PKS, I’m In Love | Seorang Pelajar
By: Abul Ezz
Rabu, 27 Maret 2013
0
Memang seperti judul film, tapi kenyataannya seperti itu. Cerita ini bermula sejak tahun 2004 saat umur saya baru 7 tahun.
Saya lahir dan dikelilingi oleh keluarga yang simpati terhadap PKS.
Tahun 2004 lalu, saya sudah mengenal arti politik. Kala Pemilu 2004,
saya rela bangun pagi untuk kemudian ke TPS menemani orang tua saya
memilih.
Saat tiba penghitungan suara, saya rela pula berlari-lari dari
TPS satu ke TPS lainnya, hanya untuk melihat penghitungan suara.
Disitulah saya mulai mencintai PKS.
Semenjak Pemilu 2004, bertambahlah rasa cinta saya terhadap PKS. Saya
dan adik pernah bermain Pemilu-Pemiluan hehehe, dimana permainannya
kami seperti pemilih yang memilih di TPS. Setiap kali bermain itu,
selalu ada PKS di surat suara. (surat suaranya buat sendiri, dan lambang
partainya ditulis tangan). Dan setiap kali bermain itu, selalulah PKS
yang menjadi pemenang.
Tahun 2005, kala itu kalau tidak salah ada MUNAS PKS. Tepatnya bulan
Juli 2005. Kala itu saya diajak Om saya untuk datang kesana. Akhirnya
saya ikutlah untuk hadir. Memang, kami berdua kesana hanya untuk
melihat-lihat dan berbelanja di Bazaar yang tersedia di lokasi Munas.
Kala itu saya membeli Al Qur’an dan Alhamdulillah, Al Qur’an itu masih
ada dan terjaga sampai saat ini.
Ketika Pemilihan Gubernur DKI Tahun 2007, saat itu saya kelas 4 SD. Saya
bersekolah di SDIT di kawasan Condet Jakarta Timur, salah satu basis
PKS. Saat itu saya sangat mendukung Bang Adang-Dani untuk jadi Gubernur
DKI. Sampai-sampai buku pelajaran Aqidah Akhlaq saya, saya tulis ADANG
DANI dibelakangnya. Walau pada akhirnya kalah, saya turut senang karena
suaranya tidak terlampau jauh dengan Bang Foke.
Kemudian Pemilu 2009 datang. Saya tahu PKS mendapat nomor urut 8. Sama
seperti tahun 2004, saya pun datang ke TPS untuk menemani orang tua
memilih, sekaligus melihat penghitungan suara. Kala itu, Om saya ikut
menjadi Saksi PKS di TPS. Saya salut kepada kader PKS. Pemilu 2009 lalu
adalah pemilu terumit dan ribet menurut saya. Penghitungan suara di TPS
bahkan berlangsung sampai pagi. Tetapi, tak ada raut kelelahan dari
saksi PKS. Mereka tetap semangat menjaga dan mengawasi suara PKS.
Subhanallah. Ketika akhirnya dinyatakan PKS menjadi nomor 4 Nasional dan
suaranya meningkat, saya semakin jatuh cinta dengan partai ini.
Tahun 2012 lalu saat Pilgub DKI kembali digelar, saya sampai memantau di
twitter kala PKS hendak mendaftarkan calonnya sebagai Cagub DKI.
Setelah saya tau Bang Hidayat+Didik yang dimajukan, saya semakin total
berusaha memenangkan mereka. Walau memang berat kala itu, tapi saya
tetap semangat. Saya menyosialisasi, mengampanye Hidayat+Didik melalui
twitter, facebook, blog, hingga BBM. Saat kampanye Akbar Hidayat dan Didik
di GOR Soemantri Brodjonegoro, saya turut hadir bersama dengan Om saya.
Saya ikut membawa bendera Hidayat+Didik dan berbagai atribut lainnya.
Walaupun hasilnya menempatkan Hidayat+Didik di posisi ke-3, saya tetap bangga memperjuangkannya.
Walaupun hasilnya menempatkan Hidayat+Didik di posisi ke-3, saya tetap bangga memperjuangkannya.
Kini, saya telah bersekolah di SMA kelas 1. Usia saya saat ini telah
mencapai 16 tahun. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih dan Insya
Allah akan terus mencintai Partai ini, Partai Keadilan Sejahtera.
PKS, I’m In Love
Muhammad Fauzan Fakhrurrozi
16 Tahun. Pelajar, Blogger.
Twitter @FauzanFakh
DPD PKS Siak - Download Android App