Partai Kader Nan Solid Itu PKS
By: Abul Ezz
Minggu, 31 Maret 2013
0
Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) adalah salah satu partai di Indonesia yang berbasis
kader. Oleh karena itu orang menyebutnya partai kader. Sebuah partai
dinamakan partai kader bila di dalamnya ada proses kaderisasi yang
meliputi; recruiting (perekrutan), maintenance (pemeliharaan dan pembinaan), developing
(pengembangan) bakat dan potensi kader.
Proses kaderisasi di tubuh PKS
terlihat berjalan dengan baik semenjak didirikannya pada tahun 1998
pasca tumbangnya rezim orde baru hingga sekarang. Maka tidaklah heran
bila dari waktu ke waktu, jumlah kadernya bertambah banyak seiring
dengan meningkatnya popularitas partai ini.
Uniknya,
mayoritas kader dari yang senior sampai yunior di partai ini adalah anak
muda dan mahasiswa (kaum muda yang intelek). Pemuda dan mahasiswa ialah
elemen penting dalam masyarakat, karena padanya terdapat multi power (multi kekuatan) diantaranya; spirit (semangat), idealisme (cita-cita), strong will (tekad yang kuat), dan tentunya phisically
(jasmani). Keempat unsur tersebut merupakan modal utama bagi para
pemuda untuk melakukan perubahan. Perubahan yang hakiki di negeri ini
menuju ke arah yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Partai yang
berbasis kader relatif bisa bertahan lebih lama dibanding dengan partai
figur (partai yang mengandalkan figuritas seseorang). Sebagai contoh
saja, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) eksistensinya di Indonesia cukup
diperhitungkan pada masa hidupnya almarhum KH. Abdurrahman Wahid
(Gusdur) mantan Presiden Republik Indonesia ke-4. Dan PKB sendiri tidak
bisa dipisahkan dari sosok sang pendiri yaitu Gusdur. Maka setelah
meninggalnya Gusdur, sinar partai ini meredup, tidak menyala seperti
semula.
Contoh lain,
Partai Demokrat (PD) yang eksistensinya tidak bisa dipisahkan dengan
sosok sang pendiri yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini
menjadi Presiden Republik Indonesia. Ketika adanya prahara politik yang
menimpanya, tersangkanya Anas Sang Ketua Umum PD, sebelumnya terbuktinya
Nazarudin sang Bendahara Umum PD dan Anggelina Sondakh di pengadilan,
menimbulkan gejolak hebat di internal parai. Ketergantungan kader kepada
‘sang figur’ pun nampak jelas.
Para petinggi partai tidak mampu
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Bahkan pada puncaknya, seperti
yang terjadi saat ini, mayoritas kader PD menghendaki sosok SBY untuk
turun tangan menjadi Ketua Umum mereka. Tentu hal itu menjadi dilema
tersendiri bagi SBY sebagai Presiden bagi seluruh rakyat di Republik
Indonesia. Di satu sisi, dirinya dituntut untuk fokus mengelola negara
Indonesia nan luas dengan segala persoalannya, dan di sisi lain, ia
mesti menyelamatkan partai yang didirikannya dari kehancuran akibat
persoalan-persoalan yang datang bertubi-tubi. Menurut saya hal itu
merupakan konsekuensi dari partai figur.
Berbeda dengan
kedua partai di atas, PKS tidak didirikan oleh seorang tokoh ‘figur’,
namun ia didirikan oleh para aktivis pemuda yang memiliki hamasah (semangat)
dan idealisme tinggi. Mereka berhimpun dalam barisan partai dakwah dan
dipersatukan oleh kesamaan visi dan misi. Walaupun partai ini tidak
dilahirkan oleh seorang tokoh, namun mampu mencetak tokoh.
Siapa yang
sebelumnya kenal dengan sosok Dr. Ir. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc. Presiden
pertama Partai Keadilan (PK) yang sekarang menjadi Wali Kota Depok dua
periode, siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Dr. Hidayat Nur Wahid,
M.A. Presiden PKS ke-2 dan tokoh nasional yang pernah menjadi Ketua MPR
RI periode 2004-2009, siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Ir.
Tifatul Sembiring, Presiden PKS ke-3 yang sekarang menjadi Menkominfo
pada kabinet Bersatu Jilid dua periode 2009-2014, siapa yang sebelumnya
kenal dengan sosok Luthfi Hasan Ishaaq, M.A. Presiden PKS ke-4, dan
siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Muhammad Anis Matta, Lc.,
Presiden PKS ke-5, orang menyebutnya ‘Soekarno Muda’ yang pernah menjadi
Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2012. Mereka semua bermula dari orang
yang tidak populer di mata publik, namun PKS lah yang membuat mereka
menjadi besar dan terkenal.
Yang menarik
pula untuk dicermati dari partai ini, jabatan apapun yang diemban oleh
seorang kader dipandang sebagai amanah bukan kehormatan. Salah satu
bukti yang mengindikasikan hal ini adalah setiap kader yang diamanahi
sebagai Presiden Partai oleh Majelis Syuro kemudian memperoleh amanah di
pemerintahan, baik sebagai menteri ataupun jabatan lainnya dengan mudah
dilepaskan.
Tifatul Sembiring misalnya, ia melepaskan jabatan Presiden
PKS saat ia menjadi Menkominfo, Luthfi Hasan Ishaaq melepaskan
jabatannya sebagai Presiden PKS hanya karena diduga terlibat kasus ‘suap
tertangkap tangan’ walaupun KPK tidak bisa membuktikannya, justeru
menjeratnya dengan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang belum
tentu benar-benar bersalah. Anis Matta sang Presiden PKS ke-5 rela
melepaskan jabatannya dari wakil Ketua DPR RI dan sekaligus mengundurkan
diri dari keanggotaannya di DPR RI. Hal itu tidaklah mudah dilakukan
kecuali oleh orang yang memandang jabatan sebagai amanah titipan Allah
Yang Maha Kuasa.
Mengenai
soliditas kader partai dakwah ini tidak dipertanyakan. Kasus yang
menimpa LHI belakangan ini menjadi parameter / alat ukur sejauh mana
kekuatan partai dan soliditas kader PKS . Ikatan persaudaraan mereka
begitu kokoh, satu sama lain saling menguatkan. Kecintaan mereka kepada
sesamanya begitu kuat.
Hal itu terlihat pada saat sang Presiden Luthfi
Hasan Ishaaq ditahan di Rutan Guntur oleh KPK, mereka tetap mencintainya
dan mendoakannya. Oh, alangkah indahnya. Begitupun loyalitas mereka
terhadap para qiyadah (pimpinan) nya sangat tinggi. Mereka siap
melaksanakan perintah atasannya selama itu bernilai kebaikan dan
mengandung kemaslahatan bagi umat, dengan suka rela mereka
melaksanakannya tanpa mengharapkan imbalan materi.
Menurut saya, partai semacam ini
akan tetap eksis dan berkembang di negeri ini. Partai ini bekerja bukan
hanya karena akan berlangsungnya PEMILU atau PEMILUKADA lima tahunan
saja, namun sepanjang masa mereka bekerja untuk kemaslahatan umat. PKS
partai kader nan solid. Mudah-mudahan eksistensinya semakin kokoh dan
mampu mewarnai praktek perpolitikan di bumi nusantara tercinta. Semoga!
Abah Faiq
DPD PKS Siak - Download Android App