Belajar "Seni Kepemimpinan" dari Presiden PKS
By: Abul Ezz
Rabu, 27 Februari 2013
0
Aang Kunaifi
Pemerhati Politik, Mahasiswa S2 UI
Dalam sebuah artikelnya yang berjudul "Pahlawan, Pecinta dan
Pembelajar", Anis Matta mencoba menjelaskan tiga sikap jiwa yang
seharusnya hadir pada setiap diri manusia. Beliau juga menjelaskan
tentang keterkaitan ketiganya.
Semangat kepahlawanan dan kekuatan cinta menurut beliau adalah sumber
energi yang menggerakkan segenap raga kita untuk menciptakan taman
kehidupan yang indah bagi diri kita dan orang lain. Tapi pembelajaran,
sambungnya, menuntun kita untuk berjalan dengan cara yang benar pada
peta jalan yang tepat menuju kesana.
Anis melanjtutkan ceritanya, bahwa Semangat kepahlawanan dan kekuatan
cinta adalah sumber energi yang mendorong kita untuk terus-menerus
memberi, untuk berkontribusi tanpa henti dalam menciptakan taman
kehidupan yang indah itu. Tapi titik itu juga menjadi kekurangannya
hingga menuntut untuk menghadirkan sikap jiwa berikutnya, yaitu
pembelajar, karena menurut Anis, pembelajaran menuntun kita untuk
mengembangkan kapasitas diri kita, juga tanpa henti, agar semangat
memberi berbanding lurus dengan kemampuan kita untuk memberi. Sebab
mereka yang tidak punya apa-apa, kata pepatah Arab, takkan bisa memberi
apa-apa.
Itulah yang membuat saya terhanyut dalam petualangan pemikiran yang
cukup serius, berpikir dengan sangat dalam tentang ketiga hal tersebut
di atas: Pahlawan, Pencinta dan Pembelajar. Tiga kata itu saling
berkaitan satu sama lain, saling melengkapi. Begitu sempurna sosok
manusia yang mampu menghadirkan ketiga sikap jiwa itu dalam dirinnya.
Manusia adalah pemimpin, tidak hanya bagi diri sendiri dan keluarga
tetapi bagi semesta alam. Bumi ini dihamparkan sepenuhnya untuk dikelola
oleh makhluk yang bernama manusia, baik dan buruknya ada di tangan
mereka. Memimpin dunia, mengubah hutan dan semak belukar menjadi taman
yang indah, adalah bukan tugas yang teramat sederhana, tapi juga bukan
hal yang tidak mungkin untuk dilakukan, karena Allah SWT tidaklah
memberi kita amanah kecuali bahwa kita sudah dipastikan sanggup untuk
mengembannya bahkan dengan kebaikan yang terkandung di dalamnya.
Dalam salah satu tulisan yang lain saya menyampaikan bahwa memimpin
dunia itu sepenuhnya berbicara tentang memberi, tentang kontribusi.
Dengan begitu kita sebenarnya tidak sedang berbicara tentang menjadi apa
tapi justru berpikir tentang akan mengerjakan apa, memberikan apa. Nah,
karena kepemimpinan itu berbicara tentang mengerjakan dan melakukan
apa, menjadi keniscayaan bahwa manusia, kita semua harus memiliki
apa-apa untuk diberikan, karena kita tidak akan pernah bisa memberi
kalau kita tidak mempunyai.
Maka disinilah perenungan saya yang cukup mendalam bertemu dalam satu
titik bahwa ketiga sikap jiwa itu: Semangat kepahlawanan, energi cinta
dan motivasi belajar adalah sikap jiwa yang dipastikan harus hadir dalam
diri seorang pemimpin, yaitu kita semua, karena manusia, tanpa
terkecuali, mempunyai peran sebagai seorang pemimpin, pemimpin bagi
dunia. Inilah modal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Itulah Pemimpin, mereka adalah Pahlawan, mereka juga seorang Pecinta, dan tidak lupa mereka juga adalah seorang Pembelajar. []
*twitter : @Aangku
DPD PKS Siak - Download Android App