Select Menu

Iklan 1080x90

SaintekSIROH

PKS BERKHIDMAT UNTUK RAKYAT

BERITA SIAK

FIQIH

SIROH

Kesehatan

Saintek

Video Pilihan

» » "Analisis Melonjaknya Harga Bawang dan Daging Sapi" | @DangTuangku

"Analisis Melonjaknya Harga Bawang dan Daging Sapi" | @DangTuangku


By: Abul Ezz Kamis, 21 Maret 2013 0










dangtuangku
@dangtuangku



  1. Ini tanggapan saya atas tuips akun @PartaiSocmed. Judulnya: Melonjaknya harga bawang dan daging sapi salah siapa. http://chirpstory.com/li/61528

  2. @PartaiSocmed menyebut akar masalah tingginya harga bawang dan daging karena tak diterapkan ‘hukum pasar bebas’.

  3. Menurutnya kebijakan Mentan Suswono mengecilkan kuota impor sebagai sebuah kesalahan. Melawan hukum pasar bebas.

  4. Tidak lupa pula ia menyebut gerakan ‘membeli produk Indonesia’ anti impor, utopis.

  5. Pendeknya, ia menyebut ‘gerakan membeli produk Indonesia’ hanya untuk kepentingan individu/kelompok tertentu.

  6. Oleh karena itu, ia mengkampanyekan agar segera saja dibuka kran impor khususnya komoditi petanian sebesar-besarnya.

  7. @PartaiSocmed berargumen pasar bebas timbulkan persaingan hingga petani dipaksa efisien dan konsumen terlindungi.

  8. Menurutnya, saat ini petani/peternak tak efisien sehingga ketika harga komoditi murah, petani/peternak menjadi rugi

  9. Jika kita tak kritis, kita akan menganggap hukum pasar bebas memang betul lahirkan keadilan sosial.

  10. Benarkah begitu? Tentu saja tidak. Mari kita kuliti satu persatu pikiran ngawurnya @PartaiSocmed ini.

  11. Jika kran impor dibuka sebebasnya, sesuai hukum pasar, komoditi seperti bawang misalnya akan membanjiri pasar.

  12. Sesuai hukum ekonomi, tingginya penawaran dibanding permintaan membuat harga turun. Contohnya tahun 2012 silam.

  13. Tahun 2012 silam harga bawang merah Rp3000 per kilogram. Padahal biaya produksi Rp5000 perkilogram. Petani rugi.

  14. Kerugian hampir 50 persen dari biaya total produksi itu sangat besar. Membuat modal bertaman musim depan habis.

  15. Dampaknya seperti saat ini. Petani tak punya lagi modal. Produksi bawang dalam negeri akhirnya turun drastis.

  16. Asumsi @PartaiSocmed, kerugian petani karena biaya produksi tinggi dan tak efisien. Sisi mana yang mau diefisienkan?

  17. @PartaiSocmed menyebut soal pupuk. Bukankah harga diatur pemerintah dgn harga eceran tertinggi (HET). Ini subsidi.

  18. Saya pernah meneliti cabai di sebuah desa di Lembang. Mulai produksi sampai penjualannya di Pasar Induk Kramat Jati

  19. Petani cabai di sana menghitung biaya produksi mereka mulai bibit, pupuk sampai pestisida, kecuali tenaga kerja.

  20. Jasa tenaga kerja tidak dimasukkan dalam biaya karena pengerjaan dilakukan sendiri oleh petani dan keluarganya.

  21. Setelah panen, hasil penjualan saat dikurangi biaya sama dgn total upah tenaga kerja petani dan keluarganya.

  22. Ini berarti petani sebenarnya tak pernah untung. Kecuali upah mereka bekerja di lahan mereka sendiri.

  23. Resiko kerugian lebih banyak dipikul petani ketimbang pedagang. Sebaliknya, keuntungan banyak dinikmati pedagang.

  24. Mungkin betul bila dibandingkan petani luar negeri penggunaan pupuk dan pestisida petani kita mungkin tidak efisien

  25. Namun ingat luasan rata-rata lahan petani kita hanya 0,3 hektar. Sedangkan asing rata-rata diatas tiga hektar.

  26. Penggunaan pupuk dan pestisida di lahan luas jelas lebih efisien dibandingkan lahan sempit.

  27. Jadi sampai kapanpun efisiensi produksi petani asing lebih unggul, sepanjang luas lahan petani kita masih kecil.

  28. Jadi maunya @PartaiSocmed petani kita harus lebih efisien dari asing adalah utopis sepanjang lahan masih kecil.

  29. Mengacu data BPS 2012, 120 juta penduduk Indonesia di desa. 84 juta petani. Separohnya, 42 juta, petani gurem.

  30. Pembukaan kran impor sebebas-bebasnya seperti anjuran @PartaiSocmed, akan menjadi pembantaian orang desa. Mengapa?

  31. Bertani sudah tak ekonomis. Alih profesi. Data statistik 10 thn terakhir menunjukkan pengurangan jumlah petani.

  32. Sebagian terpaksa keluar negeri jadi TKI dengan gaji murah bahkan tak digaji. Disiksa, bahkan diperkosa.

  33. Sebagian menjadi buruh industri di kota dengan upah murah. Atau perempuan – maaf – terpaksa melacur karena ekonomi.

  34. Ciloko dua belas, lahan yang dijual untuk modal jadi TKI tak lagi jadi lahan pertanian krn tak ekonomis.

  35. Lahan pertanian kita makin menyusut. Data statistik: penurunan lahan sangat luar biasa dalam satu dekade terakhir.

  36. Data BPS: 2007 lahan pertanian produktif 4,1 juta hektar. 2013 tinggal 3,5 juta hektar. 6 tahun susut 600 ribu ha.

  37. Itu sebabnya ketergantungan impor makin tinggi. Lahan pertanian yang ada tak bisa lagi mencukupi kebutuhan nasional

  38. Kelangkaan komoditi mungkin bisa ditutupi dengan impor. Tetapi bukan makin sembuh, tapi parah. IMPOR BUKAN OBAT

  39. Yang diberikan bukan obat, tapi racun. Petani kita makin dibantai dan lahan makin menyusut. IMPOR ADALAH RACUN.

  40. Lalu apa obatnya. Petani harus kembali mengerjakan lahannya. Gairahkan dengan tingginya nilai ekonomi pertanian.

  41. Seperti saat ini petani bawang sangat tersenyum. Harga sangat menjanjikan. Harga daging bagus, peternak sumringah.

  42. Ini berarti kuncinya batasi impor agr harga naik. Banyak instrumen menekan impor, sep keamanan pangan misalnya.

  43. Gairah petani tentu gairahkan ekonomi desa. 120 juta rakyat untung. Sedangkan di kota yang berniaga tak ada resiko.

  44. Mungkin awalnya kebijakan ini terasa sakit bagi sebagian. Namun tak seperti asumsi @PartaiSocmed. Malah sebaliknya.

  45. Jumlah rakyat untung jelas lebih banyak. 120 juta di desa. Petani tak perlu jadi buruh ke kota.

  46. Mereka menjadi buruh murah meriah untuk usaha “Makloon” yang dikatakan @PartaiSocmed.

  47. “Makloon” berasal dari bhs Belanda. CMT (Cut Make Trim). Semacam pelengkap industri besar. Atau bisa perakitan .

  48. Misalnya pabrik toyota, bagian spare part tertentu yang nilai ekonominya murah dikerjakan orang Indonesia.

  49. Makloon akal-akalan. Produk yang cuma 10 persen komponen nasional, dibilang produk nasional negara pasar.

  50. Tak perlu pintar ngitung. Bila 10 persen, misal mobil, maka hanya 10 persen uang penjualan mobil tetap di Indonesia

  51. Sisanya, 90%, balik lagi ke negara pemilik modal. Kalo hanya 10% tetap dan 90% terbang, kita untung apa rugi?

  52. Atau mobil Esemka yang dibangga-banggakan @PartaiSocmed. Bayangkan komponen utama Esemka hasil pabrikan asing.

  53. Berapa lokal? 10 atau 20%. Bayangkan bila diproduksi massal. 80% untuk asing 20 persen untuk kita. Untung apa rugi?

  54. Saya tak mengatakan ‘maklon’ tak menguntungkan, menguntungkan tapi untuk segelintir orang dibandingkan total rakyat

  55. Alangkah baiknya bila pertanian kita jadi tuan rumah di negeri sendiri dan industri gunakan bahan baku kita sendiri

  56. Jangan percaya tipuan pasar bebas yang dikhotbahi asing. Yang diamini kolaborator dan antek2nya di Indonesia.

  57. Mereka (asing) baru sekarang bicara pasar bebas, saat negara mereka membangun ekonomi apa yang mereka lakukan.

  58. Untuk lebih memahami, sejenak ikuti penuturan professor Ekonomi asal Cambridge, Inggris, Ha Joon Chang.

  59. 'Bad Samaritans: Rich Nations, Poor Policies and the Threat to the Developing World (2007)', Chang tuturkan D Defoe

  60. Siapa Defoe? Pengarang novel Robinson Crusoe (RC). RC tokoh fiksi; ikon para begawan ekonomi pendukung pasar bebas

  61. Hidup sendirian di pulau terpencil, RC memanfaatkan pilihan2 rasionalnya untuk memenuhi kebutuhannya.

  62. Saat bertemu mitra, ia tetapkan nilai tukar antara produknya dan produk tetangganya dlm transaksi pertukaran bebas.

  63. Bagi ekonom pro pasar bebas, cerita Robinson Crusoe menjadi bukti bahwa tiap-tiap individu hidup seperti Crusoe

  64. Biarkan mereka melakukan apa yang diinginkan tuk dirinya tanpa campur tangan pemerintah, maka itu jalan terbaik.

  65. Karya fiksi Defoe ini tak sama dengan kebijakan ekonomi Defoe saat jadi konsultan ekonomi politik Inggris.

  66. Inggris jadi macan industri setelah pemerintah disarankan campur tangan lewat subsidi, proteksi dan aksi spionase.

  67. Itu Inggris, gimana AS. Kita sering dengar khotbah Professor Amerika soal kebebasan ekonomi dan pasar bebas.

  68. Di seminar, kuliah umum, dan buku-buku yang diterbitkan lembaga riset sep Freedom Institute.

  69. Kita disuguhi pikiran Ludwig von Moses, Fredrich von Hayek, Martin Wolf, dan Milton Friedman.

  70. Namun dibalik retorika dan propaganda pasar bebas, mereka tutup rapat-rapat sejarah ekonomi-politik AS.

  71. Seperti dikatakan Chang, saat AS berdiri, bapak ekonomi pasar bebas Adam Smith, sarankan AS tak bangun manufaktur.

  72. Alasannya, selain hambat aliran impor manufaktur Eropa ke AS, juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi AS sendiri.

  73. Beberapa petinggi negara baru itu, seperti Thomas Jefferson, mengamini nasehat Adam Smith tersebut.

  74. Namun, banyak pula elite dan intelektual yang menolaknya, dengan tokoh utamanya Alexander Hamilton.

  75. Di Konggres, Hamilton tegaskan pentingnya proteksi. tarif, subsidi, larangan ekspor barang baku dan larangan impor

  76. Seluruhnya bertolak belakang saat ini dengan konsep pasar bebas nasehat IMF dan Bank Dunia ke Indonesia saat ini

  77. Jika begini apakah tidak sangat terlalu bodoh bila masih mengagungkan pasar bebas di sektor pertanian?

  78. Akun @PartaiSocmed Anda boleh benci Suswono karena latar belakang politiknya, tapi jangan korbankan petani.

  79. Keberaniannya menanggung resiko melawan mafia impor, harus diapresiasi. Jarang-jarang menteri kita pro ke petani.

  80. Salam. Semoga Indonesia kedepan menjadi lebih baik.


DPD PKS Siak - Download Android App


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
0 Comments
Tweets
Komentar