Demokrat Vs PKS | Catatan Kecil Konflik Partai & Suksesi Kepemimpinan
By: Abul Ezz
Minggu, 31 Maret 2013
0
Oleh: Arif Budiman | Kompasiana
Dua
partai politik diatas tentu sedang ‘menggelegar’ di langit Indoesia
raya akan berita-beritanya, dua partai yang waktu-waktu terakhir ini
digelandang oleh media mainstream ke arena opini publik. Demokrat dengan
KLB-nya, dan PKS dengan KPK-nya. Kabar terbaru sore ini dari KLB
partai pemenang pemilu 2009 (yang awalnya akan tampak begitu heboh
cetar membahana itu) mungkin sudah bisa diprediksi oleh sebagian
pengamat. Tapi tetap saja memberi kejutan buat saya, dan juga
menyelipkan lucu. Menggelitik jemari untuk menuangkan kegeliannya dalam
catatan pendek ini. Catatan kecil tentang untuk membandingkan perilaku
partai dan tokoh-tokohnya. Dan ini, (hanya) sekedar 3 catatan kecil :
1 >>
PKS :
LHI
ditersangkakan oleh KPK >> dalam waktu 1 X 24 jam sudah ada
pengganti. Tanpa ada perpecahan, tanpa ada pengurus yang mengundurkan
diri, tanpa ada perang kata-kata apalagi perang sms.
DEMOKRAT :
Anas diputuskan menjadi tersangka oleh KPK >> dalam waktu ? X 24 jam (? = entah gak terhitung itu angka berapa. Hitung aja ya sendiri:) Bahkan sebelum dijadikan tersangka pun Anas sudah merasa digoyang, dijatuhkan, di-paktaintegritas-kan, di-sprindik-kan) gak jelas ada pengganti. Diambil alih oleh Majelis Tinggi, gonjang-ganjing KLB atau penunjukkan by SBY, perang pendukung, berantem di ILC, pengurus lepas jaket almamater, adu sms di media. Akhirnya ada KLB, #ehh ternyata si Bapak juga yang jadi Ketum.
Anas diputuskan menjadi tersangka oleh KPK >> dalam waktu ? X 24 jam (? = entah gak terhitung itu angka berapa. Hitung aja ya sendiri:) Bahkan sebelum dijadikan tersangka pun Anas sudah merasa digoyang, dijatuhkan, di-paktaintegritas-kan, di-sprindik-kan) gak jelas ada pengganti. Diambil alih oleh Majelis Tinggi, gonjang-ganjing KLB atau penunjukkan by SBY, perang pendukung, berantem di ILC, pengurus lepas jaket almamater, adu sms di media. Akhirnya ada KLB, #ehh ternyata si Bapak juga yang jadi Ketum.
2 >> PKS :
LHI mundur dari presiden partai >> “Hasbunallah wa ni’mal wakil..” sembari tersenyum dan menunjukkan salam 3 Besar.
DEMOKRAT :
Anas
mundur dari ketua umum partai >> “ibarat bayi yang lahir, Anas
adalah bayi yang lahir tidak diharapkan”, “Ini baru halaman pertama.
Masih banyak halaman-halaman berikutnya yang akan kita buka dan baca
bersama”, sembari melepas jaket kebanggaan partai. “Saya lepas jaket
ini. Dan saya menjadi manusia yang bebas dan merdeka,” kata Anas, di
kantor DPP PD.
3 >> PKS :
Anis Matta menjadi presiden PKS >> dalam konferensi pers (Pidato Politik pertamanya), langsung mennyampaikan pengunduran diri dari Wakil Ketua DPR RI, dan juga sebagai anggota DPR RI.
DEMOKRAT :
Ibas
Yudhoyono >> setelah disentil keras oleh media karena tertangkap
kamera tetap absen rapat paripurna padahal tidak hadir. Bahkan
absennya pun diantarkan ke ruangan. Setelah di-badai-kan oleh media,
esoknya ‘mengikuti’ jejak Anis Matta. Mengundurkan diri dari anggota
DPR RI dengan alasan akan fokus pada partai dan keluarga. (sedikit yang
lucu bagi saya adalah, konferensi pers-nya dengan membaca teks.
Padahal beliau adalah Sekjen partai paling berkuasa di negeri ini).
Dan sebagai penutup kelucuan ini saya ingin mengucapkan,
Selamat kepada Bapak SBY yang telah ditetapkan sebagai ‘presiden’ Republik Demokrat. Terima kasih atas ‘contoh yang baik’ ini. Semoga anak-anak negeri di republik Indonesia kelak semakin cerdas dan mandiri dalam menilai dan memilih sebuah partai politik.
* catatan kecil tentang konflik partai dan suksesi kepemimpinan
** http://politik.kompasiana.com/2013/03/30/demokrat-vs-pks-546608.html
DPD PKS Siak - Download Android App