PKS Minta Tingkatkan Kesejahteraan Prajurit
By: Abul Ezz
Sabtu, 09 Maret 2013
0
Jakarta - Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq mengatakan, pemerintah
harus segera meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI. Pasalnya,
Penyerangan puluhan personil Yon Armed 15/105 terhadap markas Polres di
Ogan Komering Ulu (OKU), Baturaja, Sumatera Selatan dilatari kecemburuan
sosial karena ketimpangan ekonomi.
"Berbagai bentrok yang melibatkan oknum prajurit TNI dengan oknum aparat
polisi juga dilatari oleh akumulasi kesenjangan dan kecemburuan sosial
antar mereka. Maka pemerintah harus bergerak cepat dalam mengatasi
persoalan ini ," ujar politisi PKS ini melalui rilisnya, Jumat
(8/3/2013).
Menurut Mahfudz, Kecemburuan tersebut muncul terutama pasca reformasi,
yang ditandai pemisahan institusi Polri dari ABRI (sekarang TNI). Dari
segi anggaran, alokasi yang dikucurkan pemerintah sangat kecil.
Sehingga, banyak peralatan dan alutsista TNI yang sudah tidak memadai.
Bahkan, rencana pemenuhan kebutuhan minimum (minimum essential
forces/MEF) ditekankan pada peremajaan alutsista TNI. Sedangkan aspek
kesejahteraan prajurit terbilang sangat terbatas.
"Dari segi sarana-prasarana semisal kendaraan dan perumahan dinas
perhatian pemerintah sangat minim, terutama dalam hal perbaikan dan
peremajaan. Aspek kesejahteraan lain yang memprihatinkan adalah
penghasilan prajurit dari gaji dan tunjangan yang pas-pasan," imbuhnya.
Sementara itu, Polri dari segi sarana-prasarana dan penghasilan
dipersepsikan lebih baik dari TNI. Disparitas yang demikian mencolok
ini dapat dengan mudah ditemui di lapangan. Maka tak heran jika
akumulasi kekesalan disalurkan dalam bentuk penyerangan atas pos-pos
polisi.
"Kami bisa dengan mudah membandingkannya di lapangan. Kondisi ini yang
salah satunya secara akumulatif membentuk persepsi kesenjangan dan
kecemburuan antara TNI dan Polri," tukasnya.
Bagi TNI, era reformasi dijawab dengan melepaskan semua atribut prajurit
dalam dunia politik dan militer. Tentara harus kembali ke barak, dengan
lingkup kerja menjaga kedaulatan dan pertahanan negara, yang berasal
dari luar negeri. Sedangkan tugas pengamanan dalam negeri menjadi domain
dan tanggung jawab Polri.
Mahfudz menjelaskan, Komisi I DPR RI pernah mengusulakn kepada
pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pertahanan (Kemhan) dan Mabes TNI,
untuk merinci total rencana strategis (renstra) pemenuhan kebutuhan,
sarana-prasarana, fasilitas, dan standar penghasilan yang layak bagi
prajurit.
Menurutnya, langkah ini minimal sedikit mengurai permasalah yang
terjadi antar kedua institusi tersebut. Kedua pihak, lanjutnya harus
melakukan muhasabah (introspeksi) terkait tugas, kewajiban, dan
kewenangan masing-masing.
"Persoalan kesejahteraan yang dihadapi oleh TNI, sudah sering disinggung
dan diusulkan oleh Komisi I kepada Pemerintah. Isu kesejahteraan adalah
salah satu variabel penting dan utama yang harus segera dijawab oleh
pemerintah. Selain itu, pembinaan secara berkala serta evaluasi kinerja
TNI dan Polri merupakan keniscayaan yang harus terus dilakukan, "
pungkasnya. [triknews.com]
:: PKS PIYUNGAN
DPD PKS Siak - Download Android App