Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » » Antara US 'Amerika' Vs PKS

Antara US 'Amerika' Vs PKS


By: Abul Ezz Kamis, 28 Maret 2013 0


Hegemoni Amerika di dunia tidak perlu dipertanyakan lagi. Berkat kekuatan politik, ekonomi dan militer yang dimilikinya, seluruh hamparan bumi seolah menjadi taman bermain baginya. Irak, Afganistan, Libya, Arab Saudi, Suriah, Filipina, Myanmar, dan termasuk Indonesia adalah contoh dari negara-negara yang berada di bawah injakan sepatu besarnya. Tertindas baik secara militer, politik maupun ekonomi.

Siapa berani lawan Amerika?

Lembaran-lembaran sejarah manusia di era modern telah memperlihatkan kepada setiap kita, bahwa Amerika telah menjelma menjadi negara penjajah yang tidak segan memberangus pemimpin-pemimpin negara yang mencoba menghalangi niat kejinya. Dengan berbagai dalih dan didukung oleh provokasi masif media-media barat yang mendukungnya, penjajahan di abad ini telah bersembunyi di balik topeng dusta. Atas nama demokrasi; pembelaan atas Hak Asasi Manusia (HAM), senjata pemusnah massal, bantuan ekonomi, dan lain sebagainya.

Dalam buku Confessions of Economic Hitman, John Perkins menceritakan pengalamannya selama menjadi seorang ekonom perusak yang sengaja dikirim Amerika ke negara-negara tertentu di dunia untuk menghasut dan mendustai pemimpin-pemimpin negara tersebut agar mau menerima dana bantuan dari IMF, USAID, dan sebagainya. Yang pada akhirnya menjerat negara-negara tersebut dengan hutang yang tidak akan pernah bisa mereka bayar. Ketika telah terjerat, Amerika dengan mudah menekan negara-negara tersebut agar mau menyerahkan pengelolaan atas industri-industri strategis kepadanya dengan sistem bagi hasil yang sangat tidak berkeadilan.

Indonesia adalah contohnya, berkat hutang luar negeri Indonesia yang luar biasa besarnya. Bangsa ini pun seakan tak berdaya melihat tanah airnya diperkosa oleh Amerika. Penjajahan tanah Papua oleh Freeport dan blok Natuna oleh Exxon Mobile adalah dua contoh yang menggambarkan ketidakberdayaan bangsa Indonesia dalam melawan hegemoni Amerika Serikat di bumi Nusantara.

Dalam buku tersebut diceritakan tentang presiden Panama, Omar Torijos yang tewas dalam kecelakaan pesawat; Ahmad Musadeg, Presiden Iran yang diturunkan secara paksa dari jabatannya, kemudian diasingkan sampai mati; dan Jaime Roldos Presiden Ekuador yang meninggal dalam kecelakaan helikopter. Ketiganya menemui nasib buruk karena berani melawan Amerika.

Seluruh kejadian buruk tersebut seolah mengabarkan kepada dunia, “jangan macam-macam dengan Amerika!”

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Negara kita bukanlah negara pecundang, meskipun pada umumnya para elit negeri ini tidak memiliki cukup nyali untuk memperjuangkan hak-hak rakyatnya. Namun masih ada segelintir orang yang berani.

Tentu masih segar dalam ingatan kita tentang kasus korupsi kuota impor daging sapi yang menjerat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), LHI. Melalui pemberitaan media masa yang dangkal, mengakibatkan mayoritas masyarakat hanya menilai persoalan dari kulit luarnya saja, tidak sampai kepada intinya. Sehingga serta-merta memberikan stigma negatif kepada PKS dan politisi-politisi yang bernaung di bawah panjinya.

Tidak semua orang tahu ataupun mau tahu tentang persoalan sebenarnya yang melatarbelakangi kasus tersebut. Menteri pertanian, Suswono yang merupakan kader PKS melakukan pembatasan impor untuk meningkatkan industri sapi dalam negeri, agar para peternak sapi dapat hidup sejahtera dalam kebijakan ekonomi yang berkeadilan. Namun Amerika sebagai pihak eksportir merasa dirugikan atas kebijakan tersebut.

Melalui menteri luar negerinya, Amerika pun melayangkan protes kepada pemerintah Indonesia terkait kebijakan pengurangan kuota impor sapi tersebut. Namun upayanya belum membuahkan hasil. Karena pendekatan persuasif menemui jalan buntu, tekanan politik pun dilakukan. Duta besar AS mendatangi KPK, dan keesokan harinya LHI pun resmi jadi tersangka.

Maksud dan tujuannya tentu sudah jelas, yaitu menyingkirkan elit-elit PKS dari pemerintahan melalui fitnah keji agar Amerika dapat lebih leluasa memperkosa bangsa kita, lagi dan lagi.

Namun ternyata Allah tidak mengizinkannya. Sampai hari ini PKS masih berdiri tegak dan semakin kokoh. Pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara adalah buktinya. Namun ujian tidak berhenti di sini. Karena selama kaki-kaki Amerika masih menginjak-injak harga diri ibu pertiwi, selama itulah PKS akan melawan, meski kematian sebagai tebusan. Demi keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Membela kebenaran memang pahit, mengapa? Karena syurga itu manis.

Yudi Bachtiar

*http://islamsiana.com


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar