Pengamat: Sikap Elegan PKS Terhadap Kasus Hukum Patut Diapresiasi
By: Abul Ezz
Sabtu, 16 Maret 2013
0
"Sikap Elegan PKS Terhadap Kasus Hukum"
Oleh Uda Chaniago*
Ada pertanyaan cukup menggelitik dari bung Effendi Ghazali kepada bung
Anis Matta dalam acara “Gestur” TVone (14/3/2013). Mengapa sepertinya
PKS ”tega” membiarkan Lutfi Hasan Ishak bergelut sendiri dengan
kasusnya tanpa diberi perhatian yang memadai, menurut Effendi Ghazali.
Mungkin Effendi melihat ini berbeda dengan kejadian di partai lain
dimana para kolega2nya di partai tersebut ramai-ramai mengunjungi sang
“tersangka” dan membuat pernyataan kepada pers dan masyarakat yang
intinya memberikan semangat dan dukungan.
Para petinggi dan kader-kader PKS di parlemen memang terkesan menutup
mulutnya rapat-rapat bila diminta konfirmasinya oleh wartawan tentang
kasus LHI ini. Dan bung Anis pun dengah tegas menyatakan bahwa masalah
ini adalah masalah hukum dan biarkanlah proses hukum yang menentukan
alur ceritanya. Dan PKS sudah menyerahkan persoalan ini kepada kuasa
hukum LHI.
Effendi Ghazali bahkan mengatakan, apakah ini tidak terlalu “kejam”
terhadap LHI…? Membiarkan beliau sendirian di Guntur tanpa menjenguknya
sekalipun (setidaknya sampai saat ini). Dan ini ditimpali pula oleh
presenter bahwa sepertinya LHI dijadikan semacam martir oleh PKS. Bung
Anis hanya menjawab pendek saja (mungkin memang durasi TVone yg terlalu
singkat), “Bisa jadi ini adalah yang terbaik dalam menyelesaikan kasus
beliau (LHI)”.
Cukup menarik memang melihat bagaimana PKS menangani prahara yang sedang
menimpanya. Dan jawabannya mungkin bisa ditelaah pada pernyataan Anis
Matta sebelumnya, bahwa PKS tidak ingin berlarut-larut dalam mencari
jawaban tentang siapa yang melakukan “konspirasi”. Tidak ada waktu untuk
mencari siapa yang bersalah dan patut dipersalahkan dengan kasus ini.
Bahwa ini adalah sebuah prahara dan sedikti banyak menurunkan semangat
dan menjatuhkan mental para kader tentu tidak bisa dinafikan. Tapi yang
terpenting adalah bagaimana melewati prahara ini dan menjadikannya
energi untuk bangkit kembali. Ini adalah kewajiban yang harus
diutamakan.
Well, sampai di sini, dan kenyataan yang ada sekarang, sikap PKS
dalam menghadapi krisis patut diapresiasi. Memisahkan masalah hukum dan
politik memang harus dilakukan dalam tatanan praktis bukan sekedar
retorika belaka. Bukan berarti membiarkan saja persoalan anggota
organisasi yang terkena masalah berjuang sendirian tanpa ada dukungan
moril dan juga bukan masalah “kejam” tidak “kejam”. Ini menujukkan bahwa
persoalan figur, walau penting, tidak terlalu menjadi acuan di PKS.
Bahkan seorang Presidan Partai sekalipun yang notabene adalah orang
“terbaik” dalam organisasi. Ini adalah kelemahan sekaligus kekuatan PKS.
Dan sampai saat ini kekuatanlah yang menang menutupi kelemahannya.
Kita masih melihat di republik ini, betapa para politisi masih gamang
memisahkan politik dan hukum. Bahkan banyak di antara mereka yang secara
terang-terangan mencampur-adukkan keduanya. Dan PKS, secara elegan
telah memberi contoh yang baik dalam persoalan ini. Bravo PKS. Tetap
semangat. []
*http://politik.kompasiana.com/2013/03/15/sikap-elegan-pks-terhadap-kasus-hukum-542970.html
DPD PKS Siak - Download Android App