"Skenario Demokrasi...! Sejauh Apa Kau Mampu Bertahan? | @MahfudzSiddiq
By: Abul Ezz
Kamis, 28 Maret 2013
0
Mahfudz Siddiq
@MahfudzSiddiq
- Tiap skenario - secanggih apapun - punya limit usia & kekuatannya. Skenario yg dipaksakan akan mati lebih cepat & pd saatnya jd bumerang.
- Tiap skenario - meski dijalankan oleh institusi - tak pernah luput dr intervensi subyektif. Jd menarik geledah who is behind the scenario.
- Demokrasi menuntut skenario berbasis rule of law yg bisa diuji obyektifitasnya. Namun dilema muncul saat 'the ruler goes beyond the rule'.
- Demokrasi tersistem membuka ruang kompetisi. Sekali dilemanya terkreasi, ia berubah menjadi ruang assasinasi. Survival of the fittest !
- Demokrasi tersistem melembagakan fungsi2 negara secara permanen dan minimalkan lembaga quasi/ad hoc, krn ia rentan thd intervensi subyektif.
- Namun euforia demokrasi sering giring kita menyuburkan lembaga quasi/ad hoc lantaran distrust thd lembaga2 permanen negara. Ini anomali.
- Kehancuran demokrasi tersistem dimulai saat terjadi benturan2 antara lembaga permanen dgn lembaga quasi/ad hoc. Publik main dgn sentimennya.
- Sekuen skenario memang menarik ditonton meski tanpa sadar ia sdg menggerus nalar dan kesadaran kolektif. Kita pun masuk pusaran dialektika.
- Ironinya yg paling dulu terjebak pusaran dialektika adalah para perancang skenario subyektif tsb.. "Kau yg mulai, Kau yg bingung sendiri".
- Pandangan saya tentang skenario dlm konteks demokrasi bisa diuji dalam kasus KPK. Sebagai salah satu case-study saja.
DPD PKS Siak - Download Android App