wal bara’, dan masih banyak lagi. Banyak
hal pula yang saya peroleh, sekolah politik, bhaksos, dan agenda-agenda
lainnya. Seolah menempa diriku untuk menjadi sesuatu.
Diawal bulan Februari 2012, saya mendapatkan tawaran untuk mengikuti
Dauroh Marhalah (DM) II di Bandung. DM II merupakan Training Leadership
tingkat II setelah DM I. Satu hal yang saya fikirkan, lumayan buat ngisi
waktu luang. Februari adalah bulan libur kuliah. DM II Bandung
dilaksanakan selama enam hari. Saya berangkat tidak sendirian, ada tiga
akhwat dari Undip serta Fikri dari STAIN Salatiga. Akhirnya saya
putuskan siap untuk berangkat DM II Bandung. Kami berlima berangkat
dengan bus Bandung Express dari Semarang.
DM II bukanlah hal yang biasa. Peserta DM II harus hafal juz 30 sebagai
syarat mutlak. Adapula sidang makalah sebelum kami diberangkatkan. Saat
itu saya mendapatkan pembahasan “Studi Kritis Tokoh-Tokoh Islam
Kontemporer”. Tapi sayang, saya belum sempat mengikuti sidang makalah di
KAMDA Semarang karena kesulitan menentukan waktu yang pas. Sehingga
keberangkatan saya ke Bandung tanpa sidang makalah. Padahal itulah
materi yang harus saya presentasikan disana.
Banyak hal istimewa yang saya peroleh disana. Satu materi yang sangat
berkesan bagi saya, “Perbandingan Mazhab”. Selain materinya yang menarik
juga diisi oleh pemateri yang menarik. Ustadz DR. Hilman Rasyad Syihab,
Lc. Beliau dosen fiqih disalah satu universitas swasta di Bandung.
Beliau lulusan dari University of Madinah, Saudi Arabia. Bagi yang
ngefans sama Shoutul Harakah, beliaulah vocalis utamanya dan pencipta
lagu-lagunya.
Saya tinggal disebuah kamar yang berisi empat tempat tidur model susun.
Teman satu kamar saya ada Ari dari Jogya, afif dari Lampung, Fikri dari
Salatiga, dan Yogi, Umar, Maulana, Serta Asep dari Bandung, Sunda Tulen.
Hal terasing yang saya peroleh dikamar adalah ketika empat orang Sunda
tersebut bercakap-cakap dengan bahasa daerah mereka. Sedikitpun saya
tidak faham. Saya hanya bisa senyum hampa tanpa makna. Sesekali saya
ikut tertawa ketika melihat mereka berempat tertawa. Meski saya tidak
tahu apa yang mereka bicarakan. Sampai sekarang kami berdelapan masih
saling berkomunikasi. Lewat SMS, facebook, lebih sering lewat Twitter.
Kami juga dihubungkan dengan jaringan Alumni DM II Bandung yang diketuai
oleh Akang Kurniawan dari Politeknik Bandung.
Ketika tiba waktunya untuk presentasi, saya mendapatkan pelajaran
berharga disana. Saya belum bisa menyuguhkan materi “Studi Kritis
Pemikiran Tokoh-Tokoh Islam Kontemporer” dengan baik. Saya menyampaikan
secara deskriptif dari apa yang saya baca. Padahal titik tekannya, saya
harus menyampaikan secara Kritis mengenai pemikiran tokoh-tokoh Islam.
Bagi saya waktu itu, mengkritisi pemikiran tokoh seperti Hasan al-Bana,
Sayyid Qutb, Yusuf Qardhawi, dan Ghulam Ahmad tidaklah mudah. Saya harus
sudah mengkonsumsi banyak buku sebagai pembanding pemikiran mereka.
Dari situlah saya tergerak untuk berusaha memperbanyak bacaan buku. Hobi
saya membaca buku baru tumbuh saat itu, meski demikian saya jarang
membeli buku. Kebanyakan buku yang saya baca adalah hasil pinjam dari
teman. Hehe..
Selanjutnya agenda deklarasi yang mampu menggetarkan hati. Setelah saya
dan teman-teman melakukan outbond bernuansa perang yang sangat
melelahkan. Kami mendeklarasikan diri sesuai ucapan ketua KAMDA Bandung
Akang Irfan. “Jika ada 100 orang yang rela berjihad dijalan Allah, maka
Akulah salah satunya *diikuti oleh semua peserta DM II*, Jika ada 10
orang yang rela berjihad dijalan Allah, maka Akulah salah satunya
*diikuti oleh semua peserta DM II* jika hanya ada 1 orang yang masih
bersedia berjihad dijalan Allah, maka Akulah satu orang itu….” Allahu
Akbarrr….!! riuh takbir membahana memecah langit cerah Cileunyi,
Bandung.
Berawal dari sinilah cintaku mekar di kota Kembang. Seperti mekarnya
sekuncup bunga yang ditiupkan nafas cinta. Ingin rasanya bunga ini
selalu segar tak pernah layu meski badai dan panas silih berganti
menerpanya. Dan berharap bunga-bunga lain ikut mekar dari kuncupnya
untuk menebarkan aroma dakwah Islamiyah.
Kugenggam panji putih KAMMI
Setelah melewati berbagai agenda bersama KAMMI dan teman-teman. Tidak
terasa satu kurun periode hampir usai. Didepan mata sudah menanti agenda
paripurna organisasi yaitu Musyawarah Komisariat (MUSKOM) XI. Inti
acara tersebut adalah konsolidasi kader, LPJ pengurus periode 2011-2012,
merencakan gerakan KAMMI periode selanjutnya, dan memilih Ketua Umum
baru.
Setelah LPJ disampaikan oleh Akh Lukman sebagai Ketua Umum, kami
menerima masukan dan evaluasi untuk kebaikan organisasi. Berbagai
pendapat, masukan, sanggahan, bahkan terjadi saling menyela antar
peserta sidang, semuanya tumpah ruah dalam momen ini. Namun rasa
persudaraan tetap mendominasi.
Masa yang paling ujung adalah pemilihan ketua umum baru. Ada 4 nama
calon yang sudah muncul kepermukaan sidang. Akh lukman sebagai calon
incumbent, akh Iwan, akh Sukma, dan saya. Sebenarnya semua kader berhak
dan berpeluang terpilih, namun nama-nama itulah yang sering
dibincangkang (terutama dikalangan ikhwan).
Setelah melalu penjaringan bakal calon, telah ada dua nama yang bertahan
akh Iwan dan Saya. Kami berdua melewati uji verifikasi calon. Pengujian
ruhiyah, akademik, ilmiah, serta muroja’ah hafalan juz 30. Setelah masa
verifikasi usai, berlanjut pemilihan dan penetapan Ketua Umum melalui
pemungutan suara. Akhirnya saya yang memperoleh amanah besar ini.
Sebagai Ketua Umum Periode 2012-2013.
Saya menyampaikan sambutan pendek atas permintaan panitia. Saya katakan,
saya bukanlah orang yang terbaik diantara antum sekalian, Akh Iwan
memiliki pengalaman lebih banyak dari saya. Dia kader KAMMI yang
progresif dan cekatan. Meski kami berdua tercatat sebagai mahasiswa
angkatan 2009. Dia mengenal KAMMI Sejak tahun 2009 sementara saya
anggota KAMMI dari tahun 2010. Kita semua harus bergerak bersama
menebarkan bunga dakwah di kampus tercinta IAIN Walisongo semarang.
Dan saya senantiasa berharap dan berdo’a bahwa dari rahim KAMMI lah akan
dilahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu membawa indonesia
menuju masyarakat yang Islami. Karena itulah dambaan KAMMI untuk
indonesia. Sesuai al-Qur’an surah as-Saba’ ayat 15 “baldatun tayyibatun
wa rabbun ghafur”. Terbentuknya sebuah negeri yang tentram dan penuh
maghfiroh dari Allah SWT. Melalui pembentukan pribadi masyarakat yang
unggul dan bertaqwa. Karena berkah Allah terhadap suatu negara
tergantung ketaqwaan warga negara tersebut. “walau anna ahlal quraa
aamanu wattaqau lafatahna ‘alaihm barakaatum minas samaa wa tiwal
ardhi”…
Wallahu’alam.
*penulis: @muhamad_purnomo on twitter
DPD PKS Siak - Download Android App