Indonesia Resmi Memiliki “Presiden Part-Time”
By: Abul Ezz
Minggu, 31 Maret 2013
0
Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat telah memasuki acara puncaknya
yaitu pembahasan mengenai ketua Umum DPP PD. Dari semua peserta yang
datang dari ketua DPC dan DPD menyuarakan untuk memilih SBY sebagai
ketua umum secara aklamasi.
Wacana penunjukan SBY sebagai ketua umum PD ini sudah berlangsung
beberapa hari jelang KLB. Hari ini (30/3) barulah SBY memberikan jawaban
tentang kebersediaannya mengambil jabatan tersebut, tentunya dengan
syarat. Disebutkan bahwa SBY menerima jabatan tersebut asalkan ada ketua
harian. “Jika SBY bersedia menjadi ketua umum, asal ada ketua
hariannya, ini mudah tinggal tunjuk saja,” kata Ramadhan Pohan, dikutip
dari republika.co.id.
Pantauan terakhir, seluruh pemegang suara sepakat untuk menunjuk SBY
sebagai ketua umum. Secara resmi jabatan itu diterima SBY setelah
bertemu dengan tujuh orang yang terdiri dari ketua sidang KLB, EE
Mangindaan dan enam pimpinan sidang lainnya. “Sesuai dengan kesepakatan
kami bertujuh kami telah bertemu dengan bapak SBY, beliau tidak mudah
memutuskan karena baliau memikirkan tugas kenegaraan. Tetapi ini suasana
batin saya sampaikan, belum keputusan, kami mendengar suasana batin
beliau, disamping beliau mengemban tugas-tugas amanah rakyat, suasana
inilah yang kami lihat, maka beliau menyampaikan bersedia dengan
syarat,” kata EE Mangindaan.
Beberapa syarat dimaksud antara lain : Pertama, jabatan ketum yang akan
dijalankan benar-benar bersifat sementara. Sifatnya sementara karena ini
adalah hanya dalam proses penyelamtan dan konsolidasi partai. Kedua,
tugas ketum akan dilaksanakan oleh pengurus harian dibawah ketua harian,
dibawah pimpinan ketua harian. Ketiga, karena SBY juga ketua dewan
pembina, Ia meminta tugas ketua dewan pembina dilaksanakan oleh ketua
harian dewan pembina. Begitu pula, tugas sebagai majelis tinggi
diserahkan kepada wakil ketua majelis tinggi. (Sumber republika.co.id)
Tak mau kalah dari Surya Paloh
Terpilihnya SBY sebagai ketua umum PD sebenarnya sudah cukup lama
diprediksikan oleh para pengamat. Dimulai dari pengambilalihan kekuasaan
Anas Urbaningrum, penetepan Anas urbaningrum sebagai TSK korupsi
hambalang oleh KPK. Ini menjadi sinyal kembalinya PD pada pangkuan
“keluarga Cikeas” sebagai pendirinya.
Langkah pengambilalihan partai juga sebelumnya telah dilakukan oleh Surya Paloh terhadap partai Nasdem dari ketua umumnya, Patrice Rio Capella. Langkah ini kemudian memiiu konflik internal yang cukup menggemparkan dengan terjadinya pengunduran diri secara massal baik kader, tokoh maupun pengurus partai Nasdem.
Rakyat akan menilai apa yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut di era
modern dan di era iklim demokrasi yang sedang bertumbuh kembang di negri
ini. Apakah tepat, ataukah akan menjadi tren sistem politik dinasti
yang tidak sehat
Fokus itu satu, Bukan Dua, Tiga atau Empat
Terpilihnya SBY sebagai ketua umum PD telah memberi bukti bahwa SBY
tidak konsisten dengan apa yang selama ini diwacanakannya. Sudah sangat
sering SBY menegur agar para menteri fokus bekerja dan tidak mengurusi
parpol, namun pada kenyataannya SBY justru terjun langsung dan menjadi
keutua umum parpol dan dalam parpol tersebut sebelumnya sudah tersemat
banyak jabatan yang diatasnamakannya, Ketua Dewan pembina, ketua Majlis
Tinggi, dan tak ketinggalan jabatan sekjen dijabat oleh salah satu
putranya. Yang menjadi pertanyaan publik saat ini, jabatan presiden RI
apakah menjadi pekerjaan utama ataukah sambilan/part time? mari kita
amati bersama.
Rahmad El Azzam
DPD PKS Siak - Download Android App