Perang Hijaratus Sijjil Hilangkan Ketakutan Warga Tepi Barat

Kini, setiap pasukan Israel menggerebek rumah dan menghalangi di jalan-jalan, warga Palestina langsung menggelar aksi protes dan berbuntut kepada bentrokan dan lemparan batu kepada pasukan Israel. Itulah kondisi Tepi Barat pasca agresi Israel Pillar of Clauds yang dihadang dengan kader perlawanan Palestina dengan “Hijaratus Sijjil”. Warga Tepi Barat sudah tidak memiliki lagi rasa takut kepada Israel. Aksi perlawanan menjadi buah bibir di kalangan pemuda.

Aktivis pemuda Palestina Mazen Al-Khawajah mengisyaratkan, terjadi perkembangan dramatis dalam bentrokan-bentrokan di Tepi Barat. Sebelum serangan Israel ke Jalur Gaza, pasukan Israel sudah biasa menggeledah rumah-rumah warga di Tepi Barat tanpa ada perlawanan atau lemparan batu.

Namun kini semuanya berubah pasca agresi Israel ke Jalur Gaza. Ada semangat jihad baru dalam diri pemuda Palestina di Tepi Barat. Mereka menjadi sangat panas dalam melawan Israel dengan melempari batu baik di Jenin atau di Hebron misalnya.

Ia menegaskan, perlawanan Palestina kini menjadi kompas satu-satunya di kalangan kelompok luas di kalangan terutama pasca agresi Israel ke Jalur Gaza yang meyakinkan mereka bahwa perlawanan mampu mewujudkan kemenangan dan menembus kekuatan Israel.

Eskalasi Israel

Keputusan Menhan Israel Ehud Barack dua hari lalu meneagskan soal “kemudahan dan pembolehan penembahakan yang dilakukan oleh pasukan Israel kepada warga Palestina selama bentrokan-bentrokan di Tepi Barat”. Ini setelah gambar video ditayangkan bagaimana pasukan Israel berhamburan karena dilempari batu oleh pemuda-pemuda Palestina di baldah Kafr Qadum di Tepi Barat.

Sebelumnya, oposisi Israel Shaul Movaz mengingatkan dalam pernyataan persnya akan kemungkinan meletusnya Intifadhah III di Tepi Barat yang akan meletus sebentar lagi. Movaz memperkirakan ini karena ia memiliki pengalaman bahwa pasca perang yang digelar Israel pasti akan meletus Intifadhah seperti Intifadhah Al-Aqsha.

Mengulang Operasi “Seterika Kesadaran”

Dalam mengatasi bentrokan dan perlawanan warga Palestina, selama beberapa tahun lalu Israel menggunakan operasi “menyeterika kesadaran” dan operasi koordinasi keamanan selama enam tahun terakhir antara Israel dan aparat keamanan otoritas Palestina di Tepi Barat. Israel merasa yakin itu akan mampu meredam perlawanan dan mengalihkan kompas perlawanan Palestina namun ternyata yang terjadi sebaliknya. Kini pemuda-pemuda Palestina di Tepi Barat bangkit melakukan perlawanan. Mereka sudah tidak sabar lagi menyaksikan tanah mereka disita, rumah mereka digerebek, dan kekerasan lainnya di Tepi Barat.(infopalestina.com)