Bedah #FiqihDakwah | @malakmalakmal
By: Abul Ezz
Kamis, 21 Maret 2013
0
Akmal Sjafril
@malakmalakmal
- Kali ini saya ingin berbicara ttg #FiqihDakwah. Mungkin sekedar memperkenalkan.
- Bagi yg aktif dlm dakwah dan tarbiyah, #FiqihDakwah sudah sangat akrab di telinga, lisan dan pikiran.
- #FiqihDakwah secara sederhananya adalah pendalaman materi seputar tata cara berdakwah.
- Dari namanya saja, kita bisa memahami bhw dakwah memerlukan pendalaman. Tdk bisa asal2an.
- Mengapa dakwah tdk boleh asal2an? Tentunya krn niat dakwah itu krn Allah SWT.
- Ada sedikit kerancuan dlm sikap saudara2 kita yg berdakwah tanpa hiraukan tata caranya.
- Sebagian di antara mrk bilang, “Yg penting niatnya krn Allah, tak peduli pendapat manusia!”
- Pdhal sebenarnya, kalau mmg niatnya krn Allah, maka tentu dakwahnya akan dilakukan dgn sebaik mungkin.
- Bgmn dakwah yg baik? Kita punya banyak Nabi dan Rasul yg bs menjadi contoh.
- Nabi Nuh as dgn sabar dan tekun mendakwahi umatnya. Berapa lama? Ratusan tahun! Hasilnya sedikit saja.
- Nabi Nuh as mengajarkan kita bhw dakwah itu mmg pekerjaannya org sabar. Yg tdk sabar, jgn berdakwah!
- Kata “dakwah” dekat artinya dgn “memanggil, menyeru, mendorong, meminta”. Seakar dgn kata “doa”.
- Tentu dakwah beda dgn doa, tp ada persamaannya. Dua2nya sama2 harus lembut.
- Mengapa harus lembut? Ya, sebab dakwah itu memanggil. Maukah kita dipanggil dgn kata2 kasar?
- Sebagaimana kita tak mau diseru dgn kata2 kasar, org lain pun tak mau diperlakukan demikian.
- Oleh krn itu, dakwah pun ada tata caranya. Ada adab2nya. Ada seninya.
- Dakwah bukan sekedar menggelar fakta dan dalil tanpa mau tahu bagaimana respon yg mendengarkannya.
- Bahkan Nabi Musa as pun diperintahkan utk menyeru Fir’aun dgn kata2 baik. Ini Fir’aun lho!
- Itulah sebabnya ketika seorang penguasa dinasihati dgn kata2 kasar, ia memperingatkannya dgn kisah Fir’aun.
- Katanya, “Engkau tak sebaik Musa, aku tak seburuk Fir’aun. Mengapa harus kasar?” Begitu kurang lebihnya.
- Tentu, bahasa dan tata perilaku dipengaruhi jg oleh kedekatan.
- Misalnya, kepada kawan dekat, kritik bs kita sampaikan tanpa perlu pikir panjang. Krn sdh dekat.
- Tapi kpd yg br kenal, harus hati2 berbicara. Kalau dia tersinggung, dalil kita tak ada gunanya.
- Menjaga akhlaq adalah suatu keharusan bagi pr da’i. Aneh kalau da’i justru bersikap kasar.
- Padahal, akhlaqul karimah senantiasa dijadikan konten dakwah. Sdh semestinya dijalankan sblm diajarkan.
- Apa gunanya berdakwah soal akhlaq jika da’i-nya pun tak baik akhlaq-nya?
- Ini sama saja guru yg melarang siswa2nya merokok, padahal asap mengepul dr mulutnya.
- Dlm sebuah hadits, disebutkan “siapa yg beriman pd Allah dan Hari Akhir, berkatalah baik atau diam!”
- Hadits shahih ini mengaitkan ‘aqidah langsung dgn akhlaq. Artinya, keduanya pasti berkaitan.
- Islam itu komprehensif. ‘Aqidah yg benar pasti menghasilkan akhlaq yg baik.
- Sebaliknya, akhlaq yg buruk menunjukkan adanya ketidakberesan dlm ‘aqidah.
- Tentu saja, yg ‘aqidah-nya ‘belum beres’ sebaiknya tdk menjadikan dirinya sbg juru dakwah.
- Ada bbrp karakter yg hrs dimiliki oleh para da’i. Yg pertama: amanah (terpercaya) dan shiddiq (jujur).
- Da’i harus dikenal sbg pribadi yg amanah. Kalau tdk begitu, obyek dakwahnya tdk merasa ‘aman’.
- Penting sekali utk menjadi pribadi yg membuat org lain merasa nyaman. Amanah+Shiddiq itu wajib.
- Syarat lainnya, obviously, adalah ikhlash. Artinya, niatnya bersih krn Allah.
- Niat adalah sesuatu yg harus dipelihara dan dibersihkan terus menerus.
- Awalnya berniat krn Allah, bisa saja setelah itu berbelok.
- Da’i yg ikhlash lillaahi ta’ala tdk akan mementingkan egonya.
- Itulah sebabnya para Nabi bersabar dgn tabiat obyek dakwahnya. Sebab mrk tdk sedang perjuangkan ego.
- Dakwah krn Allah, balasannya dr Allah. Maka, tdk boleh gampang marah atau tersinggung.
- Karakter2 lainnya adalah rahmah (kasih sayang), rifq (lemah lembut) dan hilm (penyantun).
- Kasih sayang adalah latar belakang dakwah. Kita berdakwah krn kita sayang.
- Kalau benar sayang, maka tdk wajar kita bersikap kasar. Maka, da’i harus lemah lembut.
- Obyek dakwah pd hakikatnya adalah org2 yg membutuhkan. Maka, da’i harus berjiwa penyantun.
- Salah satu hal penting yg berkaitan dgn 3 karakter tsb adalah dgn tdk memberatkan obyek dakwah.
- Itulah sebabnya Rasulullah saw marah pd sahabatnya yg memanjangkan bacaan shalat hingga berlebihan.
- Sebab, hal tsb akan membuat sebagian obyek dakwahnya merasa berat. Bisa2 mrk jd malas shalat.
- Krn itu, seorang da’i tidak ‘menimpakan’ kewajiban yg terlalu berat pd para obyek dakwahnya.
- Sebaliknya, seorang da’i harus belajar banyak2 memaklumi kondisi mereka.
- Yg berbakat dakwah adalah yg pandai memaklumi org lain.
- Obyek dakwah berbeda2 keadaannya. Da’i harus berempati.
- Misalnya ada org yg jarang shalat. Jgn dimarahi dulu. Bisa jd, ortunya tdk pernah ajarkan ia shalat.
- Belasan tahun ia tak diajar shalat. Apa bisa mengajarkannya rajin shalat dgn 1-2 dalil?
- Kalau sblmnya jarang shalat, maka konsisten shalat 5 waktu saja sdh bagus. Jgn disuruh ke masjid dulu.
- Kalau br belajar konsisten shalat, jgn dipaksa qiyamullail atau dhuha. Pelan2, ikuti perkembangannya.
- Baca Qur’an masih terbata2, sudah disuruh One Day One Juz? Ntar dulu… Sabar, sabar...
- Kalau dipaksakan, obyek dakwah bisa futur (melemah) ibadahnya, bahkan insilakh (terputus sama sekali).
- Rasulullah saw pun melarang kita ghuluw (berlebihan) dlm beribadah. Tingkatkan pelan2, itu yg benar.
- Masih banyak karakter2 lain, misalnya shabr (sabar).
- Dakwah adalah proyek ‘memodifikasi’ manusia. Bukan robot.
- Manusia digerakkan oleh jiwanya. Jiwalah yg harus disentuh. Tdk spt robot yg tinggal diutak-atik mesinnya.
- Kalau mesin sudah dimodifikasi, robot langsung berubah fungsi. Manusia tdk demikian.
- Utk menyentuh jiwa, harus dgn jiwa pula. ‘Senjata’ para da’i adalah hati.
- Hati yg sempit tak bisa menampung hati yg lain. Da’i harus berhati seluas samudera, bahkan lebih.
- Dakwah jg harus proporsional. Tdk semua kasus harus disikapi dgn cara yg sama.
- Krn kemaksiatan bertingkat2, maka sikap kita terhadapnya pun harus disesuaikan.
- Sbg contoh, org yg shalat di akhir waktu jgn diperlakukan sama dgn org yg tdk shalat.
- Demikian jg shalat Subuh dgn atau tanpa Qunut, jelas beda dgn yg tdk shalat Subuh.
- Yg shaum tapi bergunjing beda dgn yg tdk shaum. Yg pacaran beda dgn yg berzina.
- Imam Ibnul Qayyim menasihati kita utk pertimbangkan 4 kemungkinan dlm nahi munkar (menolak kemunkaran).
- Pertama, bs jd kemunkaran hilang dan berganti kebajikan. Ini paling ideal. Harapan kita semua.
- Kedua, bs jd kemunkaran berkurang, tp tdk hilang. Ini pun baik. Ada progresnya.
- Ketiga, bs jd kemunkaran berganti dgn kemunkaran yg serupa. Ini berbahaya.
- Keempat, bs jd kemunkaran berganti dgn kemunkaran yg lbh parah. Na’uudzubillaah…
- Kemungkinan keempat kelihatannya sangat buruk, padahal cukup sering terjadi.
- Ada sekelompok org yg berbuat maksiat, lalu dinasihati dgn cara yg kasar dan dipermalukan.
- Efeknya? Mereka malah membenci da’i, membenci dakwah dan membenci Islam.
- Itukah hasil yg diinginkan dlm dakwah? Tentu tidak. Itulah sebabnya kita butuh #FiqihDakwah.
- Ada bbrp kaidah penting dlm #FiqihDakwah yg mesti kita ketahui bersama.
- Pertama, memberi keteladanan sblm berdakwah. Termasuk soal akhlaqul karimah, tentu saja.
- Kedua, mengikat hati sblm menjelaskan. Krn telinga lbh mudah mendengar kata2 dr seorang sahabat.
- Ketiga, mengenalkan sblm memberi beban. Jgn terburu2 membebani obyek dakwah dgn setumpuk kewajiban.
- Keempat, bertahap dlm pembebanan. Mulai dr yg mudah2 dulu, dan hargai progresnya.
- Kelima, memudahkan, bukan menyulitkan. Da’i hadir bkn utk mempersulit obyek dakwahnya.
- Keenam, yg pokok sblm yg cabang. Hindari ikhtilaf, mulailah dari yg basic dan pokok.
- Ketujuh, membesarkan hati sblm memberi ancaman. Obyek dakwah butuh dorongan, bkn tamparan.
- Kedelapan, memahamkan, bukan mendikte. Obyek dakwah belajar dgn cara yg berbeda2.
- Kesembilan, mendidik, bukan menelanjangi. Mrk adalah manusia yg punya jiwa. Jgn dipermalukan.
- Kesepuluh, muridnya guru, bukan muridnya buku. Buku mmg bagus, tp pendidikan hny bs dilakukan o/ guru.
- Hal2 tsb di atas sy kutip dr buku #FiqihDakwah karya Syaikh Jum’ah Amin Abdul Aziz.
- Buku lain yg berjudul #FiqihDakwah ada karangan Syaikh Musthafa Masyhur, Moh. Natsir, dll.
- Msh banyak hal lain yg blm terbahas di sini, saya sarankan merujuk pd buku2 tsb.
- Jika engkau msh bersikap kasar dlm dakwah, maka sesungguhnya engkau telah membebani dakwah.
- Jika engkau msh suka bersikap kasar, maka sebaiknya didiklah dirimu sendiri terlebih dahulu, br org lain.
- Sy akan tutup dgn mengingatkan kisah dakwah Hasan al-Banna di kedai2 kopi.
- Saat itu, rekan2nya skeptis. Hasan al-Banna saja yg pede berdakwah di kedai2 kopi.
- Ternyata, dakwah beliau sukses. Para pengunjung dan pemilik kedai2 kopi malah minta ceramah rutin.
- Mengapa beliau sukses? Sebab, beliau tdk berniat menyakiti obyek dakwahnya. Beliau lemah lembut dlm dakwah.
- Mrk yg skeptis mungkin tergambar dlm pikirannya akan ditolak. Sebab, dakwah dlm benaknya kurang lembut.
- Akan tetapi, Hasan al-Banna sejak awal mmg berniat utk dakwah dgn lembut. Maka, ia pun pede melangkah, dan sukses.
- Kalau benar berniat krn Allah, maka benahilah #FiqihDakwah-mu.
- Kalau benar ikhlash krn Allah, berlemah lembutlah, agar banyak yg terpanggil o/ dakwahmu.
- Semoga kita terpilih menjadi orang2 yg lemah lembut dlm dakwah.
- Semoga nama kita tertulis dlm bangunan dakwah Islam, meskipun cuma di sebongkah bata kecil saja. Aamiin…
DPD PKS Siak - Download Android App