Konflik Kesultanan Sulu: 224 Loyalis Sultan Sulu Pilih Mati di Sabah
By: Abul Ezz
Sabtu, 02 Maret 2013
0
Sebanyak 224 pengikut Sultan Sulu memutuskan untuk merealisasikan
cita-cita sultannya. Mereka tidak akan menyerah dalam peperangan dengan
polisi Malaysia dan siap mati di Sabah.
Putri Jaycel membacakan surat yang dilayangkan oleh Putera Mahkota Sulu Raja Muda Agbimuddin Kiram. Kiram mendesak para pengikutnya agar tidak meninggalkan Lahad Datu meski mereka terus diserang aparat keamanan Malaysia.
"Setelah kami menguburkan sembilan saudara dan satu orang saudari kami saat matahari tenggelam, 224 orang yang masih tersisa memutuskan untuk mati di Lahad Datu guna mengejar impian dan aspirasinya. Dan kami menaruh segalanya di tangan Allah," ujar Jaycel yang membacakan surat Raja Muda, seperti dikutip ABS, Sabtu (2/3/2013).
Juru bicara Kesultanan Sulu Abraham Idjirani juga mengatakan bahwa perseteruan antara pasukan loyalis Sultan Sulu dan Malaysia belum berakhir. Raja Muda beserta para pengikutnya sudah berpindah tempat dan siap melancarkan serangannya.
"Bila perseteruan berakhir, itu artinya Raja Muda dan pengikutnya tertangkap atau terbunuh," ujar Idjirani.
Idjirani juga melaporkan, sejak pukul 20.00 hari Jumat hingga saat ini, belum ada insiden baku tembak yang terjadi. Selain itu, 10 orang loyalis Sultan Sulu juga dikabarkan tertangkap.
Menurut sejarah, Sabah merupakan wilayah yang diberikan oleh Sultan Brunei ke Kesultanan Sulu sebagai hadiah karena Sulu membantu Brunei menghadapi pemberontakan di adab ke-17. Pada 1878, Kesultanan Sulu menyewakan Sabah ke perusahaan Inggris, British North Borneo Company.
Namun Inggris akhirnya melakukan aneksasi Sabah pada 1946 silam. Dan pada 1963, Inggris memberikan wilayah Sabah ke Federasi Malaysia.
Sultan Sulu sendiri kini menjadi warga Filipina. Sultan Sulu tidak memiliki kekuasan politik sama sekali di Sabah, namun mengklaim masih memiliki pengaruh besar di wilayah itu. [yy/okezone.com/foto okezone.com]
Putri Jaycel membacakan surat yang dilayangkan oleh Putera Mahkota Sulu Raja Muda Agbimuddin Kiram. Kiram mendesak para pengikutnya agar tidak meninggalkan Lahad Datu meski mereka terus diserang aparat keamanan Malaysia.
"Setelah kami menguburkan sembilan saudara dan satu orang saudari kami saat matahari tenggelam, 224 orang yang masih tersisa memutuskan untuk mati di Lahad Datu guna mengejar impian dan aspirasinya. Dan kami menaruh segalanya di tangan Allah," ujar Jaycel yang membacakan surat Raja Muda, seperti dikutip ABS, Sabtu (2/3/2013).
Juru bicara Kesultanan Sulu Abraham Idjirani juga mengatakan bahwa perseteruan antara pasukan loyalis Sultan Sulu dan Malaysia belum berakhir. Raja Muda beserta para pengikutnya sudah berpindah tempat dan siap melancarkan serangannya.
"Bila perseteruan berakhir, itu artinya Raja Muda dan pengikutnya tertangkap atau terbunuh," ujar Idjirani.
Idjirani juga melaporkan, sejak pukul 20.00 hari Jumat hingga saat ini, belum ada insiden baku tembak yang terjadi. Selain itu, 10 orang loyalis Sultan Sulu juga dikabarkan tertangkap.
Menurut sejarah, Sabah merupakan wilayah yang diberikan oleh Sultan Brunei ke Kesultanan Sulu sebagai hadiah karena Sulu membantu Brunei menghadapi pemberontakan di adab ke-17. Pada 1878, Kesultanan Sulu menyewakan Sabah ke perusahaan Inggris, British North Borneo Company.
Namun Inggris akhirnya melakukan aneksasi Sabah pada 1946 silam. Dan pada 1963, Inggris memberikan wilayah Sabah ke Federasi Malaysia.
Sultan Sulu sendiri kini menjadi warga Filipina. Sultan Sulu tidak memiliki kekuasan politik sama sekali di Sabah, namun mengklaim masih memiliki pengaruh besar di wilayah itu. [yy/okezone.com/foto okezone.com]
DPD PKS Siak - Download Android App