"Artikulasi Cinta Kerja Harmoni" | by @MinieBintis
By: Abul Ezz
Senin, 15 April 2013
0
"Artikulasi Cinta Kerja Harmoni"
by Rusmini Bintis
Cinta adalah kerja keabadian, hadirnya menyatukan yang bercerai-berai, memautkan hati untuk saling berbagi. Dengan cinta pekerjaan yang berat menjadi ringan, merasionalkan yang tidak rasional. Siapapun yang hatinya ada cinta, ia akan siap berkorban.
Pasukan yang tidak memiliki cinta akan kalah, rumah tanpa cinta akan
rapuh, akal tanpa cinta tidak mampu berfikir, mata tanpa cinta akan
buta. Seluruh kata cinta menjadi palsu belaka tanpa bersandar pada
pemilik cinta. Demi merebut mahkota cinta kepada Allah, seorang raja
sanggup menyerahkan tahta. Tanpa cinta, taman tidak sanggup berbunga.
Mencintai pemilik cinta adalah keindahan yang sempurna.
Kekuatan cinta seorang hamba pada Rabb nya sanggup mengalahkan langit
yang kokok, mengguncangkan dunia, meluluhlantakkan kemungkaran,
menyemaikan kedamaian di seluruh alam. Dengan cinta, seorang hamba
bertahan dalam kegelapan malam dengan linangan air mata. Dengan cinta,
tentara siap mati dalam peperangan.
Kecintaan Khadijah pada Rasulullah adalah ketulusan dalam perjuangan,
sehingga puncak kemuliaan dunia akhirat ia sandang. Kecintaan Abu Jahal
adalah pada Latta dan Uzza, sehingga ia bangkrut. Keliru dalam
menempatkan cinta adalah kehancuran, kebinasaan dan kekalahan untuk
selamanya.
Para sahabat adalah orang-orang yang benar dalam menempatkan cinta,
sehingga melodi hidup mereka mewangi. Karena kerja nyata yang mereka
lakukan seirama dengan kehendak Tuhan, maka sejarah hidup mereka menjadi
harmoni untuk dikenang menjadi seorang pejuang Islam. Hamzah adalah
seorang komandan syuhada, tubuhnya tercabik–cabik karena cinta. Cinta
Thalhah dan Zubair, adalah episode cinta agung yang mengalahkan cinta
antara Romeo dan Juliet. Karena cinta mereka terdampar dalam perang
Badar menuju surga Nya.
Pintu untuk mengikuti sejarah spektakuler seperti para sahabat masih
terbuka lebar. Bermetamorfose dari seorang pecundang menjadi seorang
pejuang butuh kesabaran berkepanjangan. Perlu tahapan dalam menuai
kesuksesan. Berawal dari memperbaiki diri dan keluarga menjadi generasi
qur’ani. Mengajak orang-orang untuk bersama membentuk masyarakat dan
bangsa yang madani. Itulah bukti cinta seorang hamba.
Karena cinta pada Allah, nabi Ibrahim berpisah dari orang tuanya, nabi
Nuh berpisah dari keluarganya. Begitulah cinta yang hakiki, tatkala
kebenaran dan keadilan menjadi acuan dalam pergerakan. Ibarat minyak dan
air, kedzaliman dan kebaikan tidak akan menyatu. Satu diantara keduanya
pasti akan kalah. Jika iman seseorang kokoh, maka kebaikan akan menang,
jika iman seseorang lemah maka kegelapan akan menyelimuti hidup.
Cinta adalah cahaya, dan untuk menghidupkan cinta maka seseorang harus
bekerja. Kerja adalah simbol kekuatan. Kerja adalah bukti cinta. Cinta
tanpa kerja tidak membuahkan hasil, kerja tanpa cinta akan sia- sia.
Keduanya saling melengkapi. Dua rakaat sunnah dan tetesan air mata,
itulah kerja Bilal bin Rabbah atas bukti cinta pada Rabb nya. Kerja
Bilal dalam mengumandangkan azan, rela ditelentangkan dalam gurun pasir
yang panas, itulah mahar surga.
Kerja menuntut pengorbanan harta, jiwa dan raga. Totalitas dalam dakwah,
menuntut sinergisasi kerja-kerja nyata. Kerja yang dilakukan harus
berlandaskan kemauan yang dicintai. Itulah bukti setia, sehingga ia
serasi, seirama. Korelasi antara cinta dan kerja akan menciptakan
suasana yang harmoni. Sehingga kerja dakwah terasa indah, melenturkan
kerja yang kaku, merubah permainan berhabaya menjadi menyenangkan.
Dengan cinta, kerja dan harmoni seorang kader dakwah menjadi figur yang
kapabel dalam menjalankan amanah. Luas pandangannya atas sebuah masalah,
tajam firasatnya, menghujam kalimat yang disampaikannya. Seluruh
kemampuan individu akan terejawantahkan dalam karya. Karya tidak melulu
dalam bentuk prestasi, lebih dari itu. Karya melingkupi ketulusan,
keikhlasan dalam berkorban, memaafkan saat terjadi kesalahan.
Dengan cinta, kerja dan harmoni segala sisi kehidupan jadi indah. Dalam
dunia pendidikan guru akan tulus mengajarkan ilmu dan keluhuran budi
pekerti. Di rumah sakit akan tercipta pelayanan dan optimisme dalam
menyembuhkan pasien. Karena ketiga unsur tersebut merupakan naluriah
kemanusiaan. Cinta mewakili hati dan ruhani, kerja mewakili intelegensi
dan gerak, sedangkan harmoni mewakili hasil yang akan dicapai, yaitu
kesejahteraan dan keadilan.
Membawa cinta ke ranah politik akan melenturkan kerja dalam berstategi,
yang pada akhirnya tercipta harmonisasi. Sepanjang kemerdekaan
Indonesia, banyak kebijakan yang bersifat otoriter, doktrin, dan tekanan
yang acapkali mengotori politik itu sendiri. Oleh karena itu, diawali
dengan cinta maka ketegangan berubah menjadi kelembutan.
Mengapa merubah Indonesia dengan cinta? Karena banyak pemimpin negeri
ini yang melupakan hakikat cinta pada rakyat. Perjuangan yang menyimpang
dari ketulusan cinta, hanya akan berujung pada kemunduran bangsa.
Sebaliknya, perjuangan yang dilandaskan dengan cinta atas bukti
keimanan, maka akan berbuah kemenangan dan kejayaan.
Tidak ada kehebatan tanpa ujian. Manusia hebat bukan seorang yang turun
dari langit, tetapi orang bumi yang melakukan kerja langit. Orang- orang
hebat lahir melalui proses, karena emas yang bernilai tinggi telah
lebih dulu ditempa dalam waktu yang lama dan tidak mudah. Orang hebat
membutuhkan kosistensi dalam menemukan kebenaran dan strategi kemuliaan.
Mengangkat cinta, kerja dan harmoni menjadi tagline PKS dalam mengusung
pemilu 2014 merupakan strategi kemenangan. Di dalamnya mengandung
humanisme sebagai ciri pemimpin demokratis. Presiden Anis Matta terus
berusaha membongkar paradigma masyarakat bahwa dengan cinta, bisa
membuat politik lebih indah menggema.
Selayaknya tagline tersebut merepresentasikan ketulusan cinta seluruh
kader PKS, agar seirama seperti yang tertuang dalam surat cintaNya. “Yuhibbuhum wa yuhibbuunahu”. Dia lah Allah yang mencintai mereka, dan merekapun mencintai Nya. Wallahu alam..
*penulis: @MinieBintis on twitter
DPD PKS Siak - Download Android App