Lonjakan Fantastis Harga Bawang, Potret Carut Marut Birokrasi Perdagangan
By: Abul Ezz
Jumat, 15 Maret 2013
0

Sudah hampir seminggu harga bawang merah dan bawang putih masih
bertengger di kisaran harga Rp50.000-Rp60.000 per kilogram. Bukan hanya
para ibu dan pedagang makanan pengguna bawang yang menjerit, pedagang
dua komoditas itu juga mengeluh karena omsetnya turun hingga 50-70%.
Ratih pedagang sayur keliling di seputar Rawadenok, Pancoranmas, Depok
biasanya menjual bawang merah 7-10 kilogram (kg) per hari, sejak
harganya naik hanya bisa menjual 2 kg. “Nggak berani ngambil banyak
nanti modalnya kesedot, yang beli juga sedikit,” akunya. Para pedagang
makanan, selain mengurangi porsi bawang gorengnya, ada juga yang
memakai bawang merah goreng produk pabrikan karena lebih murah.
Sayangnya kenaikan yang fantastis ini lagi-lagi juga tidak dinikmati
oleh petani bawang merah karena mereka memang belum panen. Bawang merah
mempunyai potensi swasembada karena saat panen raya produksinya sangat
melimpah. Di daerah penghasil seperti Brebes, Tegal dan Nganjuk, petani
biasa menjual dengan harga yang murah Rp10.000 per kilo. Tiba-tiba harga
bisa melambung menjadi 5 kali lipat, sangat masuk akal jika
mencurigai adanya penyelundupan. Tentu hanya segelintir orang yang
bermain dan bisa menikmatinya.
Untuk produk bawang putih, negara kita masih mengimpor sebesar 90%. Jadi
produksi dalam negeri hanya bisa memasok 10% . Kenaikan harga bawang
putih yang cukup tinggi bisa jadi karena terhambatnya pasokan impor ke
dalam negeri.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina
mengemukakan Kemendag baru menerbitkan Surat persetujuan Impor (SPI)
berdasarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Dirjen
P2HP (Kementrian Pertanian) 18,21% dari total kebutuhan impor bawang
putih periode Januari-Juni sejumlah 160.000 ton.
Sementara Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengakui
terlambat mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH)
karena daftar Importir Terdaftar (IT) dari Kemendag untuk pengimpor
bawang putih telat masuk ke kementeriannya.
Potret nasib rakyat yang hanya pasrah di tengah ketidakberdayaan sistem
perdagangan. Alih-alih menanganinya, pemerintah yang harusnya betindak
cepat justru saling melempar kesalahan dan tanggung jawab.
DPD PKS Siak - Download Android App