"Pertemuan antara Kerja dan Takdir itulah Masa Depan Kita" | Transkrip Anis Matta di Manado
By: Abul Ezz
Kamis, 28 Maret 2013
0
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saudara-saudaraku semuanya yang saya cintai,
Kalimat pertama yang ingin saya sampaikan kepada saudara semuanya
adalah, bahwa saya mencintai saudara semua. Atas nama cintalah kita
bertemu, dan insya Allah atas nama cinta pula akan kita menangkan target
perjuangan kita pada pemilu 2014.
Saya juga ingin menyampaikan salam dari ketua majelis Syuro ust. Hilmi
Aminuddin kepada antum semuanya. Juga salam dari mantan presiden kita
ust. Luthfi Hasan Ishaq. Kita doakan semoga Allah SWT memudahkan
urusannya. Amin.
Saudara-saudara sekalian, hari ini saya tidak akan lagi mengenang
kemenangan kita di Jawa Barat dan Sumatera Utara. Lalu mengatakan kepada
saudara semuanya bahwa badai telah berlalu. Tidak. Saya tidak ingin
mengatakan itu lagi, supaya pikiran saudara-saudara semuanya jangan
terlalu lama berada dimasa lalu walaupun baru kejadiannya kemarin.
Malam ini, saya ingin menyampaikan satu misi besar yang harus kalian
emban semuanya. Satu misi besar yang harus kalian emban semuanya. Yaitu
menjadikan Sulawesi Utara sebagai etalase keterbukaan bagi Partai
Keadilan Sejahtera yang kita persembahkan untuk Republik Indonesia.
Kita hari ini tidak lagi berpikir ada berapa badai lagi yang akan datang
dihari-hari yang akan datang. Itu sudah tidak penting. Karena
Rasulullah saw mengatakan, innamash shabru inda shadratil ula.
Sesungguhnya kesabaran itu terlihat pada benturan pertama. Kita telah
melalui badai ini dan insya Allah kita lebih siap melalui badai-badai
yang akan datang.
Dan saya kira banyak orang selatan disini. Iya kan… Orang-orang Selatan
biasanya punya satu pepatah “pelaut ulung tidak pernah lahir di laut
yang tenang”. Cerita keulungan tentang para pelaut itu, adalah cerita
tentang bagaimana mereka melampaui badai. Itulah sebabnya mereka dikenal
sebagai pelaut ulung. Bukan karena mereka hanya berani dilautan yang
teduh. Dan pepatah Arab mengatakan, “pukulan yang tidak mematikanmu,
pasti akan membuatmu lebih kuat”.
Jadi saudara-saudara sekalian kita tidak bercerita tentang itu. Tetapi
saya ingin bercerita tentang masa depan yang ingin kita ciptakan di
Sulawesi Utara. Saya ingin mengatakan kepada saudara semuanya bahwa kita
tidak boleh membiarkan orang lain menciptakan masa depan kita sendiri.
Kita tidak boleh membiarkan orang lain mendefinisikan masa depan kita
sendiri. Kita tidak boleh membiarkan orang lain untuk membentuk jalan
yang akan kita lalui. Kita tidak boleh membiarkan orang lain untuk
mengatakan kepada kita ikuti jalan ini. Tidak.
Masa depan kita ikhwah sekalian adalah hasil usaha kita yang bertemu
dengan kehendak Allah swt. Saya ulangi kembali masa depan kita adalah
hasil usaha kita sendiri yang bertemu dengan kehendak Allah swt.
Pertemuan antara kerja dan takdir itulah masa depan kita, insya Allah.
Dan saudara-saudara sekalian apakah masa depan yang ingin kita ciptakan
di Sulawesi Utara ini? Apa masa depan yang ingin kita ciptakan di
Sulawesi Utara. Saya ingin kalian menyadari bahwa misi kita di tempat
ini adalah menjadikan daerah ini sebagai etalase keterbukaan. Kalau PKS
menang disini, kita tidak perlu lagi bicara tentang hubungan antara
Islam dengan agama-agama yang lain. Kalau PKS menang disini, kita tidak
perlu lagi bicara tentang Islam dan Nasionalisme. Kalau kita menang
disini, kita tidak perlu lagi bicara tentang pluralitas. Tidak perlu.
Karena kita ingin menyampaikan ide-ide tentang hubungan antar agama,
hubungan antar ideology, hubungan antar etnis, hubungan antar budaya
dengan cara yang baik. Caranya bagaimana? Beri mereka contoh. Dan contoh
yang terbaik adalah menang di daerah yang paling beragam. Dan satu
daerah yang paling beragam di Republik ini adalah Sulawesi Utara. Misi
ini jelas? Misi ini jelas? Misi ini jelas? Misi ini jelas? PKS… (itu
jo….) PKS… (itu jo….) PKS… (itu jo….) PKS… (itu jo….)
Ini point yang pertama dan saya ingin mengurai point ini.
Saudara-saudara sekalian, saya pertama kali mengenal Indonesia ini
dengan cara yang agak berbeda. Seperti umumnya orang-orang Bugis, orang
tua saya juga adalah seorang perantau. Saya tidak punya ide tentang
Indonesia ini pada mulalnya waktu saya kecil. Saya hanya tahu bahwa pada
suatu waktu saya dibawa oleh orang tua saya pergi ketempat yang jauh.
Dan waktu itu rasanya jauh sekali. Dari Makassar ke Ambon. Dan dari sana
naik kapal laut lagi selama satu hari satu malam. ke Tual. Disanalah
pertama kali saya sekolah SD. Ada satu TK, Taman kanak-kanak, didepan
masjid di Tual itu di jalan rayanya namanya TK Al-Hilal. Setelah saya
selesai disitu saya masuk ke SD Mathias. Berarti sekolah Katolik disana.
Beberapa tahun kemudian saya kembali lagi ke Makassar. Pulang kampung.
Setelah itu balik lagi ke Ambon sekolah lagi disalah satu sekolah
Protestan. Karena pindah-pindah terus. Setelah itu saya kembali lagi ke
kampong saya sekolah di SD Inpres dan sore hari belajar di madrasah di
sebuah sekolah NU. Waktu saya SMP dan SMA saya belajar disekolah
Muhammadiyah. Waktu saya kuliah, saya kuliah di sekolah di universitas
milik Saudi Arabia, yang suka disebut sebagai Wahhabi. Setelah itu saya
mendapatkan pendidikan di Lemhanas pada tahun 2001, yang sebagian besar
pesertanya itu adalah tentara dan polisi. Ada sipil sedikit juga.
Dari semua perjalanan itu, saya perlahan-lahan merajut sebuah ide
tentang Indonesia. Yang pertama saya rasakan bahwasanya Indonesia itu
terlalu luas. Terlalu luas. Begitu saya kuliah di Jawa, di Jakarta,
setiap kali libur saya jarang pulang. Saya pertama-tama keliling dulu
kesemua daerah di pulau Jawa. Naik bis satu-satu. Singgah-singgah.
Ketemu dengan teman-teman. Satu persatu. Supaya saya kenal. Setelah itu
saya ke wilayah Sumatera. Dan umumnya juga lewat jalan darat, termasuk
ketika saya akhirnya meresmikan PKS di Aceh, dari Medan ke Aceh itu naik
bis. Satu persatu wilayah itu saya kenal. Belakangan saya menyadari
bahwa jika kita naik pesawat dari Sabang sampai Merauke itu perlu waktu 9
jam. Sama persis dengan waktu yang kita perlukan kalau kita naik
pesawat dari Jakarta ke Jeddah, Saudi Arabia. Luar biasa besarnya ini
Negara.
Saya tidak sekedar mengenal besarnya ini Negara tapi juga merasakan
betapa besarnya ini Negara. Ketika saya ke Timur Tengah, saya terbang
dari Riyadh ke Damaskus, Cuma perlu waktu 2 jam. Persis seperti dari
Jakarta ke Makassar. Kalau kita terbang dari daerah Timur Tengah yang
paling jauh, ke Afrika Utara, ke Maroko, ke Tunisia, ke Libya atau
Aljazair, kira-kira kita perlu waktu 6 jam. Sama seperti waktu yang kita
perlukan kalau kita terbang dari Jakarta ke Papua.
Saya merasakan betapa besarnya Negara ini dan juga membandingkan Negara
ini dengan Negara-negara yang lain. Jika penduduk Negara Arab seluruhnya
kita kumpulkan, insya Allah baru sama dengan seluruh penduduk negeri
ini. Setelah itu saya mulai menyadari satu hal, bahwa kita ini adalah
bangsa yang ditakdirkan begitu berbeda-beda. Begitu berbeda-beda. Waktu
saya kecil teman saya orang Ambon, orang Cina, orang Arab. Nah kita
berempat ini. Bugis, Cina, Ambon, Arab. Dan rasanya kita hidup damai.
Rasanya kita hidup damai. Tidak ada masalah diantara kita.
Waktu saya ke Jakarta suku-suku ini terasa semakin luas. Saya mulai
berkenalan dengan orang Batak, mulai berkenalan dengan orang Jawa, walau
sebelumnya juga sudah saling mengenal. Tetapi saya mulai mengenal
wilayah yang sangat luas. Dan sekarang kita menyadari bahwa kita
ternyata punya 300an suku dengan 300an bahasa. Jadi Allah swt
mentakdirkan negeri ini menjadi tempat dimana perbedaan itu ekstrim.
Kita dipisahkan oleh laut yang jauh. Dibuat berbeda-beda dalam suku. Dan
masing-masing mempunyai bahasa yang berbeda-beda. Dan karena kita
saling berjauhan secara wilayah, Allah juga mentakdirkan kita saling
merindukan. Dan karena kita punya begitu banyak bahasa, maka kita punya
satu kebutuhan untuk menyebut satu bahasa yang menjadi bahasa bagi
semua. Dan karena kita juga begitu ragam suku, maka kita perlu meyebut
diri kita dengan sebuah bangsa dan sebuah nama. Dan adalah merupakan
karunia Allah swt bahwa jauh sebelum kita merdeka, sumpah pemuda telah
diucapkan terlebih dahulu.
Perpisahan yang jauh itu membuat kita saling merindukan. Karena itu
kalau anda lihat, ini banyak orang Bugis sekali lagi disini, karena itu
kalau anda lihat kebanyakan lagu-lagu daerah di Indonesia itu adalah
lagu-lagu yang menceritakan kerinduan akibat perpisahan. Sedih, meratap,
romantis, dan seterusnya. Itulah yang membuat kita bersatu. Karena
wilayah kita saling berjauhan, maka kita ingin saling berdekatan. Karena
bahasa kita terlalu banyak, kita musti punya satu bahasa. Karena suku
kita terlalu banyak, kita musti sepakat nama bagi sebuah bangsa kita.
Makanya saudara-saudara sekalian, itulah Indonesia yang saya pahami
berdasarkan pertumbuhan umur saya dan berdasarkan pengenalan saya atas
wilayah-wilayah Indonesia. Setelah saya mengenal itu semuanya, saya
mengenal lagi satu sifat orang Indonesia. Dalam waktu bertahun-tahun
saya memikirkan dan merenungkan masalah ini. Juga mengundang beberapa
pakar untuk menjawab pertanyaan ini. Apakah nilai utama, apakah nilai
utama, yang diyakini oleh bangsa Indonesia sebagai nilainya yang
tertinggi.
Dari hasil perenungan ini dengan diskusi dengan banyak pakar, kita
sampai pada suatu kata, yaitu harmoni. Orang Indonesia itu adalah bangsa
yang paling mencintai harmoni. Coba kita lihat, saudara-saudara
sekalian.
Makanan kita di Indonesia ini, pakaian kita yang paling terkenal di
Indonesia ini, apa namanya. Batik. Dan sekarang setiap daerah sudah
punya corak batiknya sendiri. Coba lihat batik dan perhatikan dengan
baik. Betapa rumitnya ini batik. Ini bangsa yang rumit, tapi
disederhanakan oleh harmoni. Berapa banyak warna dalam baju batik ini
tetapi semuanya ada dalam harmoni.
Apa makanan orang Indonesia yang paling terkenal. Gado-gado. Apa artinya
gado-gado? Campur-campur. Coba perhatikan. Jadi kalau kita mau bilang,
“ah ini pasangan gado-gado”, itu menunjukkan keragaman yang menyatu. Dan
Indonesia ini, saudara sekalian, ada satu fenomena politik yang unik.
Ada satu fenomena politik yang unik. Sebelum kita merdeka dulu, terlalu
banyak aliran ideology. terlalu banyak aliran ideology. Karena itu, bung
Karno waktu mau merumuskan Pancasila itu memulainya dari sebuah
pertanyaan: apakah mungkin ada sebuah ikatan yang menjadi dasar Negara
kita dikemudian hari yang bisa menyatukan semua ideology yang beragam
itu. Itulah pertanyaan dasar yang ditanyakan bung Karno kepada dirinya
sendiri. Dan yang kemudian melahirkan sebuah falsafah Negara yang
disebut dengan Pancasila. Disitu ada Islam, disitu ada kemanusiaan atau
humanisme, disitu ada nasionalisme, disitu ada demokrasi khas Indonesia,
dan disitu ada sosialisme.
Dan sejak awal, bung Karno tidak pernah menganggap bahwa ini adalah
sebuah ideology. Ini adalah semacam filosofy, yang menggabungkan semua
aliran ideology yang ada di Indonesia yang bisa menjadi platform dari
kebangunan kita sebagai sebuah bangsa. Oleh karena itu bung Karno
kemudian mengatakan waktu penjelasan tentang pancasila ini dia
mengatakan: seandainya pancasila ini, yang lima dassar ini, ingin kita
ringkas, ringkas, ringkas, dan kita peras, kita peras, kita peras,
menjadi satu kata, maka satu kata itu namanya Gotong Royong. Satu kata
itu namanya Gotong Royong.
Atas dasar itulah kemudian, semua orang di republik ini mendapatkan
tempat yang terhormat. Termasuk diantaranya adalah kelompok-kelompok
minoritas.
Jadi saudara-saudara sekalian, sekarang saya sudah telah membuka suatu
tabir didalam fikiran kita semuanya supaya jangan ada diantara kita yang
merasakan bahwa kita ini minorotas di suatu tempat dan kita mayoritas
ditempat lain. Jangan ada. Kenapa, karena sikap dasar orang Indonesia
itu, disebabkan mereka mencintai harmoni, maka mereka mempunyai pikiran
yang terbuka. Open mind. Itu sebabnya walaupun Hindu Budha sudah datang
ke Indonesia seribu tahun sebelum Islam datang, begitu Islam datang ke
Indonesia ini, orang-orang Indonesia menyambut kedatangan agama ini
dengan fikiran yang terbuka, dan dengan hati yang terbuka. Mereka
menerimanya. Dan itulah yang kemudian menjelaskan agama ini menjadi
agama mayoritas. Setelah itu datang lagi agama selain Hindu Budha dan
Islam, datang lagi, dan juga punya pemeluk di negeri kita ini. Dan
sepanjang orang memilih pilihan-pilihan itu semuanya, saudara-saudara
sekalian, tidak ada konflik diantara mereka itu semuanya, karena mereka
percaya bahwa menjadi orang Indonesia itu adalah takdir, tapi agama
adalah pilihan individu.
Kita semuanya mempunyai takdir yang sama sebagai orang Indonesia. Dan
kita terima takdir ini dengan baik. Tapi kita semuanya mempunyai
kemerdekaan individu untuk memilih agama apapun yang ingin kita peluk.
Dan Negara tidak pernah menanyakan kepadda kita, mengapa anda memilih
agama itu. Itulah falsafah kami, falsafah yang membuat bangsa ini
tegak. Dan karena itu saya selalu menyatakan semua orang yang selalu
menakut-nakuti kita bahwa Indonesia ini memiliki terlalu banyak ancaman
disintegrasi, saya yakin bahwasanya itu tidak akan pernah terjadi di
Indonesia.
Saudara-saudara sekalian, saya ingin seluruh pengurus dan kader PKS
mengerti dengan baik sejarah ini, mengerti dengan baik filosofi Negara
ini, supaya saudara-saudara semuanya menghilangkan satu perasaan dalam
fikiran, dalam hati saudara, dan satu mitos dikepala saudara bahwa
saudara adalah minoritas di Sulawesi Utara.
Dan sekarang saudara-saudara bisa mengerti mengapa kita perlu menjadikan
Sulawesi Utara sebagai etalase keterbukaan Partai Keadilan Sejahtera.
Misinya jelas? Misinya Jelas? Filosofinya jelas? Filosofinya jelas?
Mitosnya sudah dibongkar? Sudah keluar dari kepala? Sudah keluar dari
kepala?
Saudara-saudara sekalian, mengapa kita perlu memulai membongkar mitos.
Karena kemenangan itu, jauh sebelum diumumkan nanti oleh KPU, jauh
sebelum dia menjadi realitas, kemenangan itu pada mulanya adalah
diciptakan disini, diciptakan dalam fikiran kita sendiri. Kalau kita
tiap hari menciptakan kata menang dalam didalam kepala kita, insya Allah
tidak akan ada realitas yang namanya kalah dalam kenyataan.
Dan hambatan pertama untuk menang itu adalah, jika kita menganggap bahwa
orang lain terlalu besar dibanding kita. Bahwa jalan untuk menang itu
sudah tertutup. Bahwa kita disini kelompok yang tidak berdaya, dan orang
lain terlalu digdaya. Itu semua adalah mitos yang harus kita bongkar
dari kepala kita semuanya.
Dan kita semua musti bongkar itu mitos. Dan tahu cara bongkarnya kan?
Bongkar… Bongkar… Bongkar… Jangan cuma minum kopi tapi tidak bongkar.
Kita hilangkan dulu, kita hilangkan dulu mitos-mitos itu dikepala kita
semuanya. Bahwa kita ini kecil, kita ini minoritas, kita ini tidak
berdaya, bahwa orang lain terlalu banyak uang, punya pede dan
seterusnya. Hilangkan dulu mitos itu semuanya. Kalau saya pingin menang,
emang siapa yang larang. Isi dulu kepala kita dengan itu. Sebelum kita
tidur pikirkan baik-baik bahwa kita mau menang. Waktu kita bangun tidur,
yakini dengan baik bahwa kita punya proposal kemenangan.
Saudara-saudara sekalian, kalau kita bisa membongkar mitos ini semuanya
dikepala kita ini, saudara sekalian, yang akan terjadi setelah itu
adalah, cara pandang kita kepada orang lain itu yang berbeda. Tidak ada
lagi makhluk yang terlalu besar, tidak ada lagi kekuatan yang terlalu
besar , tidak ada gunung didepan kita. Semua jalan itu rata. Tidak ada
gunung, semua jalan itu rata dan lurus. Sebab kita tahu, bahwa gunung,
bukit-bukit, dan rintangan ini semuanya, pada mulanya hanya ada
dikepala. Begitu kita hilangkan dikepala, kita berjalan insya Allah
jalan ini akan lurus dan rata. Nanti kalau kita berjalan dan kemudian
ada kerikil, ada rintangan yang kita temui, itu tidak akan pernah kita
rasakan. Kenapa? Karena kita tidak memikirkannya.
Jadi cara terbaik untuk melupakan kebesaran, melawan kebesaran orang
lain adalah jangan pernah memikirkan bahwa orang lain itu besar. Saya
tahu persis daerah ini. Karena dulu jauh sebelum Partai Keadilan
Sejahtera berdiri, kita masih sebuah gerakan kecil, saya adalah
sekertaris dari wilayah untuk seluruh Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
Tenggara, Barat dan Timur, kemudian Sulawesi seluruhnya, dan Indonesia
Timur seluruhnya. Jadi tempat ini sudah terlalu sering saya kunjungi
sejak dulu. Dan dulu ketika saya datang kesini kader-kader kita hanya
sedikit jumlahnya. Hari ini saya datang kesini, dan gedung ini bahkan
kelihatan hamper tidak muat.
Apa artinya itu, saudara-saudara sekalian. Apa artinya itu semuanya. Itu
hanya menegaskan satu kaidah dalam kehidupan kita bahwa semua amal yang
dimulai dengan keikhlasan insya Allah akan terus bertumbuh dan tidak
pernah berhenti bertumbuh. Dan semua amal yang dimulai dengan keikhlasan
tidak akan pernah bisa dibunuh, sekuat apapun orang berusaha untuk
membunuhnya.
Orang bilang setelah prahara itu PKS sudah mati. Siapa bilang. Siapa
bilang. Tidak ada itu. Amal ini dimulai dengan niat yang ikhlas dan
insya Allah dia akan menjadi pohon. Dan partai ini saudara-saudara
sekalian, bukan jagung yang kita tanam yang kita petik dalam waktu 4
bulan. Bukan. Tapi ini adalah pohon raksasa yang sedang kita bangun.
Tumbuh terus dan membesar. Tumbuh terus dan membesar dan tidak akan
pernah berhenti bertumbuh. Tidak ada virus atau bakteri atau racun yang
bisa mematikannya. Tidak ada. Dia akan terus bertumbuh, bertumbuh,
bertumbuh, dan menjadi besar. Sampai seluruh orang merasakan bahwa dia
terlindungi dibawah daunnya yang rindang.
Kalau saudara-saudara datang dengan mindset seperti itu semuanya, dengan
fikiran seperti itu semuanya, apakah ada yang bisa menghalangi
kemenangan saudara-saudara semuanya? Ada yang bisa menghalangi? Ada yang
bisa menghalangi?
Kalau tidak ada yang bisa menghalangi, sekarang saudara-saudara
sekalian, kalian semuanya hanya harus mempelajari satu seni yang baru
dalam dunia politik. Apa itu seni yang baru? Yaitu seni menaklukkan
hati. Seni menaklukkan hati.
Saudara-saudara sekalian, jangan anda berpikir bahwa uang besarlah yang
membuat kita menang. Tidak. Uang tidak pernah bisa merebut hati. Jangan
saudara berpikir bahwa kalau kita punya media besar maka kita akan
merebut hati. Jangan. Media tidak dengan sendirinya merebut hati. Saya
ingin mengatakan kepada saudara semuanya bahwa hati itu ada ditangan
Allah swt. Dialah yang membolak-balik hati manusia itu. Dia yang
menanamkan cinta, Dia juga yang menanamkan benci. Kalau kita tahu
pintu-pintu hati ini, insya Allah, seluruh pintu hati orang-orang di
Sulawesi Utara akan terbuka bagi saudara-saudara semuanya. Kita hanya
perlu tahu. Dan itu ada seninya. Saya tidak mau menjelaskan seninya
terlalu dalam malam ini. Nanti kita saling bisik-bisik saja dengan para
pengurus, begini cara merebutnya. Tapi kalian semuanya mesti menyadari
satu kata kunci, bahwa ini seni yang harus kita pelajari sekarang, yaitu
pelajaran tentang bagaimana menaklukkan hati.
Saya terlalu sering berbicara tentang pertempuran-pertempuran. Tetapi
pertempuran yang kita hadapi ini berbeda. Pertempuran yang kita hadapi
ini berbeda. Ini bukan pertempuran fisik. Ini adalah pertempuran untuk
merebut hati dan cinta. Kalau ada cinta dihatimu, insya Allah kita bisa
menciptakan cinta dihati yang lain. Sebab, saudara-saudara sekalian,
kita semua diciptakan begitu. Ada langit ada bumi, ada kanan ada kiri.
Mustahil ada cinta ditangan kanan, dan tidak ada cinta ditangan kiri.
Mustahil. Kalau ada cinta ditangan kanan kita, tangan kiri orang lain
insya Allah pasti akan juga punya cinta.
Jadi saya ingin mengatakan kepada saudara semuanya. Pengurus,
kader-kader PKS. Pertama-tama kita mesti merasakan cinta itu tumbuh
didalam diri kita semuanya. Setelah itu, jadikan cinta itu sebagai
energy. Energy yang mengalir ketangan. Energy yang mengalir kemata.
Waktu kita bertemu dengan orang dan bersalaman, tatap baik-baik matanya,
supaya sinar cinta itu sampai kematanya. Genggam erat-erat tangannya.
Supaya dia merasakan ada setrum listrik didalam jabatan tangan anda
semuanya. Kalau kita datang, insya Allah dengan cara-cara seperti itu,
sekali lagi, siapa yang bisa menutup pintu hatinya bagi saudara-saudara
semua. Ada yang bisa menutup pintu hatinya? Ada yang bisa menutup pintu
hatinya? Saya yakin tidak ada, insya Allah.
Dan dengan cara yang sama seperti yang saya sampaikan sekarang ini,
insya Allah kita juga akan memenangkan pemilu 2014 yang akan datang
secara nasional.
Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, saya ingin mengatakan khusus
kader-kader baru pengurus PKS, hari ini kita tidak lagi bicara tentang
strategi pemenangan pemilu. Tidak lagi. Tapi kita bicara tentang
bagaimana merebut hati rakyat Indonesia, agar mereka bisa memberikan
kita kesempatan memimpin mereka. Kita tidak lagi bicara tentang
detil-detil dan teknik pemenangan pemilu. Tidak. Tapi kita bicara
tentang bagaimana mengetuk pintu hati, membuka kunci pintunya dengan
baik, membuka pintunya, dan masuk kedalam hati seluruh rakyat Indonesia.
Katakan kepada mereka Salam Cinta dari PKS. Katakan kepada mereka Salam
Cinta dari PKS. Dan begitu mereka tahu bahwa kita datang membawa cinta,
jangan berpikir sekedar mengambil suaranya, itu tidak terlalu penting
kemudian, kita ingin mengambil hatinya. Biarlah suaranya ikut dengan
sendirinya, insya Allah.
Sebab sekarang ini, orang-orang telah menjadikan politik ini menjadi
begitu mengerikan. Kalau anda menonton berita, seakan-akan anda masuk ke
bioskop, mematikan semua lampu, dan menonton sebuah film horror.
Politik telah menjadi permainan yang mengerikan. Yang Menakutkan.
Berbahaya. Dangerous game. Dan jika kita datang dengan cinta, insya
Allah kita akan merubah permainan politik yang menakutkan, yang
berbahaya itu jadi permainan orang dewasa yang lucu.
Mengapa pula rakyat ini harus kita provokasi sejak hari ini untuk
memilih kita, setelah itu mereka mendapatkan tontonan yang mengerikan.
Kenapa politik mengerikan. Karena dia telah kering dari cinta. Oleh
karena dia kering dari cinta maka isinya adalah konspirasi, maka isinya
adalah black campaign. Maka isinya adalah politisasi hukum. Dan itu yang
membuat orang jauh dari politik. Itu yang membuat anak-anak muda
sekarang bertanya, terus kenapa saya harus terlibat dalam politik kalau
politik itu begitu mengerikan? Lebih bagus kita dengar music.
Dulu kenapa generasinya generasi flower generation itu lahir di Inggris
dan kemudian mewabah diseluruh dunia? Kenapa? Itu adalah generasi anti
perang. Dan sekarang lahir generasi baru di Indonesia yang anti politik.
Kenapa mereka anti politik? Karena politik terlalu menakutkan. Jika
kita berikan sentuhan cinta kepada politik ini, insya Allah, maka kita
bisa mengubah permainan politik ini dari permainan yang berbahaya
menjadi permainan yang sangat menyenangkan.
Nah sekarang, saya kira saudara semuanya mulai mengerti, mengapa
permainan itu harus kita mulai dari Sulawesi Utara. Kita musti mulai
permainan itu dari Sulawesi Utara. Disini kita harus merubah permainan
itu menjadi permainan yang menyenangkan. Dimana ada harmoni. Katakan
kepada mereka, bajuku batik, makananku gado-gado, I love harmony. Dan
orang akan menyenangi politik. Ajak mereka bermain. Ajak mereka bicara
tentang sesuatu yang indah bagi Indonesia di masa yang akan datang.
Jangan cerita kepada mereka tentang konspirasi para elit. Itu terlalu
mengerikan. Itu dangerous game. Itu film horror. Dan karena itu seluruh
kader-kader PKS harus keluar dari konflik elit yang tidak perlu disitu.
Kita keluar. Kita datang temui masyarakat , berbicara dengan mereka,
datang ke pasar-pasar tradisional, masuk ke warung-warung, datang ke
mall-mall, datang ke masjid, datang ke gereja, masuki rumah-rumah orang,
bicara dengan baik dengan mereka, itulah politik yang sesungguhnya.
Politik itu adalah sentuhan hati. Soal pikiran, belakangan kita bicara. Hati dulu yang kita pertemukan. Kalau hati kita bertemu semua perbedaan di kepala kita lebih gampang untuk kita kelola.
Itu sebabnya kalau orang pacaran, biasanya laki-laki maupun perempuan
sama-sama tidak kritis kepada pasangannya. Bahkan kalau dia sedikit
jelek, dimaafkan seketika, bahkan sebelum permintaan maaf datang.
Kenapa? Karena kita saling melakukan kontra marketing bersama. Karena
kita ingin mempertemukan hati. Begitu hati kita saling bertemu, pikiran
kita tidak tertuju kepada hal-hal yang jelek. Tetapi kita mencari titik
point tempat dimana kita berdua mempunyai kesamaan.
Titik kesamaan inilah yang harus kita temukan. Kita temukan satu
persatu. Dan insya Allah saudara semua akan menemukan satu fakta bahwa
titik-titik kesamaan kita ternyata jauh lebih banyak daripada
titik-titik perbedaan.
Saudara-saudara sekalian, saya kira mempertemukan hati kita, mencari
titik-titik temu seperti ini, akan merasuk merasuk merasuk merasuk lebih
dalam kedalam hati seluruh rakyat Indonesia. Dan secara khusus saya
ingin mengatakan kepada saudara semuanya, permainan itu kita mulai dari
Sulawesi Utara. Hafal baik-baik kalimat ini... "Permainan itu kita mulai
dari Sulawesi utara... ...permainan itu kita mulai dari Sulawesi utara.
...permainan itu kita mulai dari Sulawesi utara."
PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…)
PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…) PKS…. (Itu jo…)
Allahu Akbar…. Allahu Akbar… Allahu Akbar…
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
(Peninsula Hotel, Manado, Sulawesi Utara, 25 Maret 2013)
*By: Sultan Hasanudin
DPD PKS Siak - Download Android App