Anis Matta, Sang Manusia Malam
By: Abul Ezz
Selasa, 02 April 2013
0
Presiden PKS Muhammad Anis Matta, Lc |
Dalam
hitungan kilat, KPK menangkap Luthfi Hasan Ishaaq. Tak butuh waktu
lama, KPK langsung memvonis sebagai tersangka. Tamat sudah, riwayat
politik sang ustadz dalam memimpin perahu Partai Keadilan Sejahtera
(PKS). Tapi tidak untuk PKS, partai yang berdiri sejak reformasi ini
terus berjalan dengan sang nakhoda baru.
Beberapa waktu lalu, KPK
sempat membuat “kejutan” yang menarik untuk PKS dan rakyat Indonesia.
Setelah sukses menangkap koruptor kelas kakap, KPK membidik seorang
presiden partai yang diduga terjerat kasus impor sapi. Berbekal surat
sakti penangkapan, penyidik KPK melancarkan “operasi senyap” menuju
sebuah gedung partai politik bernomor urut tiga. Operasi tangkap tangan
(versi KPK) itu berjalan sukses dan tanpa mendapatkan perlawanan
berarti. Sang Presiden partai berslogan bersih, peduli dan professional
itu akhirnya ditangkap dengan dugaan terlibat skandal panas daging impor
sapi.
Adanya insiden
penangkapan kilat yang dilakukan KPK, langsung membuat kaget rakyat
Indonesia. Bagaimana tidak, seorang pejabat teras partai yang dikenal
rajin mengumandangkan semboyan anti korupsi, harus menerima getah arisan
korupsi. Belum selesai mengagetkan publik, lembaga pimpinan Abraham
Samad ini kembali membuat kejutan yang mengoyak emosional kader PKS.
Dalam waktu tidak kurang dari 1×24 jam, Luthfi ditetapkan sebagai
tersangka sehingga kebingungan secepat kilat menjalar dalam tubuh kader
maupun pengurus struktural partai tersebut.
Namun, selalu ada hikmah
dalam segala takdir yang diciptakan Allah SWT. Di tengah kebingungan,
para elit PKS bergerak cepat dan segera menunjuk pengganti Luthfi.
Secepat kilat operasi KPK, pengganti Luthfi langsung ditentukan. Seorang
tokoh muda, Anis Matta ditunjuk untuk mengendalikan hawa panas yang
membakar PKS akibat virus korupsi impor sapi. Usai dilantik, tugas
besar menanti Anis Matta yakni bagaimana mengembalikan citra partai yang
terkoyak dan menenangkan kadernya yang bingung akibat kejadian
“serangan kilat” KPK.
Usai dipastikan
terpilih, Anis Matta langsung bergerak cepat menggelar pelantikan. Dalam
pidato pelantikannya, sang pengganti meminta kader dakwah untuk
menjauhkan lambung mereka dari tempat tidurnya. Sebuah ungkapan manis di
mana Anis meyakini “badai besar” yang menimpa PKS tak dapat dilepaskan
dari skenario Allah SWT. Maka, ketika ujian datang, sesungguhnya
perbaikan yang diprioritaskan adalah menstimulus, mengembalikan dan
membangkitkan kembali spiritualitas kadernya.
“Yang
ketiga adalah kerjasama. Hari ini, saya akan katakan pada semuanya dan
juga seluruh kader PKS, saya ingin mengatakan hari ini berlaku ayat
Allah SWT. “Lambung mereka tak bersahabat dengan tempat tidur” Tak ada
lagi waktu tidur sejak hari ini, saudara-saudara sekalian. Kita akan
memulai hari ini, Insya Allah sebagai momentum kebangkitan semuanya”
Pesan Manusia Malam
Dalam memulai gerakan,
Anis Matta sudah memberikan pijakan penting untuk eksistensi dan masa
depan Partai Keadilan Sejahtera. Secara umum, Anis meminta kadernya
mengembalikan kembali mentalitas yang hilang. Disebut hilang, sebab
musibah itu membuat mentalitas kader jatuh. Kondisi semakin diperburuk
adanya kesulitan dalam menjawab tuntutan masyarakat yang kecewa
sekaligus kaget mendengar penangkapan dan penetapan Luthfi Hasan Ishaaq
sebagai tersangka korupsi sapi. Untuk itu, Anis berusaha keras
mengembalikan mentalitas yang hilang melalui pendekatan spiritualitas
kepada kadernya.
Dalam perkataan,
“lambung mereka tak bersahabat dengan tempat tidur” jelas mengandung
makna dahsyat. Para kader dakwah diminta kembali membangkitkan shalat
malam sebagai ajang pengaduan kepada Allah SWT atas berbagai macam
fitnah. Shalat malam juga dapat diartikan proses menguji kader dakwah
melawan kemalasan. Ini mengingat, tak sembarangan manusia mampu
mengerjakan shalat malam, ketika rasa kantuk begitu menggoda dan
menyerang pelupuk mata.
“Sesungguhnya orang yang
beriman kepada ayat-ayat kami adalah mereka yang apabila diperingatkan
(ayat-ayat itu), mereka menyungkur sujud seraya bertasbih dan memuji
Rabb-nya dan mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya. Mereka selalu berdoa kepada Rabb-nya dengan penuh rasa
takut dan rasa haru serta menginfakkan rezeki yang Kami berikan kepada
mereka (QS As Sajdah: 15-16)
Melalui pesan itu, Anis
seakan bertitah kepada kadernya untuk menjadi manusia malam. Sosok
manusia yang selalu merasa takut kepada Allah dan meminta agar
terlindung dari fitnah duniawi. Seorang manusia yang lebih mencintai
Allah, merindukan pertemuan dengannya dan mengurangi waktu tidur untuk
kemudian bersujud, meminta ampunan.
Selain perbaikan
spiritualitas, ajakan “lambung mereka tak bersahabat dengan tempat
tidur” meninggalkan pesan strategis kader PKS untuk bekerja keras.
Sebab, bagaikan kekokohan sebuah pohon, adanya penangkapan Luthfi
menegaskan badai dan angin kencang akan terus menerjang. Untuk itu, tak
ada waktu mengeluh dan hidup dalam kemalasan yang berkepanjangan. Badai
memang belum berlalu, tapi kerja-kerja besar harus tetap berjalan dan
meninggalkan karya nyata.
Untuk itu, adanya
penangkapan Luthfi bukan untuk dikenang dan sibuk diperbincangkan. Upaya
hukum akan berjalan terus dan partai yang dominan kelompok muda ini
harus tetap berjalan. Apalagi, tak layak sebuah kekecewaan lahir sebab
partai kader ini tak akan pernah kehilangan individu hebat. PKS bukan
partai yang mengkultuskan seorang individu, tapi partai yang
mengandalkan soliditas dan solidaritas dalam mengarungi mihwar dauly
yang semakin berat ini.
Sebagai penutup, izinkan
penulis mengutip sebuah kisah dari Imam Syahid Hasan Al Banna. Suatu
ketika, Hasan Al Banna berada di dalam sebuah kongres mahasiswa yang
diselenggarakan di kantor Syubban al-Muslimin. Ketika itu ada seorang
peserta—yang saking cintanya—meneriakkan “Hidup Hasan Al-Banna”.
Merespon itu, Imam Syahid Hasan Al Banna agak marah sambil berkata “Wahai Ikhwan, sesungguhnya hari di mana di dalam dakwah kita diteriakkan yel-yel figuritas tidak boleh terjadi sama sekali”.
Inggar Saputra
DPD PKS Siak - Download Android App